Rektor Jadi Menteri, Mahasiswa Undip Kecewa Sekaligus Bangga
A
A
A
JAKARTA - M Nasir telah dilantik sebagai Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi pada Kabinet Kerja. Kenyataan itu membuat mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) kecewa sekaligus bangga.
Pasalnya, Nasir belum lama terpilih menjadi terpilih menjadi rektor di kampus tersebut. Hal itu terungkap ketika Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM), BEM fakultas, dan mahasiswa antarfakultas menggelar diskusi bersama Sekertaris Senat Prof Sunarso, dan Pembantu Rektor III Undip Warsito di selasar Student Center, Kampus Undip, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Senin 27 Oktober 2014.
"Kami kecewa ketika beliau terpilih menjadi rektor sudah memberikan harapan-harapan besar demi pengembangan Undip ke depan. Di satu sisi memang ada rasa bangga ketika ada warga Undip yang duduk di kementerian," ungkap Presiden BEM KM Undip Taufik Aulia Rahmat.
Dia menyebutkan, mahasiswa menaruh harapan pada kepemimpinan M Nasir yang seharusnya dilantik menjadi rektor pada 18 Desember mendatang.
"Salah satu gagasan beliau, tentang nilai utama dari huruf Undip yakni understanding, nurturing, developing, and inspiring people itu sangat mengena. sedikit rasa kecewa ini tak bisa dihindarkan. Tapi akal sehat kami juga bicara, bahwa tidak mungkin yang sudah diangkat jadi menteri kami paksa kembali," tuturnya.
Dia juga meminta kampus memfasilitasi diadakannya audiensi dengan M Nasir ketika ada kunjungan ke Undip.
Pihaknya juga meminta digelar audiensi dengan calon rektor baru ketika kampus sudah menentukan siapa pengganti M Nasir sebagai rektor terpilih.
Ketua Senat Undip Sunarso memahami perasaan mahasiswa terkait penunjukan M Nasir sebagai menteri. "Kalau kecewa pasti ada, sebab pada proses pemilihan rektor lalu pun kita banyak menguras tenaga dan pikiran," ucapnya.
Meski demikian, pihaknya sangat menghormati keputusan M Nasir untuk mengambil jabatan menteri. "Jadi menteri itu kepentingannya jauh lebih besar. Sudah semestinya kepentingan yang jauh lebih besar itu wajib diambil dan mengalahkan kepentingan yang lebih kecil," tandasnya.
Terkait langkah Undip selanjutnya untuk mencari pengganti M Nasir, dalam waktu dekat dirinya akan berkonsultasi dengan kementrian dan senat.
"Minggu ini kita targetkan bisa konsultasi dengan menteri. Setelah itu baru konsultasi kepada ketua senat," tuturnya.
Pembantu Rektor III Undip Warsito meminta para mahasiswa agar tidak kecewa terhadap penunjukan M Nasir sebagai menteri.
"Jangan kecewa dan jangan juga menaruh harapan secara berlebihan. Kejadian ini (pengangkatan M Nasir sebagai menteri) itu sesuatu yang tak bisa diduga-duga. Jadi harus dimaklumi," ungkapnya.
Pasalnya, Nasir belum lama terpilih menjadi terpilih menjadi rektor di kampus tersebut. Hal itu terungkap ketika Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM), BEM fakultas, dan mahasiswa antarfakultas menggelar diskusi bersama Sekertaris Senat Prof Sunarso, dan Pembantu Rektor III Undip Warsito di selasar Student Center, Kampus Undip, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Senin 27 Oktober 2014.
"Kami kecewa ketika beliau terpilih menjadi rektor sudah memberikan harapan-harapan besar demi pengembangan Undip ke depan. Di satu sisi memang ada rasa bangga ketika ada warga Undip yang duduk di kementerian," ungkap Presiden BEM KM Undip Taufik Aulia Rahmat.
Dia menyebutkan, mahasiswa menaruh harapan pada kepemimpinan M Nasir yang seharusnya dilantik menjadi rektor pada 18 Desember mendatang.
"Salah satu gagasan beliau, tentang nilai utama dari huruf Undip yakni understanding, nurturing, developing, and inspiring people itu sangat mengena. sedikit rasa kecewa ini tak bisa dihindarkan. Tapi akal sehat kami juga bicara, bahwa tidak mungkin yang sudah diangkat jadi menteri kami paksa kembali," tuturnya.
Dia juga meminta kampus memfasilitasi diadakannya audiensi dengan M Nasir ketika ada kunjungan ke Undip.
Pihaknya juga meminta digelar audiensi dengan calon rektor baru ketika kampus sudah menentukan siapa pengganti M Nasir sebagai rektor terpilih.
Ketua Senat Undip Sunarso memahami perasaan mahasiswa terkait penunjukan M Nasir sebagai menteri. "Kalau kecewa pasti ada, sebab pada proses pemilihan rektor lalu pun kita banyak menguras tenaga dan pikiran," ucapnya.
Meski demikian, pihaknya sangat menghormati keputusan M Nasir untuk mengambil jabatan menteri. "Jadi menteri itu kepentingannya jauh lebih besar. Sudah semestinya kepentingan yang jauh lebih besar itu wajib diambil dan mengalahkan kepentingan yang lebih kecil," tandasnya.
Terkait langkah Undip selanjutnya untuk mencari pengganti M Nasir, dalam waktu dekat dirinya akan berkonsultasi dengan kementrian dan senat.
"Minggu ini kita targetkan bisa konsultasi dengan menteri. Setelah itu baru konsultasi kepada ketua senat," tuturnya.
Pembantu Rektor III Undip Warsito meminta para mahasiswa agar tidak kecewa terhadap penunjukan M Nasir sebagai menteri.
"Jangan kecewa dan jangan juga menaruh harapan secara berlebihan. Kejadian ini (pengangkatan M Nasir sebagai menteri) itu sesuatu yang tak bisa diduga-duga. Jadi harus dimaklumi," ungkapnya.
(dam)