Suspect di Madiun dan Kediri Dinyatakan Negatif Ebola
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan dua pasien yang dirawat di Madiun dan Kediri karena mengalami gejala mirip Ebola ternyata negatif Ebola.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Minggu malam ini petugas laboratorium Balitbangkes Kemenkes telah selesai memeriksa sampel kasus suspect Ebola di Madiun dan Kediri.
Ada delapan sampel darah EDTA dan serum yang diperiksa. Dari pembacaan PCR dengan elektroforesis petugas menyimpulkan pasien yang terduga terkena virus Ebola ternyata negatif.
"Laporannya No Band. Artinya semua sampel dari kasus Madiun dan Kediri hasilnya negatif Ebola. Bukan sakit Ebola," terangnya ketika dihubungi, Minggu (2/11/2014).
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare, Kediri merawat A, TKI yang menunjukkan gejala mirip penderita virus ebola yang tengah mewabah di Afrika itu.
Humas RSUD Pare Hari Susanto mengatakan, A masuk RS pada Jumat 31 Oktober 2014 sekitar pukul 11.30. Keluhannya adalah nyeri saat menelan, kepala pusing, dan demam tinggi.
Selanjutnya, RSUD dr Soedono merawat eks TKI, Muh (29) karena mengaku demam setelah pulang dari Liberia. Namun, Muh ternyata dinyatakan positif malaria, tim medis menemukan gejala klinis baru.
Dari hasil uji sampel darah pasien, diketahui adanya penurunan fungsi darah rutin. Salah satunya adalah trombosit darah yang turun di kisaran 48 ribu. Jauh dari batas normal 150 ribu–320 ribu per liter.
Diketahui pula, pasien mengalami penurunan fungsi ginjal dan sedikit pembekuan darah serta terjadi gangguan elektrolit atau cairan tubuh.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Minggu malam ini petugas laboratorium Balitbangkes Kemenkes telah selesai memeriksa sampel kasus suspect Ebola di Madiun dan Kediri.
Ada delapan sampel darah EDTA dan serum yang diperiksa. Dari pembacaan PCR dengan elektroforesis petugas menyimpulkan pasien yang terduga terkena virus Ebola ternyata negatif.
"Laporannya No Band. Artinya semua sampel dari kasus Madiun dan Kediri hasilnya negatif Ebola. Bukan sakit Ebola," terangnya ketika dihubungi, Minggu (2/11/2014).
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare, Kediri merawat A, TKI yang menunjukkan gejala mirip penderita virus ebola yang tengah mewabah di Afrika itu.
Humas RSUD Pare Hari Susanto mengatakan, A masuk RS pada Jumat 31 Oktober 2014 sekitar pukul 11.30. Keluhannya adalah nyeri saat menelan, kepala pusing, dan demam tinggi.
Selanjutnya, RSUD dr Soedono merawat eks TKI, Muh (29) karena mengaku demam setelah pulang dari Liberia. Namun, Muh ternyata dinyatakan positif malaria, tim medis menemukan gejala klinis baru.
Dari hasil uji sampel darah pasien, diketahui adanya penurunan fungsi darah rutin. Salah satunya adalah trombosit darah yang turun di kisaran 48 ribu. Jauh dari batas normal 150 ribu–320 ribu per liter.
Diketahui pula, pasien mengalami penurunan fungsi ginjal dan sedikit pembekuan darah serta terjadi gangguan elektrolit atau cairan tubuh.
(kri)