Pemimpin BUMN Harus Bersih dari Nuansa Politis
A
A
A
JAKARTA - Munculnya nama mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Rinaldi Firmansyah sebagai kandidat kuat Direktur Utama PT Pertamina menuai berbagai kritikan.
Pengamat politik energi sekaligus dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menilai, Rinaldi merupakan sosok yang kurang tepat dalam menangani sektor minyak dan gas.
"Mengingat dia sebelumnya hanya merupakan Dirut Telkom yang jelas tidak ada hubungannya dengan migas," ujar Ubedillah saat dihubungi wartawan, Selasa (11/11/2014).
Dia berpendapat, berdasarkan rekam jejak Rinaldi kurang memahami permasalahan bisnis di sektor migas.
"Meski mungkin secara manajerial dia mampu berada di posisi tertinggi Pertamina, tapi patut diperhatikan juga bahwa Rinaldi merupakan sosok yang sangat politis," ucapnya.
Menurutnya, sosok berlatar belakang politikus bisa memengaruhi nasib perusahaan pelat merah tersebut. "Karena akan ada conflict of interest. Jelas dia syarat akan kepentingan apalagi seperti diketahui dia di endorse oleh Rini Soemarno dan Jusuf Kalla," tandasnya.
Pengamat politik energi sekaligus dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menilai, Rinaldi merupakan sosok yang kurang tepat dalam menangani sektor minyak dan gas.
"Mengingat dia sebelumnya hanya merupakan Dirut Telkom yang jelas tidak ada hubungannya dengan migas," ujar Ubedillah saat dihubungi wartawan, Selasa (11/11/2014).
Dia berpendapat, berdasarkan rekam jejak Rinaldi kurang memahami permasalahan bisnis di sektor migas.
"Meski mungkin secara manajerial dia mampu berada di posisi tertinggi Pertamina, tapi patut diperhatikan juga bahwa Rinaldi merupakan sosok yang sangat politis," ucapnya.
Menurutnya, sosok berlatar belakang politikus bisa memengaruhi nasib perusahaan pelat merah tersebut. "Karena akan ada conflict of interest. Jelas dia syarat akan kepentingan apalagi seperti diketahui dia di endorse oleh Rini Soemarno dan Jusuf Kalla," tandasnya.
(kur)