Bahaya jika Narkoba Jadi Gaya Hidup

JAKARTA - Sumpah Pemuda, merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya.Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agen perubahan.

Tapi kenyataan yang terjadi pada era sekarang, pemuda banyak yang terjebak dalam penyalahgunaan narkotika.
"Saat ini banyak generasi muda yang mengikuti gaya teman-temannya dengan cara mengonsumsi narkoba, dari yang awalnya coba-coba , diberi gratisan, akhirnya keterusan dan jadi ketergantungan," ungkap Kepala Seksi Media Elektronik BNN, Diah Hariani pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan pemuda kelurahan Harjamukti Cimanggis, Depok, Kamis 30 Oktober 2014.

Menurut Diah, narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak.

Dia menjelaskan, narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Menurut dia, semua pihak perlu mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar.

Berbagai pihak yang dimaksud antara lain, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal.

“BNN tidak bisa bekerja sendiri dalam menanggulangi permaslahan narkoba, oleh karena itu sangat penting untuk bekerja bersama dengan pihak luar dalam rangka melindungi generasi muda dari bahaya narkoba," tuturnya.

Di akhir penjelasannya Diah mengajak masyarakat yang menjadi pengguna narkoba untuk melaporkan diri kepada institusi penerima wajib lapor (IPWL) dan BNN untuk mendapat layanan terapi dan rehabilitasi secara gratis.

Sementara itu, kata Diah, bagi orang tua yang mengetahui anaknya menjadi pengguna narkoba jika tidak tidak melapor kepada IPWL dan BNN ada ancaman hukuma 6 bulan penjara.

Dia mengatakan, pecandu narkoba jangan dianggap sebagai aib dalam keluarga. "Segera melapor untuk diobati," kata Diah.