100.000 Orang Berdemo, Brussels Rusuh

Sabtu, 08 November 2014 - 12:36 WIB
100.000 Orang Berdemo,...
100.000 Orang Berdemo, Brussels Rusuh
A A A
BRUSSELS - Kerusuhan melanda Belgia saat 100.000 pengunjuk rasa turun ke jalan pada Kamis (6/11) waktu setempat atau kemarin pagi waktu Indonesia. Itu merupakan demonstran terbesar sepanjang sejarah di Belgia sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan program penghematan pemerintahan baru Perdana Menteri (PM) Belgia Charles Michel.

Para demonstran menari di atas mobil yang digulingkan dan melempari gedung serta membakar kembang api selama protes. Mereka juga membakar sampah dan menyusun barikade. Polisi anti huru-hara terpaksa menembakkan gas air mata dan terjebak baku hantam dengan para demonstran yang anarkistis. Paramedis merawat sedikitnya satu orang demonstran yang mengalami patah hidung.

Demonstrasi itu merupakan serangkaian aksi yang digelar oleh Serikat Dagang dan Pekerja Belgia. Mereka merencanakan unjuk rasa di beberapa provinsi dalam beberapa pekan mendatang. Mulai 24 November, semua wilayah di Belgia juga akan menggelar serangkaian demonstrasi. Nantinya, aksi mogok massal di seluruh Belgia direncanakan digelar pada 15 Desember mendatang.

Polisi mengungkapkan, sedikitnya 100.000 demonstran berkumpul di Brussels. Sedangkan serikat dagang menyatakan lebih dari 130.000 demonstran bergabung dalam aksi itu. Itu merupakan demonstrasi terbesar yang pernah terjadi di Belgia, pada demonstrasi 2013 hanya diikuti 40.000 orang. Operator kereta api SNCV menjual 80.000 tiket bagi demonstran dan menambahkan 15 kereta tambahan.

Serikat dagang dan pekerja juga menyewa 500 bus untuk mengangkut para demonstran dari berbagai penjuru wilayah ke ibu kota. Kabinet pemerintahan Belgia langsung menggelar pertemuan langsung dengan tiga serikat utama. “Sinyalnya sangat jelas. Rakyat marah. Kebijakan pemerintah sangat tidak adil,” kata kepala serikat ACV Marc Leemans kepada Reuters.

Belum ada kesepakatan akhir dan konsesi yang dicapai dalam pertemuan itu. “Berbagai langkah pemerintah menciptakan potensi ledakan,” kata Sekjen Serikat Belgia, CSC, Marie-Helene Ska, kepada harian Le Soir. Sikap serikat dagang dan pekerja Belgia didukung partaipartai yang berhaluan sosialis ekstrem. Mereka sepakat untuk menolak usulan pemerintah itu. “Berbagai langkah yang diajukan pemerintah itu tidak adil,” kata pemimpin sosialis, Laurette Onkelinx.

Serikat dan partai berhaluan sosialis juga sepakat menolak rencana untuk menaikkan umur pensiun dari 65 ke 66 tahun. “Saya berusia 50 tahun, 17 tahun lagi harus bekerja itu terlalu panjang,” kata Ralph Lauwmans, seorang kepala sekolah dari wilayah Flanders, kepada AFP. Pemerintahan baru Belgia berusaha memotong anggaran pegawai sipil, termasuk mereka yang bekerja di bidang kebudayaan dan penelitian ilmiah, dengan penghematan senilai USD13,6 juta.

“Kita telah membuat kesepakatan mengenai anggaran untuk tahun 2018,” kata PM Michel, 38, setelah koalisi terbentuk pada bulan lalu. Koalisi pemerintahan terdiri dari tiga partai, yakni New Flemish Alliance, the Christian Democrat CD&V, Open VLD dan partai pimpinan Michel yang berhaluan liberal.

Pemerintahan PM Michel sepertinya akan menghadapi permasalahan seperti pemerintahan sebelumnya. Mereka tidak mampu menyatukan perbedaan antara warga Belgia yang berbicara dengan bahasa Flemish di utara dengan kecenderungan konservatif dan warga Belgia yang berbicara dengan bahasa Prancis di selatan dengan haluan lebih liberal.

Perpecahan itu semakin diperparah karena partai-partai sosialis untuk pertama kalinya dalam 26 tahun terakhir tidak bergabung dalam koalisi pemerintah. Bukan hanya Belgia semata negara yang menjadi anggota Uni Eropa dihantam demonstrasi akibat penghematan. Seperti halnya Yunani, Spanyol dan Italia juga pernah mengalami aksi kekerasan dan demonstrasi akibat kebijakan penghematan.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9946 seconds (0.1#10.140)