Istri Tewas Terduduk, Suami Gantung Diri
A
A
A
SALATIGA - Warga Ngawen, RT 02/ RW 15, Sidomukti, Salatiga digegerkan dengan ditemukannya pasangan suami istri (pasutri) yang tewas mengenaskan.
Paiman, 65, ditemukan tewas tergantung di warung miliknya di depan Pabrik Rokok Sampoerna Jalan Hasanudin 105, kemarin siang. Sementara istrinya, Koestiyah, 60, ditemukan tewas dalam posisi terduduk di sebuah kursi dengan kondisi luka sayat di bagian leher. Kejadian tragis itu pertama kali diketahui oleh keponakan Koestiyah, Aditya, 22, warga Noborejo.
Adit, panggilan akrab Aditya, yang sebelumnya mengantarkan Koestiyah dan kembali untuk menjemputnya mendapati warung milik Paiman terkunci rapat. Merasa curiga karena sebelumnya antara Paiman dan Koestiyah terlibat cekcok, segera memanggil satpam pabrik dan langsung mendobrak pintu warung. “Awalnya saya mengantarkan ibu Koestiyah yang berniat mengambil barang-barang di warung. Sebelumnya antara Pak Paiman dan ibu Koestiyah sedang ada keributan.
Saat itu ibu Koestiyah saya tinggal dan dijemput ayah saya. Tapi ayah saya pulang dan mengatakan pintu warung terkunci rapat. Setelah itu, saya datang lagi dan mendapati Pak Paiman tergantung dan Ibu Koestiyah duduk sambil mengeluh sakit karena luka di leher hingga bersimbah darah,” ungkap Adit. Dalam beberapa hari terakhir ini antara Paiman dan Koestiyah memang ada cekcok, dan keduanya bersepakat berpisah. Rencananya, kemarin keduanya membicarakan pembagian barang-barang yang ada di warung.
“Memang sempat ada cekcok tapi tidak ada tanda-tanda akan terjadi hal seperti ini. Saat beberapa petugas polisi, satpam, dan saya masuk ke warung, Pak Paiman tergantung di dalam kamar yang terkunci dari dalam,” ungkapnya.
Panit I Polsek Sidomukti Iptu Sulistiyono menerangkan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) awal, Paiman murni gantung diri karena tidak ditemukan bekas tanda-tanda penganiayaan. Mengenai luka yang ada di leher Koestiyah, pihaknya masih mendalami hal tersebut untuk memastikan penyebabnya.
Ahmad antoni
Paiman, 65, ditemukan tewas tergantung di warung miliknya di depan Pabrik Rokok Sampoerna Jalan Hasanudin 105, kemarin siang. Sementara istrinya, Koestiyah, 60, ditemukan tewas dalam posisi terduduk di sebuah kursi dengan kondisi luka sayat di bagian leher. Kejadian tragis itu pertama kali diketahui oleh keponakan Koestiyah, Aditya, 22, warga Noborejo.
Adit, panggilan akrab Aditya, yang sebelumnya mengantarkan Koestiyah dan kembali untuk menjemputnya mendapati warung milik Paiman terkunci rapat. Merasa curiga karena sebelumnya antara Paiman dan Koestiyah terlibat cekcok, segera memanggil satpam pabrik dan langsung mendobrak pintu warung. “Awalnya saya mengantarkan ibu Koestiyah yang berniat mengambil barang-barang di warung. Sebelumnya antara Pak Paiman dan ibu Koestiyah sedang ada keributan.
Saat itu ibu Koestiyah saya tinggal dan dijemput ayah saya. Tapi ayah saya pulang dan mengatakan pintu warung terkunci rapat. Setelah itu, saya datang lagi dan mendapati Pak Paiman tergantung dan Ibu Koestiyah duduk sambil mengeluh sakit karena luka di leher hingga bersimbah darah,” ungkap Adit. Dalam beberapa hari terakhir ini antara Paiman dan Koestiyah memang ada cekcok, dan keduanya bersepakat berpisah. Rencananya, kemarin keduanya membicarakan pembagian barang-barang yang ada di warung.
“Memang sempat ada cekcok tapi tidak ada tanda-tanda akan terjadi hal seperti ini. Saat beberapa petugas polisi, satpam, dan saya masuk ke warung, Pak Paiman tergantung di dalam kamar yang terkunci dari dalam,” ungkapnya.
Panit I Polsek Sidomukti Iptu Sulistiyono menerangkan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) awal, Paiman murni gantung diri karena tidak ditemukan bekas tanda-tanda penganiayaan. Mengenai luka yang ada di leher Koestiyah, pihaknya masih mendalami hal tersebut untuk memastikan penyebabnya.
Ahmad antoni
(ars)