Dari Soundrenaline hingga Soundsfair
A
A
A
PADA24 -26 Oktober 2014 lalu Java Festival Production (JFP) kembali memuaskan para penikmat musik di Indonesia dengan menggelar Java Soundsfair 2014. Mereka menghadirkan festival musik dengan konsep yang freshdan tanpa batasan genre.
Ini merupakan pertama kalinya JFP menghadirkan konsep berbeda dari festival-festival musik mereka sebelumnya. Java Soundsfair, menurut saya, merupakan gabungan antara Java Rockin’ Landdan Java Soulnation. JFP melebur genre musik pop, rock, elektronik, dan RnB dalam satu festival musik besar. Pilihan ini ditempuh karena faktor agenda dua acara JFP tersebut berbenturan dengan jadwal Piala Dunia, pemilu, serta bulan Ramadan pada Juni-Juli lalu.
Namun, bila kita tengok line-up artis yang dihadirkan, beberapa artis yang dipilih oleh JFP bisa dikatakan artis dengan genre “segar” yang artinya belum pernah dihadirkan pada festival musik JFP sebelumnya. Sebut saja, Sentimental Moods, Angsa dan Serigala, White Shoes & the Couples Company, dan Mocca, merupakan beberapa musisi indie lokal yang diundang untuk memeriahkan acara ini.
Selain musisi lokal, Java Soundsfair juga menghadirkan Poolside, The Jacksons, Magic!, dan beberapa artis internasional lainnya. Acara Java Soundsfairbisa dikatakan cukup sukses bila dilihat dari animo dan jumlah pengunjung yang datang. Acara ini turut menghadirkan sejumlah tenant yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya booth pangkas rambut BarberSIXX yang juga berkolaborasi dengan barbershopdari Australia. Selain itu, Yayasan Seni Indo Art Now juga turut menampilkan karya-karya puluhan seniman yang bervariasi.
Kembali membicarakan festival musik Tanah Air, bila kita tarik mundur beberapa bulan ke belakang, pada 10 Mei dan 7 Juni 2014, Soun drenaline kembali diadakan untuk yang ke-12 kalinya. Acara musik yang menghadirkan line-up100% musisi lokal tersebut kembali menghadirkan musisi papan atas seperti Dewa 19, Slank, GIGI, Jamrud, Sheila on 7, dan masih banyak lagi. Beberapa orang mungkin jenuh dengan line-up pengisi acara yang tidak terlalu banyak berubah setiap tahunnya.
Namun, band-band seperti Slank, GIGI, Dewa 19, dan lain-lainnya merupakan band yang tak lekang zaman. Mereka telah merintis karier sejak 1990- an dan hingga hari ini pun masih sanggup bertahan menghadirkan karya yang tetap diperhitungkan dalam belantika musik Tanah Air. Melihat fenomena ini, para penonton mau pun musisi yang hadir bersama-sama memanfaatkan acara ini sebagai ajang bernostalgia. Penonton yang saat ini berusia 22-35 tahun berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu masa “muda” mereka.
Bagi para musisi, di sela-sela acara para musisi tampak saling menyempatkan untuk mengobrol dan bertukar pikiran dengan musisi lainnya. Kedua festival musik di atas memiliki keunggulan tersendiri. Soundsfair hadir dengan inovasi baru dan fresh, dan Soundrenaline menghadirkan sebuah tempat bernostalgia masamasa muda bersama musisi-musisi lokal andalan mereka. Semoga ke depannya makin banyak bermunculan festival musik yang semakin berkualitas yang dapat membuat belantika musik Tanah Air masuk dan diperhitungkan dalam kancah musik internasional.
RAHMAN HAKIM
Ini merupakan pertama kalinya JFP menghadirkan konsep berbeda dari festival-festival musik mereka sebelumnya. Java Soundsfair, menurut saya, merupakan gabungan antara Java Rockin’ Landdan Java Soulnation. JFP melebur genre musik pop, rock, elektronik, dan RnB dalam satu festival musik besar. Pilihan ini ditempuh karena faktor agenda dua acara JFP tersebut berbenturan dengan jadwal Piala Dunia, pemilu, serta bulan Ramadan pada Juni-Juli lalu.
Namun, bila kita tengok line-up artis yang dihadirkan, beberapa artis yang dipilih oleh JFP bisa dikatakan artis dengan genre “segar” yang artinya belum pernah dihadirkan pada festival musik JFP sebelumnya. Sebut saja, Sentimental Moods, Angsa dan Serigala, White Shoes & the Couples Company, dan Mocca, merupakan beberapa musisi indie lokal yang diundang untuk memeriahkan acara ini.
Selain musisi lokal, Java Soundsfair juga menghadirkan Poolside, The Jacksons, Magic!, dan beberapa artis internasional lainnya. Acara Java Soundsfairbisa dikatakan cukup sukses bila dilihat dari animo dan jumlah pengunjung yang datang. Acara ini turut menghadirkan sejumlah tenant yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya booth pangkas rambut BarberSIXX yang juga berkolaborasi dengan barbershopdari Australia. Selain itu, Yayasan Seni Indo Art Now juga turut menampilkan karya-karya puluhan seniman yang bervariasi.
Kembali membicarakan festival musik Tanah Air, bila kita tarik mundur beberapa bulan ke belakang, pada 10 Mei dan 7 Juni 2014, Soun drenaline kembali diadakan untuk yang ke-12 kalinya. Acara musik yang menghadirkan line-up100% musisi lokal tersebut kembali menghadirkan musisi papan atas seperti Dewa 19, Slank, GIGI, Jamrud, Sheila on 7, dan masih banyak lagi. Beberapa orang mungkin jenuh dengan line-up pengisi acara yang tidak terlalu banyak berubah setiap tahunnya.
Namun, band-band seperti Slank, GIGI, Dewa 19, dan lain-lainnya merupakan band yang tak lekang zaman. Mereka telah merintis karier sejak 1990- an dan hingga hari ini pun masih sanggup bertahan menghadirkan karya yang tetap diperhitungkan dalam belantika musik Tanah Air. Melihat fenomena ini, para penonton mau pun musisi yang hadir bersama-sama memanfaatkan acara ini sebagai ajang bernostalgia. Penonton yang saat ini berusia 22-35 tahun berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu masa “muda” mereka.
Bagi para musisi, di sela-sela acara para musisi tampak saling menyempatkan untuk mengobrol dan bertukar pikiran dengan musisi lainnya. Kedua festival musik di atas memiliki keunggulan tersendiri. Soundsfair hadir dengan inovasi baru dan fresh, dan Soundrenaline menghadirkan sebuah tempat bernostalgia masamasa muda bersama musisi-musisi lokal andalan mereka. Semoga ke depannya makin banyak bermunculan festival musik yang semakin berkualitas yang dapat membuat belantika musik Tanah Air masuk dan diperhitungkan dalam kancah musik internasional.
RAHMAN HAKIM
(bbg)