Berbasis GPS, Penumpang dan Sopir Angkutan Tahu Posisi
A
A
A
Apa yang sudah dihasilkan oleh Much Abdulrrozaq dan Rifando Heri Surya dua orang siswa SMPN 1 Semarang Jawa Tengah ini patut diacungi jempol. Meski masih belia, keduanya sudah menghasilkan karya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Ya, Abdulrrozaq dan Rifando berhasil membuat aplikasi yang diberi nama Angkota HP. Program ini dapat melacak pergerakan angkot yang ditunggu. Atas karya ini, keduanya menyabet medali emas pada Lomba Penulisan Ilmiah Remaja (LPIR) 2014 belum lama ini dengan judul Angkota: Aplikasi Mobile Pemesanan dan Informasi Angkutan Umum Berbasis GPS dan Cloud Computing yang Dapat Diakses Dimana dan Kapan Saja.
Pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi rasa jemu keduanya ketika menunggu angkot saat berangkat ke sekolah. Rasa bosan, lelah, belum sarapan, berdiri cukup lama di pinggir jalan membuat Abdulrrozaq dan Rifando berpikir bagaimana cara mengetahui posisi angkot yang ditunggu. Setidaknya ketika mengetahui posisi angkot, tak ada rasa cemas ketika menunggu.
Dari penelitian yang dilakukan sekitar tiga bulan, purwarupa alat tersebut dapat dibuat. Sistem kerja aplikasi tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi global positioning system (GPS) melalui ponsel para sopir angkot yang sedang mengendarai angkotnya. Dengan bantuan teknologi GPS, setiap pergerakan angkot yang dikemudikan dapat terpantau oleh penumpang melalui ponselnya masing-masing, tanpa harus membuang waktu lama di halte atau pemberhentian bus.
Sebaliknya, para sopir juga bisa melihat target konsumen yang ingin menumpang di angkotnya. Sehingga melalui temuan itu, dapat menjembatani komunikasi tak langsung antara penumpang dan sopir angkot. “Aplikasi ini sudah tersedia di internet. Bisa diunduh meski masih butuh penyempurnaan dan perbaikan dari berbagai sisi,” ujar Rifando.
Untuk memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan, mula-mula kedua siswa kelas VIII itu mengenalkan karya ciptaannya kepada para sopir angkot yang beroperasi di sejumlah titik.
Dari beberapa sopir yang ditemui, Abdulrrozaq dan Rifando akhirnya menemukan beberapa di antaranya yang bersedia diberikan sosialisasi soal temuan kedua. Melalui sosialisasi itu, keduanya juga memastikan ponsel sopir tersambung pada jaringan GPS. Setelah tersambung, kemudian didaftarkan ke aplikasi Angkota HP. Setelah masuk ke dalam koneksi aplikasi, setiap pergerakan kendaraan dapat terlacak mudah. GPS leluasa mengirimkan sinyal hingga mampu menggambarkan angkot bergerak ke titik dan rute mana pun yang dilalui.
Bagi calon penumpang yang ingin memanfaatkan sistem tersebut juga harus melakukan hal sama, yakni mendaftar terlebih dahulu agar terkoneksi dalam aplikasi Angkota HP.
Dengan terhubungnya posisi masing-masing, para penumpang menjadi nyaman karena tahu pergerakan angkot yang akan ditumpangi. Begitu juga para sopir, turut mengetahui jumlah dan letak para penumpang yang menunggu.
SUSILO HIMAWAN
Kota Semarang
Ya, Abdulrrozaq dan Rifando berhasil membuat aplikasi yang diberi nama Angkota HP. Program ini dapat melacak pergerakan angkot yang ditunggu. Atas karya ini, keduanya menyabet medali emas pada Lomba Penulisan Ilmiah Remaja (LPIR) 2014 belum lama ini dengan judul Angkota: Aplikasi Mobile Pemesanan dan Informasi Angkutan Umum Berbasis GPS dan Cloud Computing yang Dapat Diakses Dimana dan Kapan Saja.
Pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi rasa jemu keduanya ketika menunggu angkot saat berangkat ke sekolah. Rasa bosan, lelah, belum sarapan, berdiri cukup lama di pinggir jalan membuat Abdulrrozaq dan Rifando berpikir bagaimana cara mengetahui posisi angkot yang ditunggu. Setidaknya ketika mengetahui posisi angkot, tak ada rasa cemas ketika menunggu.
Dari penelitian yang dilakukan sekitar tiga bulan, purwarupa alat tersebut dapat dibuat. Sistem kerja aplikasi tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi global positioning system (GPS) melalui ponsel para sopir angkot yang sedang mengendarai angkotnya. Dengan bantuan teknologi GPS, setiap pergerakan angkot yang dikemudikan dapat terpantau oleh penumpang melalui ponselnya masing-masing, tanpa harus membuang waktu lama di halte atau pemberhentian bus.
Sebaliknya, para sopir juga bisa melihat target konsumen yang ingin menumpang di angkotnya. Sehingga melalui temuan itu, dapat menjembatani komunikasi tak langsung antara penumpang dan sopir angkot. “Aplikasi ini sudah tersedia di internet. Bisa diunduh meski masih butuh penyempurnaan dan perbaikan dari berbagai sisi,” ujar Rifando.
Untuk memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan, mula-mula kedua siswa kelas VIII itu mengenalkan karya ciptaannya kepada para sopir angkot yang beroperasi di sejumlah titik.
Dari beberapa sopir yang ditemui, Abdulrrozaq dan Rifando akhirnya menemukan beberapa di antaranya yang bersedia diberikan sosialisasi soal temuan kedua. Melalui sosialisasi itu, keduanya juga memastikan ponsel sopir tersambung pada jaringan GPS. Setelah tersambung, kemudian didaftarkan ke aplikasi Angkota HP. Setelah masuk ke dalam koneksi aplikasi, setiap pergerakan kendaraan dapat terlacak mudah. GPS leluasa mengirimkan sinyal hingga mampu menggambarkan angkot bergerak ke titik dan rute mana pun yang dilalui.
Bagi calon penumpang yang ingin memanfaatkan sistem tersebut juga harus melakukan hal sama, yakni mendaftar terlebih dahulu agar terkoneksi dalam aplikasi Angkota HP.
Dengan terhubungnya posisi masing-masing, para penumpang menjadi nyaman karena tahu pergerakan angkot yang akan ditumpangi. Begitu juga para sopir, turut mengetahui jumlah dan letak para penumpang yang menunggu.
SUSILO HIMAWAN
Kota Semarang
(bbg)