Terkaya di China, Jack Ma Lebih Bahagia saat Miskin

Rabu, 29 Oktober 2014 - 15:14 WIB
Terkaya di China, Jack...
Terkaya di China, Jack Ma Lebih Bahagia saat Miskin
A A A
SHANGHAI - Bergelimang harta tak selalu membuat orang bahagia. Jack Ma, misalnya. Pendiri Alibaba yang kemarin dinobatkan sebagai orang terkaya di China oleh majalah Forbes itu malah mengaku lebih senang ketika menjadi guru bahasa Inggris dengan gaji USD20 per bulan atau sekitar Rp 243.000.

Ma bercerita, selama ini kekayaannyajustruhanyamembuatpusing. Pria kelahiran Hangzho, Zejhiang, China ini pun menyarankan para pebisnis muda untuk lebih bersyukur dengan apa yang mereka miliki saat ini. Hanya rasa optimislah yang membuat seseorang bahagia sekaligus sukses.

"Bila Anda memiliki 10 juta dolar, Anda akan segera mendapat banyak masalah dan sering mengalami sakit kepala. Dan ketika Anda memiliki 1 miliar dolar adalah bertanggung jawab untuk menghabiskannya dengan cara yang benar," kata Ma, dikutip The Independent.

Ma ditahbiskan sebagai orang terkaya di China dengan pundi-pundi harta mendekati USD 20 miliar. Jumlah kekayaan bos perusahaan ecommerce ini membengkak luar biasa dalam setahun terakhir setelah Alibaba memecahkan rekor penawaran saham perdana (initial public offering /IPO) di New York Stock Exchange September lalu.

Bulan lalu sebuah majalah yang diterbitkan kantor penerbit Hurun juga melaporkanMa sebagai orang terkaya di China.

Majalah tersebut mengungkapkan angka yang lebih besar dibanding Forbes dengan menyatakan kekayaan Ma mencapai lebih dari USD 25 miliar. Dalam versi Forbes , Ma berhasil menyingkirkan Wang Jianlin seorang konglomerat real estat yang sebelumnya menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di China.

Jianlin tergelincir ke peringkat keempat tahun ini setelah kekayaannya menyusut dari USD14,1 miliar menjadi USD13,2 miliar. Merosotnya bisnis Jianlin tak lepas dari lambatnya pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ketiga tahun lalu. Pengendalian harga real estat oleh pemerintah juga turut andil dalam menurunnya keuntungan perusahaan.

Di peringkat kedua, terdapat Robin Li dengan bisnis internetnya, Baidu. Google versi China ini menjadikan Li meraup kekayaan USD14,7 miliar. Sementara di tempat ketiga ada Pony Ma Tencent yang menanjak berkat bisnis populer WeChat, semacam aplikasi pesan mirip Whatsapp. Pony mampu menuai harta hinggga USD14,4 miliar.

Posisi lima ditempati Li Hejun, bos Hanergy, perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan dengan kekayaan mencapai USD13 miliar. Berikutnya menguntit Zong Qinghou, pemilik Wahaha Group dengan kekayaan USD11 miliar.

Dalam daftar 10 orang terkaya itu, sebanyak 40%-nya berbisnis di bidang internet, sementara 60% sisanya di sektor real estat , manufaktur, dan makanan. Alibaba bukanlah satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce. Ada juga perusahaan sejenis bernama JD.com, tetapi tak terlalu populer. Richard Liu, pemilik JD.com, menempati posisi ke-10 dengan jumlah kekayaan USD7,1 miliar.

Cerita sukses Jack Ma tak bisa lepas dari pergerakan harga saham Alibaba. Ketika pertama kali dilempar ke pasar dengan harga USD68 per lembar, saham itu terus meroket sampai menembus angka penjualan pertama di titik USD92,70. Angka itu lantas bergerak fluktuatif. Sempat turun di bawah USD90, tetapi harga kembali terkerek hingga ditutup pada angka USD93,89. Dengan begitu, nilai perusahaan Alibaba ditaksir sebesar USD242 miliar, menjadi yang terbesar dalam sejarah IPO di Wall Street atau melewat nama-nama tenar semacam Facebook, IBM, Oracle, dan Intel. Ini tentu sangat mencengangkan mengingat Ma mengawali bisnis ini hanya bermodalkan USD60.000.

Ma yang memiliki latar belakang sebagai guru bahasa Inggris sejak awal sudah yakin hasratnya terhadap internet bisa membawanya pada kesuksesan. Karena itulah selama 15 tahun terakhir dia tak pernah melirik bisnis lain. Ma bercerita kesuksesan bisnisnya berpatok pada pelanggan. Perusahaan yang ingin sukses harus bertujuan membuat pelanggannya bahagia.

"Saya selalu percaya kami harus berpikir tentang apa yang harus kita lakukan dalam 10 tahun mendatang. Kami memiliki kekayaan sebanyak sekarang karena kami memiliki mimpi 15 tahun lalu dan kami harus mengulang mimpi itu untuk kesuksesan 15 tahun mendatang,” kata dia.

Di mata anak buahnya, Ma memang dikenal sebagai pemimpin yang ambisius. Mimpimimpinya antara lain menggapai kehidupan yang nyaman hingga berpuluh puluh tahun mendatang. Ayah dua anak ini sosok dengan tipikal pemikir dan perencana. Kini dia pun tengah membuka kemungkinan untuk bermitra bersama Apple, raksasa komputer asal Amerika Serikat.

Ma dikabarkan sudah berbicara dengan CEO Apple Tim Cook untuk membahas perihal kemitraan antara Alipay dan Applepay."Saya berharap kami dapat melakukan sesuatu bersama-sama. Saya menghormati Apple dan Tim, saya pikir dia telah melakukan pekerjaannya dengan baik," jelas Ma.

Di lain pihak, Cook mengakui Alibaba adalah perusahaan yang cocok untuk bermitra dengan Apple karena sama-sama berbasis pada produk. Kabar ini pun menjadi penutup sejumlah kabar burung yang menyatakan Alibaba berencana untuk bermitra dengan eBay atau layanan pembayaran PayPal.

Kerja sama Alibaba dengan Apple hampir pasti mengingat Ma adalah orang yang konsisten dengan perkataannya. Ma sudah belajar bagaimana caranya mempertahankan komitmen sejak kecil, hal ini tak lepas dari tempaan hidup semasa kecilnya yang jauh dari kemewahan.

Ketika kecil Ma bahkan rela bersepeda selama 45 menit setiap pagi hanya untuk pergi ke sebuah hotel dan menemui para turis asing. Di sanalah dia mulai mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya hingga akhirnya lulus dengan gelar sarjana bahasa Inggris dari Hangzhou Normal University dan kemudian menjadi dosen bahasa Inggris di Hangzhou Dianzi University. Pria kelahiran 15 Oktober 1964 ini pertama kali berkenalan dengan bisnis internet ketika mulai membangun website untuk perusahaan China dengan bantuan teman-temannya dari AS. Dia kemudian mendirikan China Yellowpages pada 1995.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)