AS Cairkan Kebekuan dengan Iran
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengirimkan surat rahasia kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk membahas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kesepakatan nuklir.
Upaya korespondensi pribadi tersebut memecahkan kebuntuan diplomasi Teheran- Washington sejak 1979. Surat rahasia itu dikirim bulan lalu dan baru diungkapkan ke publik oleh media ternama AS, Wall Street Journal, Kamis (6/11), berdasarkan sumber orang yang mengetahui korespondensi itu. Pengiriman surat juga menjadi gaya diplomasi baru Obama dalam membuka komunikasi dengan Khamenei.
Sejak 1979, AS tidak memiliki kedutaan besar di Teheran setelah krisis penyanderaan selama 444 hari. “Obama menawarkan pertempuran bersama melawan ISIS,” ajak Obama dalam suratnya seperti diungkapkan banyak sumber. Dalamsuratnya, Obamamenekankan agar Khamenei bisa bekerja sama dalam memerangi gerilyawan ISIS di sela negosiasi mengenai program nuklir.
Surat itu diyakini sebagai surat keempat Obama untuk Khamenei sejak pemimpin AS itu berkuasa sejak 2009. Pejabat AS pun mengatakan, Khamenei tidak pernah merespons surat tersebut secara pribadi. Ini menunjukkan Khamenei mengabaikan niat baik Obama. Tapi, Presiden Obama tetap bersikeras untuk membuka jalur komunikasi hingga mengirimkan surat lebih dari satu kali.
Gedung Putih tidak membantah atau mengonfirmasi keberadaan surat rahasia itu. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengungkapkan, dia tidak berhak mendiskusikan korespondensi pribadi antara presiden dan pemimpin dunia lain.
“AS tidak akan menjalin kerja sama militer dengan Iran dan tidak akan berbagai informasi intelijen dengan mereka,” katanya, dikutip Reuters. Dia mengungkapkan, kebijakan AS tentang Iran tidak akan berubah. Banyak dari aliansi regional AS di Timur Tengah yang khawatir pemerintahan Obama akan membuka hubungan diplomatik dengan Iran.
Israel dan Arab Saudi merupakan dua negara yang menanti penjelasan AS mengenai upaya pembukaan hubungan diplomatik tersebut. Komunikasi antara Teheran dan Washington bukan hal baru. Seperti dilaporkan CNN, mengutip pejabat senior AS dan diplomat Barat, Washington memang telah berkomunikasi dengan Iran melalui Irak. Komunikasi itu untuk menghindari konflik dalam operasi Iran dan AS di Irak.
“Kita bekerja sama dengan Irak. Baghdad memiliki hubungan khusus dengan Iran,” papar penasihat senior Gedung Putih Dan Pfeiffer. Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, komunikasi Teheran dan Washington dalam militer selalu melalui militer Irak. Media komunikasi itu sangat diperlukan karena AS dan Iran beroperasi di wilayah udara yang sama di Irak.
“Dalam manajemen wilayah udara merupakan salah satu wilayah kerja sama. Itu bertujuan agar pasukan Iran dan AS tidak berkonflik saat melancarkan operasi militer dizona udara yang sama,” kata sumber anonim itu. Terungkapnya komunikasi antara AS dan Irak ternyata tidak melingkupi strategi dan intelijen. “Dengan menghormati Iran, kita tidak berkoordinasi dengan Iran, seperti yang kamu ketahui,” kata Jenderal Lloyd Austin, kepala Komando Pusat AS.
Senator Partai Republik John McCain dan Lindsey Graham menyalahkan kebijakan komunikasi pemerintah Obama. “Itu sungguh memalukan untuk mendekati rezim Iran dengan menggunakan isu ISIS,” kata kedua senator dalam pernyataan bersama. Mereka menganggap Iran akan melakukan segala upaya untuk melemahkan AS. Sementara itu, Iran dan AS masih menegosiasikan kesepakatan nuklir Teheran yang kompleks.
Teheran masih berambisi untuk mengurangi sanksi internasional terhadap negaranya. Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan bertemu Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Minggu (9/11) di Muscat, Oman, bersama kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Cathy Ashton. Muscat merupakan lokasi perundingan rahasia antara Iran dan AS pada 2012 sebagai langkah awal mengajak Teheran kembali ke negosiasi nuklir. Setelah perundingan Muscat, negosiasi akan dilanjutkan ke Vienna pada 18 November untuk menekan kesepakatan akhir menjelang tenggat waktu 24 November mendatang.
Andika hendra m
Upaya korespondensi pribadi tersebut memecahkan kebuntuan diplomasi Teheran- Washington sejak 1979. Surat rahasia itu dikirim bulan lalu dan baru diungkapkan ke publik oleh media ternama AS, Wall Street Journal, Kamis (6/11), berdasarkan sumber orang yang mengetahui korespondensi itu. Pengiriman surat juga menjadi gaya diplomasi baru Obama dalam membuka komunikasi dengan Khamenei.
Sejak 1979, AS tidak memiliki kedutaan besar di Teheran setelah krisis penyanderaan selama 444 hari. “Obama menawarkan pertempuran bersama melawan ISIS,” ajak Obama dalam suratnya seperti diungkapkan banyak sumber. Dalamsuratnya, Obamamenekankan agar Khamenei bisa bekerja sama dalam memerangi gerilyawan ISIS di sela negosiasi mengenai program nuklir.
Surat itu diyakini sebagai surat keempat Obama untuk Khamenei sejak pemimpin AS itu berkuasa sejak 2009. Pejabat AS pun mengatakan, Khamenei tidak pernah merespons surat tersebut secara pribadi. Ini menunjukkan Khamenei mengabaikan niat baik Obama. Tapi, Presiden Obama tetap bersikeras untuk membuka jalur komunikasi hingga mengirimkan surat lebih dari satu kali.
Gedung Putih tidak membantah atau mengonfirmasi keberadaan surat rahasia itu. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengungkapkan, dia tidak berhak mendiskusikan korespondensi pribadi antara presiden dan pemimpin dunia lain.
“AS tidak akan menjalin kerja sama militer dengan Iran dan tidak akan berbagai informasi intelijen dengan mereka,” katanya, dikutip Reuters. Dia mengungkapkan, kebijakan AS tentang Iran tidak akan berubah. Banyak dari aliansi regional AS di Timur Tengah yang khawatir pemerintahan Obama akan membuka hubungan diplomatik dengan Iran.
Israel dan Arab Saudi merupakan dua negara yang menanti penjelasan AS mengenai upaya pembukaan hubungan diplomatik tersebut. Komunikasi antara Teheran dan Washington bukan hal baru. Seperti dilaporkan CNN, mengutip pejabat senior AS dan diplomat Barat, Washington memang telah berkomunikasi dengan Iran melalui Irak. Komunikasi itu untuk menghindari konflik dalam operasi Iran dan AS di Irak.
“Kita bekerja sama dengan Irak. Baghdad memiliki hubungan khusus dengan Iran,” papar penasihat senior Gedung Putih Dan Pfeiffer. Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, komunikasi Teheran dan Washington dalam militer selalu melalui militer Irak. Media komunikasi itu sangat diperlukan karena AS dan Iran beroperasi di wilayah udara yang sama di Irak.
“Dalam manajemen wilayah udara merupakan salah satu wilayah kerja sama. Itu bertujuan agar pasukan Iran dan AS tidak berkonflik saat melancarkan operasi militer dizona udara yang sama,” kata sumber anonim itu. Terungkapnya komunikasi antara AS dan Irak ternyata tidak melingkupi strategi dan intelijen. “Dengan menghormati Iran, kita tidak berkoordinasi dengan Iran, seperti yang kamu ketahui,” kata Jenderal Lloyd Austin, kepala Komando Pusat AS.
Senator Partai Republik John McCain dan Lindsey Graham menyalahkan kebijakan komunikasi pemerintah Obama. “Itu sungguh memalukan untuk mendekati rezim Iran dengan menggunakan isu ISIS,” kata kedua senator dalam pernyataan bersama. Mereka menganggap Iran akan melakukan segala upaya untuk melemahkan AS. Sementara itu, Iran dan AS masih menegosiasikan kesepakatan nuklir Teheran yang kompleks.
Teheran masih berambisi untuk mengurangi sanksi internasional terhadap negaranya. Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan bertemu Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Minggu (9/11) di Muscat, Oman, bersama kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Cathy Ashton. Muscat merupakan lokasi perundingan rahasia antara Iran dan AS pada 2012 sebagai langkah awal mengajak Teheran kembali ke negosiasi nuklir. Setelah perundingan Muscat, negosiasi akan dilanjutkan ke Vienna pada 18 November untuk menekan kesepakatan akhir menjelang tenggat waktu 24 November mendatang.
Andika hendra m
(bbg)