Emban Tantangan Masa Depan

Rabu, 05 November 2014 - 10:57 WIB
Emban Tantangan Masa Depan
Emban Tantangan Masa Depan
A A A
NUR FADHILAH
Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah
FIB Universitas Indonesia

Berakhirnya masa bakti SBY selama 10 tahun, merekam perjalanan panjang beliau dalam memimpin bangsa ini. Sejak terpilihnya beliau pada 2004 dan mengakhirinya di tahun ini, begitu banyak catatan yang telah tersimpan, baik itu yang bersifat kebaikan maupun berupa kekurangan di masa pemerintahannya.

Pemerintahan yang baru ini tidak akan terlepas dari sorotan media, disebabkan terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, kembali menuai pro-kontra. Prokontra tersebut tidak hanya terjadi pada saat ini, namun sejak dilakukannya pemilihan umum lalu sudah menuai kontroversi. Tampaknya pro-kontra seperti itu akan tetap ada, khususnya dalam pemerintahan baru Jokowi-JK. Bagi sebagian rakyat yang kecewa terhadap terpilihnya Jokowi sebagai presiden, tentunya akan terus menagih janji-janji yang telah dipaparkan beliau sewaktu kampanye berlangsung.

Terlepas dari itu, akan ada begitu banyak tantangan besar yang akan dihadapi Joko Widodo dalam memimpin bangsa ini. Dibentuknya Kabinet Kerja yang diusung Jokowi-JK ini terdiri dari menteri-menteri yang dianggap berkompeten dan sesuai di bidangnya, yang diharapkan dapat bekerja secara maksimal seperti nama kabinet yang diusungnya.

Problematika pemerintahan yang akan dihadapi presiden baru tidak hanya pada sektor perekonomian, namun sektor pendidikan, sosial dan sebagainya juga harus diperhatikan oleh pemerintah. Selama ini pemerintah hanya terfokus pada satu sektor, yaitu perekonomian.

Tugas pemerintahan baru dalam dunia pendidikan adalah bagaimana caranya agar seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali, dapat mengenyam bangku pendidikan. Namun tidak hanya sebatas memberikan pendidikan, tetapi juga memberikan kemudahan bagi mereka untuk menikmati pendidikan tanpa terkendala biaya yang tinggi dan tentunya dengan kualitas yang bermutu.

Jika kualitas pendidikan tidak diperhatikan, hasilnya akan menimbulkan terjadinya kasus seperti bullying, tawuran antarpelajar, pencabulan hingga yang paling mengenaskan adalah pembunuhan. Hal ini perlu dijadikan pembelajaran untuk melakukan suatu pembenahan agar nantinya pendidikan di Indonesia semakin berkualitas.

Masih terbatasnya ketersediaan jumlah guru atau pendidik yang berkualitas, serta ada sekitar 200 ribuan sekolah di seluruh pelosok Indonesia juga menjadi tantangan yang perlu diperhatikan. Dan, ini menjadi tantangan besar untuk memperbaiki program pendidikan yang dinilai belum baik, karena dengan pendidikan dapat menentukan kualitas hidup seseorang.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5122 seconds (0.1#10.140)