Polisi Kejar Anggota Kelompok Teroris Santoso
A
A
A
JAKARTA - Aparat kepolisian masih terus mengejar dan menyisir sejumlah lokasi untuk menemukan anggota teroris kelompok Santoso di Desa Padang Lembara, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Penyisiran ini dilakukan setelah sebelumnya terjadi kontak senjata antara aparat kepolisian dan kelompok Santoso. Berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, baku tembak tersebut menyebabkan jatuhnya korban. “Katanya ada korban, kita belum temukan itu,” tandas Kapolri Jenderal Pol Sutarman seusai membuka Pameran Foto Operasi Mantap Brata 2014 di Kasablanka, Jakarta, kemarin.
Sutarman mengatakan, meski hingga kini belum mendapati adanya korban jiwa, di tempat sekitar kejadian perkara memang ditemukan adanya ceceran darah. Sebelumnya beredar informasi bahwa dua terduga teroris anggota kelompok Santoso tertembak saat baku tembak dengan aparat kepolisian terjadi di desa itu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar sebelumnya mengatakan, setelah proses tembak- menembak belum diketahui petugas adanya informasi tersebut. “Berkembang di masyarakat akan adanya info yang tertembak. Kita belum menemukan identitas korban itu. Jadi ini masih berjalan,” ujarnya. Boy mengatakan, Polri masih terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi baku tembak.
Polri, imbuhnya, mengalami kesulitan untuk memastikan ada atau tidaknya korban seusai peristiwa kontak senjata itu, sebab kondisi geografis di lokasi baku tembak sangat sulit dijangkau. “Saat ini sedang dicek karena ada info tertembak yang sifatnya dari masyarakat, belum temuan dari petugas. Tim kita masih mencari tahu siapa yang tertembak itu,” papar Boy.
Boy melanjutkan, ada kemungkinan lokasi tersebut adalah tempat pelatihan teror, sebab petugas juga menemukan beberapa bom rakitan di lokasi. “Karena mereka bersifat mobile. Pelatihannya berpindah-pindah,” ungkapnya.
Poso, menurut Boy, merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih terus berhadapan dengan kelompok teroris. Misalnya saja kelompok teroris dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso ini. “Mereka menjadikan Poso sebagai basis tempat latihannya. MIT pimpinan Santoso yang masih beraktivitas di sana. Sebelumnya ada empat orang asing yang akan bergabung. Itu kita potong di sana juga,” paparnya.
Karena itu, Polda Sulawesi Tengah dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri memiliki pekerjaan yang cukup berat. Pasalnya, kelompok teroris Santoso ini selalu berada di pegunungan dan berpindah- pindah sehingga sangat sulit dilacak. Bahkan, ujarnya, ada upaya juga kelompok Santoso ini menyerangpendudukyangmemberikan dukungan kepada aparat kepolisian. Boy mengaku, ada upaya maksimal dari kelompok ini untuk menjadikan Poso sebagai basis perjuangan mereka.
Dita angga
Penyisiran ini dilakukan setelah sebelumnya terjadi kontak senjata antara aparat kepolisian dan kelompok Santoso. Berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, baku tembak tersebut menyebabkan jatuhnya korban. “Katanya ada korban, kita belum temukan itu,” tandas Kapolri Jenderal Pol Sutarman seusai membuka Pameran Foto Operasi Mantap Brata 2014 di Kasablanka, Jakarta, kemarin.
Sutarman mengatakan, meski hingga kini belum mendapati adanya korban jiwa, di tempat sekitar kejadian perkara memang ditemukan adanya ceceran darah. Sebelumnya beredar informasi bahwa dua terduga teroris anggota kelompok Santoso tertembak saat baku tembak dengan aparat kepolisian terjadi di desa itu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar sebelumnya mengatakan, setelah proses tembak- menembak belum diketahui petugas adanya informasi tersebut. “Berkembang di masyarakat akan adanya info yang tertembak. Kita belum menemukan identitas korban itu. Jadi ini masih berjalan,” ujarnya. Boy mengatakan, Polri masih terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi baku tembak.
Polri, imbuhnya, mengalami kesulitan untuk memastikan ada atau tidaknya korban seusai peristiwa kontak senjata itu, sebab kondisi geografis di lokasi baku tembak sangat sulit dijangkau. “Saat ini sedang dicek karena ada info tertembak yang sifatnya dari masyarakat, belum temuan dari petugas. Tim kita masih mencari tahu siapa yang tertembak itu,” papar Boy.
Boy melanjutkan, ada kemungkinan lokasi tersebut adalah tempat pelatihan teror, sebab petugas juga menemukan beberapa bom rakitan di lokasi. “Karena mereka bersifat mobile. Pelatihannya berpindah-pindah,” ungkapnya.
Poso, menurut Boy, merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih terus berhadapan dengan kelompok teroris. Misalnya saja kelompok teroris dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso ini. “Mereka menjadikan Poso sebagai basis tempat latihannya. MIT pimpinan Santoso yang masih beraktivitas di sana. Sebelumnya ada empat orang asing yang akan bergabung. Itu kita potong di sana juga,” paparnya.
Karena itu, Polda Sulawesi Tengah dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri memiliki pekerjaan yang cukup berat. Pasalnya, kelompok teroris Santoso ini selalu berada di pegunungan dan berpindah- pindah sehingga sangat sulit dilacak. Bahkan, ujarnya, ada upaya juga kelompok Santoso ini menyerangpendudukyangmemberikan dukungan kepada aparat kepolisian. Boy mengaku, ada upaya maksimal dari kelompok ini untuk menjadikan Poso sebagai basis perjuangan mereka.
Dita angga
(bbg)