Marwan Janji Ganti Jembatan Gantung Lebak
A
A
A
LEBAK - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan akan membangun jembatan gantung di Kampung Ciujung, Desa Jayasari, Cimarga, Lebak, Banten. Langkah tersebut untuk mempermudah akses perekonomian dan penguatan desa.
“Saya berjanji sampai saya berhenti sebagai menteri jembatan ini tidak boleh ada lagi,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Ja’far saat berdiri di atas jembatan gantung Ciujung kemarin.
Jembatan gantung ini menghubungkan Desa Jayasari dengan jalan raya. Anak-anak sekolah pun harus jalan kaki 3 kilometer dan melewati jembatan sepanjang 100 meter itu untuk ke sekolah. “Kasihan anak-anak sekolah ini, jalan kaki jauh dan berisiko kecelakaan jika tidak segera diperbaiki,” kata Marwan seusai tanya jawab dengan siswa.
Jembatan gantung yang kondisinya rusak parah, sedang, dan ringan tersebar di 28 kecamatan. Sebagian besar kerusakan jembatan itu akibat dimakan usia dan konstruksinya kurang berkualitas. Terjangan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor turut memperburuk keadaan.
Saat ini, ada 320 jembatan gantung di Kabupaten Lebak yang kondisinya rusak parah sehingga berdampak terhadap ekonomi masyarakat di daerah itu. Lagipula, ketika musim hujan air sungai meluap dan membanjiri permukiman penduduk. “Kalau hujan deras air sungai Ciujung meluap, rumah saya terendam separuh,” kata Sudayat, warga pinggiran sungai itu.
Sebagai informasi, di Lebak terdapat puluhan aliran sungai utama juga ratusan anak sungai sehingga memerlukan jembatan gantung sebagai alat penghubung antardesa setempat. Jembatan-jembatan gantung ini sangat penting guna meningkatkan perekonomian pedesaan karena untuk akses transportasi berbagai jenis kendaraan.
Bupati Lebak Iti Octavia menjelaskan bahwa ada sekitar 900 jembatan gantung penghubung antardesa di Lebak, 320 di antaranya rusak akibat dimakan usia dan diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Bupati mengaku terlalu berat bagi Pemkab Lebak jika harus membenahi, apalagi mengganti seluruh jembatan gantung itu dengan konstruksi beton.
Dita angga/ Ant
“Saya berjanji sampai saya berhenti sebagai menteri jembatan ini tidak boleh ada lagi,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Ja’far saat berdiri di atas jembatan gantung Ciujung kemarin.
Jembatan gantung ini menghubungkan Desa Jayasari dengan jalan raya. Anak-anak sekolah pun harus jalan kaki 3 kilometer dan melewati jembatan sepanjang 100 meter itu untuk ke sekolah. “Kasihan anak-anak sekolah ini, jalan kaki jauh dan berisiko kecelakaan jika tidak segera diperbaiki,” kata Marwan seusai tanya jawab dengan siswa.
Jembatan gantung yang kondisinya rusak parah, sedang, dan ringan tersebar di 28 kecamatan. Sebagian besar kerusakan jembatan itu akibat dimakan usia dan konstruksinya kurang berkualitas. Terjangan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor turut memperburuk keadaan.
Saat ini, ada 320 jembatan gantung di Kabupaten Lebak yang kondisinya rusak parah sehingga berdampak terhadap ekonomi masyarakat di daerah itu. Lagipula, ketika musim hujan air sungai meluap dan membanjiri permukiman penduduk. “Kalau hujan deras air sungai Ciujung meluap, rumah saya terendam separuh,” kata Sudayat, warga pinggiran sungai itu.
Sebagai informasi, di Lebak terdapat puluhan aliran sungai utama juga ratusan anak sungai sehingga memerlukan jembatan gantung sebagai alat penghubung antardesa setempat. Jembatan-jembatan gantung ini sangat penting guna meningkatkan perekonomian pedesaan karena untuk akses transportasi berbagai jenis kendaraan.
Bupati Lebak Iti Octavia menjelaskan bahwa ada sekitar 900 jembatan gantung penghubung antardesa di Lebak, 320 di antaranya rusak akibat dimakan usia dan diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Bupati mengaku terlalu berat bagi Pemkab Lebak jika harus membenahi, apalagi mengganti seluruh jembatan gantung itu dengan konstruksi beton.
Dita angga/ Ant
(bbg)