Meraup Untung Bisnis Melepas Penat
A
A
A
Nongkrong. Kebiasaan yang dulu selalu disematkan dengan kegiatan negatif. Tapi, kini sebaliknya. Di tangan mereka yang jeli, nongkrong justru bisa menjadi pundi-pundi pendapatan.
Kebiasaan “kongkow-kongkow “ atau yang sering dibilang nongkrong bagi sebagian besar masyarakat urban kini sudah menjadi kebiasaan lazim.
Bahkan, nongkrong sudah menjadi gaya hidup, khususnya bagi kaum muda urban. Saat ini, nongkrong atau dudukduduk santai di kedai kopi atau kafetaria telah menjadi budaya produktif di kalangan kelas menengah urban. Bukan hanya para pekerja kantor yang menghabiskan sebagian waktunya di kursi-kursi kafe, ada pula anakanak sekolah dan mahasiswa.
Pada jamjam khusus mereka memadati tempattempat nongkrong tersebut. Sebagian datang untuk melepas penat, sebagian lagi ada yang hanya menjadikannya sebagai ajang berkumpul, ada pula yang nongkrong untuk berdiskusi, merencanakan program, bahkan kesepakatan bisnis. Meski harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup mahal dibanding warung biasa, karena suasananya nyaman, bersih, serta dilengkapi fasilitas yang memadai (parkir dan akses wifi ), anak-anak muda tongkrongan ini betah lama-lama berkumpul.
Demi memfasilitasi pengunjung yang datang setiap waktu, beberapa kedai kopi sengaja dibuka sepanjang hari. Apalagi, saat ini ngopi dan nongkrong menjadi budaya yang lumrah. Tak heran bila semakin banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan fenomena kebiasaan nongkrong sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.
Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Makassar, Bandung, dan Surabaya banyak berdiri kafe dan convenience store yang sengaja didesain sebagai tempat nongkrong yang nyaman bagi kalangan remaja. Salah satu kafe yang dikonsep sebagai tempat melepas penat para karyawan kantor, mahasiswa, dan komunitas hobi adalah Az-Zahra Cafe. Berdiri lima tahun lalu, kafe ini memiliki letak yang strategis berada di Jalan Ujung No 25 dan Jalan Bandang No 194, Makassar.
Manager Operational Az-Zahra Cafe Amrullah Umar (Amar) mengatakan, untuk mengimbangi aktivitas masyarakat perkotaan yang butuh layanan yang cepat dan mewah, kegiatan makan dan minum kopi juga mesti disajikan secara instan, pelayanan maksimal, dan suasana yang khas. Pelayanan yang nyaman akan mudah menarik anak muda berdatangan.
“Jika pada pagi hari dan jam-jam istirahat, kafe dipadati para karyawan yang akan berangkat ke kantor. Sementara, pada sore dan malam hari anak-anak muda berdatangan untuk sekedar nongkrong,” tutur Amar kepada KORAN SINDO kemarin. Desain yang menarik dari kafe ini tidak lain karena konsepnya yang menonjolkan sisi tradisional daerah Makassar.
Meski begitu. karakter Az-Zahra Cafe tetap mengusung konsep modern karena pelayanan dan manajerialnya yang rapi. Selain menyuguhkan kopi, di sini juga tersedia aneka kue khas Sulawesi Selatan, seperti barongko, putu cangkir, panada, serta ka’do bo’dong. Siapa yang sangka, dari memanfaatkan peluang kebiasaan nongkrong tersebut, kafe ini menghasilkan omzet ratusan juta setiap tahun.
Pemilik Az- Zahra Cafe Abdullah Umar mengatakan, pendapatan kotor dua kafe Az-Zahra mencapai Rp100 juta per bulan. Sementara, pendapatan bersih mencapai Rp50- 60 juta per bulan. “Meski kafe ini baru berdiri tahun 2009, pelanggan yang datang sangat banyak dan beragam profesi,” kata Umar.
Dengan menawarkan sajian menu tradisional, serta pelayanan dan interior kafe yang modern, ternyata bisnis ini berhasil menarik penikmat kopi dari beragam kalangan. Kafe ini berhasil menggaet warga urban yang biasa nongkrong. Selain pengunjung dapat bersantai-santai, mereka juga bisa menyelesaikan pekerjaan kantor. Jika di kantor dituntut untuk serius, di kafe pekerjaan bisa dilakukan dalam iringan musik, suasana yang nyaman, plus sajian menu yang menarik.
“Suasana yang santai dan penuh keramahan itu bisa ditemukan di sini. Orang bisa ngobrol santai di sini, dan bisa juga membicarakan hal yang paling serius. Kafe ini dikonsep untuk orangorang yang membutuhkan penyegaran pikiran,” urai Umar. Kafe maupun convenience store yang menyediakan tempat nongkrong saat ini sedang menjadi fenomena baru di perkotaan. Aktivitas pekerjaan yang melelahkan membuat pikiran mereka jenuh, sehingga butuh untuk penyegaran.
“Nah , ide berdirinya kafe ini tidak lain untuk memfasilitasi masyarakat urban supaya fresh pikirannya. Mereka juga akan menemukan teman-teman baru, dan bisa membincangkan persoalan apa pun di sini,” tutur Umar. Beralih ke Jakarta, tempat-tempat hangout bagi anak muda lebih beragam. Tidak hanya sekadar tempat ngopi . Saatinitidaksedikit bar dan restoran yang menawarkan konsep nongkrong. Sebut saja Mellys Garden Bar and Resto yang terletak di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Tempat yang mengusung konsep garden ini menawarkan pengalaman berbeda bagi para penikmat bir. Saat weekdays, pengunjung disuguhkan live music sambil menikmati aneka minuman, khususnya bir di tengah taman yang bernuansa Bali. Tampilan bangunan yang kasual di bagian taman membuat para pengunjung merasa nyaman sembari menikmati camilan dan hidangan lokal, “ gorengan kampung “, yang ditawarkan.
Tak heran Mellys Garden hampir selalu penuh setiap malam, terlebih di akhir pekan. Bergeser tak jauh dari Mellys Garden, tepatnya di Jalan KH Wahid Hasyim juga berdiri tempat nongkrong serupa yakni Beer Garden. Bedanya, tempat yang dikelola Biko Group ini menawarkan konsep nice neighboorhood . Di sini pengunjung bisa melihat suasana sekitar kawasan Kebon Sirih dan Menteng dari ketinggian di bagian rooftop. Sesuai namanya, Beer Garden, tempat ini juga dipenuhi tanaman rambat pada bagian dinding, sesuai dengan konsep garden yang diusung.
Serupa dengan Mellys, tempat ini bisa menampung ratusan pengunjung setiap malam. Selain menyediakan aneka bir yang lumayan lengkap, Beer Garden juga “berkewajiban” memberikan edukasi baik mengenai asal dan hingga jenis-jenis bir pada para pengunjung yang datang. Lewat cara ini, Beer Garden menawarkan suasana hangat dan kasual beer house.
Ya, sektor bisnis yang memanfaatkan budaya nongkrong akan tetap menarik dalam beberapa tahun ke depan. Selain karena sudah menjadi budaya warga Indonesia, nongkrong adalah pilihan menarik untuk melepas penat dan bertemu teman-teman sejawat.
Nafi muthohirin/Yani a
Kebiasaan “kongkow-kongkow “ atau yang sering dibilang nongkrong bagi sebagian besar masyarakat urban kini sudah menjadi kebiasaan lazim.
Bahkan, nongkrong sudah menjadi gaya hidup, khususnya bagi kaum muda urban. Saat ini, nongkrong atau dudukduduk santai di kedai kopi atau kafetaria telah menjadi budaya produktif di kalangan kelas menengah urban. Bukan hanya para pekerja kantor yang menghabiskan sebagian waktunya di kursi-kursi kafe, ada pula anakanak sekolah dan mahasiswa.
Pada jamjam khusus mereka memadati tempattempat nongkrong tersebut. Sebagian datang untuk melepas penat, sebagian lagi ada yang hanya menjadikannya sebagai ajang berkumpul, ada pula yang nongkrong untuk berdiskusi, merencanakan program, bahkan kesepakatan bisnis. Meski harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup mahal dibanding warung biasa, karena suasananya nyaman, bersih, serta dilengkapi fasilitas yang memadai (parkir dan akses wifi ), anak-anak muda tongkrongan ini betah lama-lama berkumpul.
Demi memfasilitasi pengunjung yang datang setiap waktu, beberapa kedai kopi sengaja dibuka sepanjang hari. Apalagi, saat ini ngopi dan nongkrong menjadi budaya yang lumrah. Tak heran bila semakin banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan fenomena kebiasaan nongkrong sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.
Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Makassar, Bandung, dan Surabaya banyak berdiri kafe dan convenience store yang sengaja didesain sebagai tempat nongkrong yang nyaman bagi kalangan remaja. Salah satu kafe yang dikonsep sebagai tempat melepas penat para karyawan kantor, mahasiswa, dan komunitas hobi adalah Az-Zahra Cafe. Berdiri lima tahun lalu, kafe ini memiliki letak yang strategis berada di Jalan Ujung No 25 dan Jalan Bandang No 194, Makassar.
Manager Operational Az-Zahra Cafe Amrullah Umar (Amar) mengatakan, untuk mengimbangi aktivitas masyarakat perkotaan yang butuh layanan yang cepat dan mewah, kegiatan makan dan minum kopi juga mesti disajikan secara instan, pelayanan maksimal, dan suasana yang khas. Pelayanan yang nyaman akan mudah menarik anak muda berdatangan.
“Jika pada pagi hari dan jam-jam istirahat, kafe dipadati para karyawan yang akan berangkat ke kantor. Sementara, pada sore dan malam hari anak-anak muda berdatangan untuk sekedar nongkrong,” tutur Amar kepada KORAN SINDO kemarin. Desain yang menarik dari kafe ini tidak lain karena konsepnya yang menonjolkan sisi tradisional daerah Makassar.
Meski begitu. karakter Az-Zahra Cafe tetap mengusung konsep modern karena pelayanan dan manajerialnya yang rapi. Selain menyuguhkan kopi, di sini juga tersedia aneka kue khas Sulawesi Selatan, seperti barongko, putu cangkir, panada, serta ka’do bo’dong. Siapa yang sangka, dari memanfaatkan peluang kebiasaan nongkrong tersebut, kafe ini menghasilkan omzet ratusan juta setiap tahun.
Pemilik Az- Zahra Cafe Abdullah Umar mengatakan, pendapatan kotor dua kafe Az-Zahra mencapai Rp100 juta per bulan. Sementara, pendapatan bersih mencapai Rp50- 60 juta per bulan. “Meski kafe ini baru berdiri tahun 2009, pelanggan yang datang sangat banyak dan beragam profesi,” kata Umar.
Dengan menawarkan sajian menu tradisional, serta pelayanan dan interior kafe yang modern, ternyata bisnis ini berhasil menarik penikmat kopi dari beragam kalangan. Kafe ini berhasil menggaet warga urban yang biasa nongkrong. Selain pengunjung dapat bersantai-santai, mereka juga bisa menyelesaikan pekerjaan kantor. Jika di kantor dituntut untuk serius, di kafe pekerjaan bisa dilakukan dalam iringan musik, suasana yang nyaman, plus sajian menu yang menarik.
“Suasana yang santai dan penuh keramahan itu bisa ditemukan di sini. Orang bisa ngobrol santai di sini, dan bisa juga membicarakan hal yang paling serius. Kafe ini dikonsep untuk orangorang yang membutuhkan penyegaran pikiran,” urai Umar. Kafe maupun convenience store yang menyediakan tempat nongkrong saat ini sedang menjadi fenomena baru di perkotaan. Aktivitas pekerjaan yang melelahkan membuat pikiran mereka jenuh, sehingga butuh untuk penyegaran.
“Nah , ide berdirinya kafe ini tidak lain untuk memfasilitasi masyarakat urban supaya fresh pikirannya. Mereka juga akan menemukan teman-teman baru, dan bisa membincangkan persoalan apa pun di sini,” tutur Umar. Beralih ke Jakarta, tempat-tempat hangout bagi anak muda lebih beragam. Tidak hanya sekadar tempat ngopi . Saatinitidaksedikit bar dan restoran yang menawarkan konsep nongkrong. Sebut saja Mellys Garden Bar and Resto yang terletak di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Tempat yang mengusung konsep garden ini menawarkan pengalaman berbeda bagi para penikmat bir. Saat weekdays, pengunjung disuguhkan live music sambil menikmati aneka minuman, khususnya bir di tengah taman yang bernuansa Bali. Tampilan bangunan yang kasual di bagian taman membuat para pengunjung merasa nyaman sembari menikmati camilan dan hidangan lokal, “ gorengan kampung “, yang ditawarkan.
Tak heran Mellys Garden hampir selalu penuh setiap malam, terlebih di akhir pekan. Bergeser tak jauh dari Mellys Garden, tepatnya di Jalan KH Wahid Hasyim juga berdiri tempat nongkrong serupa yakni Beer Garden. Bedanya, tempat yang dikelola Biko Group ini menawarkan konsep nice neighboorhood . Di sini pengunjung bisa melihat suasana sekitar kawasan Kebon Sirih dan Menteng dari ketinggian di bagian rooftop. Sesuai namanya, Beer Garden, tempat ini juga dipenuhi tanaman rambat pada bagian dinding, sesuai dengan konsep garden yang diusung.
Serupa dengan Mellys, tempat ini bisa menampung ratusan pengunjung setiap malam. Selain menyediakan aneka bir yang lumayan lengkap, Beer Garden juga “berkewajiban” memberikan edukasi baik mengenai asal dan hingga jenis-jenis bir pada para pengunjung yang datang. Lewat cara ini, Beer Garden menawarkan suasana hangat dan kasual beer house.
Ya, sektor bisnis yang memanfaatkan budaya nongkrong akan tetap menarik dalam beberapa tahun ke depan. Selain karena sudah menjadi budaya warga Indonesia, nongkrong adalah pilihan menarik untuk melepas penat dan bertemu teman-teman sejawat.
Nafi muthohirin/Yani a
(ars)