Membelalakkan Mata untuk Indonesia

Rabu, 12 November 2014 - 11:52 WIB
Membelalakkan Mata untuk...
Membelalakkan Mata untuk Indonesia
A A A
EVI RETNO CRISTIYAN DEWI
Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia

”Pak, kami butuh pemimpin sepertiAnda. Kamibutuhpemimpin yang merakyat. Kami butuh pemimpinyangamanah. Dan kami butuh pemimpin yang tak takut dengan morfin atau sekadar bisa kadalbesar,” harapan sekelompok tukang asongan.

Terdapat banyak harapan yang ditanamkan oleh warga negara Indonesia kepada pemerintahan periode 2014-2019. Warga negara Indonesia memang butuh pemimpin yang bijaksana, bertanggung jawab, amanah, dan siap mengabdi untuk negeri bukaningin. Olehkarenaitu, adatiga hal tantangan bagi pemerintahan periode 2014-2019, yaitu usaha mewujudkan harapan warga negara.

Penanaman harapan warga negara mengenai pelbagai urusan negara dan rakyat memberikan suatu ”pengendalian” bagi pemerintahan yang baru. Semua bertopang pada satu titik: pemerintahan Bapak Joko Widodo. Warga negara Indonesia mempunyai harapan besar, seperti penyelesaian pemberantasan korupsi, penataan pasar yang baik, sistem atau tata kelola perbaikan jalan.

Semua membutuhkan perbaikan-perbaikan secara bertahap. Kebijakan kenaikan BBM yang harus dipertimbangkan ulang oleh pemerintahan yang baru. Ketika BBM naik, semua kebutuhan pokok akan naik juga. Pertimbangan ulang kenaikan BBM perlu dianalisis lebih lanjut terutama dampak bagi golongan rakyat menengah ke bawah. Bukan hanya memikirkan ”kantong negara”, melainkan juga harus memikirkan ”kantong rakyat”.

Mungkin kenaikan BBM dapat dialihkan dalam bentuk lain, seperti tetap memberikan subsidi bagi rakyat yang kurang mampu secara ekonomi, mengalihkan ke bahan bakar alternatif merekrut beberapa ahli untuk memproduksi bahan bakar alternatif. Perbaikan sistem pemerintahan ”demokrasi” yang seperti apa? Democrazy atau demokrasi yang absolut.

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat. Semua terkendali karena terdapat kesinkronan antara pemerintah dan rakyat saling berjalan berdampingan, meskipun harus ada yang mengomandani pemerintahan tetap terarah dan seimbang.

Perjalanan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia adalah kesetengahdemokrasian yang kurang tertata dengan rapi democrazy. Demokrasi yang absolut juga kurang baik karena bentuk demokrasi yang memberikan kekuasaan tertinggi secara langsung kepada rakyat. Yang baik adalah demokrasi yang seimbang antara pelaksana pengelolaan atau sistem yang baik pemerintah dan rakyat tetap memantau.

Bukan demokrasi yang terjadi sekarang, ”demokrasi yang kebablasan”. Semua orang diperbolehkan beropini, baik opini yang bermutu atau pun kurang bermutu untuk pemerintahan. Namun, pemerintah hanya mendengarkan saja masuk telinga kanan, keluar telinga kiri, tidak ada yang mempertimbangkan sama sekali.

engan demikian, tiga hal tantangan di atas menjadi bahan perundingan untuk pemerintahan yang baru. Bukan sekadar berdemokrasi ;yang kebablasan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan cepat dan tepat. Sistem harus diperbaiki dengan baik, bertahap, dan jelas agar tiga tantangan di atas dapat terselesaikan dengan baik serta menghasilkan peningkatan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7208 seconds (0.1#10.140)