Hadapi MEA, Pemerintah Prioritaskan Delapan Profesi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan mempersiapkan delapan profesi prioritas untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jika delapan profesi ini tidak diperkuat, Indonesia diperkirakan gagal dalam persaingan di era pasar bebas ASEAN.
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Muh Hanif Dhakiri mengatakan, delapan profesi ini meliputi bidang akuntansi, teknik, surveyor, arsitektur, keperawatan, kesehatan, perawatan gigi, dan pariwisata. Menurut dia, Pemerintah Indonesia memberikan perhatian kepada delapan profesi ini karena masuk dalam mutu alrecognitionarrangements (MRA) yang telah ditandatangani negara-negara ASEAN.
“Sebagai tindak lanjut dari MRA ini kami akan perkuat kerja sama dengan negara ASEAN dalam penetapan dan perluasan implementasinya. Salah satunya dengan membangun pusat pelatihan kejuruan,” katanya usai membuka Pertemuan Negara-Negara ASEAN untuk Pengakuan Keterampilan Lintas Batas kemarin di Jakarta.
Hanif menjelaskan, pemerintah juga akan mempersiapkan pelatihan dasar untuk kompetensi dan sistem sertifikasi, akselerasi standar kompetensi nasional, penetapan kerangka kualifikasi nasional dan perkuatan sistem kerja sama dengan lembaga terkait. Hanif mengakui, kesepakatan internasional ini merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia terlebih dengan waktu yang mepet sekali.
Namun menteri optimistis dengan sisa waktu yang tersedia akan dimanfaatkan dengan optimal agar percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi tenaga kerja Indonesia bisa terkejar. Sementara itu, Kepala Misi OIM Indonesia Denis Nihill mengatakan ASEAN merupakan kawasan yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi global utama.
Potensi itu harus segera disambut dengan persiapan yang matang terkait kompetensi tenaga kerja, meski banyak menghadapi tantangan migrasi. “ASEAN menjadi rumah bagi angkatan kerja yang berkembang, terampil, dan bersemangat untuk berhasil dalam dunia yang semakin global,” ungkap Denis. Pemerintah Indonesia mendukung pertemuan yang bertujuan untuk pengembangan pedoman ASEAN pada kualifikasi dan penghargaan kemampuan sumber daya manusia.
Neneng zubaidah
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Muh Hanif Dhakiri mengatakan, delapan profesi ini meliputi bidang akuntansi, teknik, surveyor, arsitektur, keperawatan, kesehatan, perawatan gigi, dan pariwisata. Menurut dia, Pemerintah Indonesia memberikan perhatian kepada delapan profesi ini karena masuk dalam mutu alrecognitionarrangements (MRA) yang telah ditandatangani negara-negara ASEAN.
“Sebagai tindak lanjut dari MRA ini kami akan perkuat kerja sama dengan negara ASEAN dalam penetapan dan perluasan implementasinya. Salah satunya dengan membangun pusat pelatihan kejuruan,” katanya usai membuka Pertemuan Negara-Negara ASEAN untuk Pengakuan Keterampilan Lintas Batas kemarin di Jakarta.
Hanif menjelaskan, pemerintah juga akan mempersiapkan pelatihan dasar untuk kompetensi dan sistem sertifikasi, akselerasi standar kompetensi nasional, penetapan kerangka kualifikasi nasional dan perkuatan sistem kerja sama dengan lembaga terkait. Hanif mengakui, kesepakatan internasional ini merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia terlebih dengan waktu yang mepet sekali.
Namun menteri optimistis dengan sisa waktu yang tersedia akan dimanfaatkan dengan optimal agar percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi tenaga kerja Indonesia bisa terkejar. Sementara itu, Kepala Misi OIM Indonesia Denis Nihill mengatakan ASEAN merupakan kawasan yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi global utama.
Potensi itu harus segera disambut dengan persiapan yang matang terkait kompetensi tenaga kerja, meski banyak menghadapi tantangan migrasi. “ASEAN menjadi rumah bagi angkatan kerja yang berkembang, terampil, dan bersemangat untuk berhasil dalam dunia yang semakin global,” ungkap Denis. Pemerintah Indonesia mendukung pertemuan yang bertujuan untuk pengembangan pedoman ASEAN pada kualifikasi dan penghargaan kemampuan sumber daya manusia.
Neneng zubaidah
(bbg)