Polda Papua Tangkap Pemimpin OPM
A
A
A
JAYAPURA - Tim khusus Polda Papua bekerja sama dengan Polres Jayawijaya dan TNI menangkap Enggangrangkok Wonda alias Rambo Wonda, 27, dan Darius Wonimbo atau Rambo Tolikara, 30, serta empat rekannya kemarin.
Penangkapan enam anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di halaman Hotel Boulevard, Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, itu jelas keberhasilan yang luar biasa. Terutama dengan tertangkapnya Rambo Wonda yang merupakan pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dia juga memang komandan OPM yang paling dicari di wilayah itu.
Rambo Wonda dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap penembakan sejumlah warga sipil dan anggota TNI/Polri di wilayah Lanny Jaya dan Kabupaten Puncak Jaya. Rambo dan kelompoknya juga pernah merampas senjata arsenal milik anggota Brimob di Puncak Jaya pada 2013. Bahkan, tercatat dia terlibat dalam penembakan yang menewaskan delapan anggota polisi.
Pada 24 Oktober 2011 misalnya, Rambo Wonda terlibat dalam beberapa penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob Gegana Mabes Polri dan satu anggota Brimobda Papua. Pada 28 Januari 2011 dia terlibat dalam perampasan senjata dan penembakan yang menewaskan Bripda Sukarno, anggota Brimobda Polda Papua. Dia juga menyerang Polsek Pirime pada 28 Januari 2012 yang menewaskan 3 anggota polisi dan merampas senjata api pada 8 Maret 2012 dengan korban Pratu Laode Aloi, anggota TNI 753/avt pos Iliu.
Rambo Tolikara juga terlibat dalam beberapa kasus kriminal seperti pembunuhan warga masyarakat dan anggota TNI dan Polri. Jadi, wajar kalau mereka masuk daftar pencarian orang. ”Enggangrangkok Wonda alias Rambo Wonda itu merupakan keponakan Puron Wonda yang saat ini masuk dalam daftar pencaharian orang (DPO),” kata Kapolda Papua Irjen Pol Yatje Wonda kemarin.
Proses penangkapan kelompok kriminal bersenjata tersebut juga cukup dramatis. Tim gabungan menangkap mereka di Hotel Boulevard di Jalan Patimura, Wamena, kemarin pukul 13.00 WIT.
Rambo Wonda sempat melawan dan berusaha melarikan diri ketika akan ditangkap. Namun, polisi mampu melemahkannya dengan melepaskan tembakan di bagian betis kanannya. Dalam penangkapan itu disita dua senjata api, peluru 7,62 mm sebanyak 29 butir, sebuah pisau, dan beberapa bukti lain.
Menurut Yatje, saat ini keenam anggota KKB yang beroperasi di kawasan pegunungan tengah Papua tersebut masih diperiksa di Mapolres Jayawijaya di Wamena. Mereka dijadwalkan dibawa ke Jayapura untuk diperiksa secara intensif hari ini.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar membenarkan adanya penangkapan keenam anggota KKB di Papua. Menurut dia, mereka yang ditangkap tersebut merupakan orang-orang yang selama ini dicari pihak kepolisian. ”Penangkapan tersebut dilakukan atas informasi dari masyarakat,” kata Boy kemarin.
Faktanya begitu. Penangkapan tersebut bisa dilakukan setelah polisi mendapatkan informasi dari masyarakat di Wamena, Tolikara, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya, sehingga berhasil membekuk Rambo Wonda dan Rambo Tolikara, serta kelompoknya.
Apakah keenam orang tersebut tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM)? Boy menjawab bahwa polisi tidak begitu memperhatikan soal itu. Menurut dia, penangkapan tersebut dilakukan karena kejahatan yang pernah dilakukannya, yakni melakukan beberapa penembakan dan penyerangan di Papua. ”Kami tidak tahu soal itu. Dasar kami adalah kejahatan yang dilakukannya,” katanya.
Lebih Lanjut Boy mengatakan, meski sudah berhasil mengamankan tokoh yang berperan dalam penembakan penembakan di Lanny Jaya dan sekitarnya, bukan berarti kepolisian akan berhenti begitu saja. Polisi akan terus mengembangkan kasus tersebut karena yakin masih ada orang-orang lain yang dinilai terlibat dalam kejahatan penyerangan dan penembakan di Papua.
Dita angga/Ant
Penangkapan enam anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di halaman Hotel Boulevard, Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, itu jelas keberhasilan yang luar biasa. Terutama dengan tertangkapnya Rambo Wonda yang merupakan pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dia juga memang komandan OPM yang paling dicari di wilayah itu.
Rambo Wonda dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap penembakan sejumlah warga sipil dan anggota TNI/Polri di wilayah Lanny Jaya dan Kabupaten Puncak Jaya. Rambo dan kelompoknya juga pernah merampas senjata arsenal milik anggota Brimob di Puncak Jaya pada 2013. Bahkan, tercatat dia terlibat dalam penembakan yang menewaskan delapan anggota polisi.
Pada 24 Oktober 2011 misalnya, Rambo Wonda terlibat dalam beberapa penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob Gegana Mabes Polri dan satu anggota Brimobda Papua. Pada 28 Januari 2011 dia terlibat dalam perampasan senjata dan penembakan yang menewaskan Bripda Sukarno, anggota Brimobda Polda Papua. Dia juga menyerang Polsek Pirime pada 28 Januari 2012 yang menewaskan 3 anggota polisi dan merampas senjata api pada 8 Maret 2012 dengan korban Pratu Laode Aloi, anggota TNI 753/avt pos Iliu.
Rambo Tolikara juga terlibat dalam beberapa kasus kriminal seperti pembunuhan warga masyarakat dan anggota TNI dan Polri. Jadi, wajar kalau mereka masuk daftar pencarian orang. ”Enggangrangkok Wonda alias Rambo Wonda itu merupakan keponakan Puron Wonda yang saat ini masuk dalam daftar pencaharian orang (DPO),” kata Kapolda Papua Irjen Pol Yatje Wonda kemarin.
Proses penangkapan kelompok kriminal bersenjata tersebut juga cukup dramatis. Tim gabungan menangkap mereka di Hotel Boulevard di Jalan Patimura, Wamena, kemarin pukul 13.00 WIT.
Rambo Wonda sempat melawan dan berusaha melarikan diri ketika akan ditangkap. Namun, polisi mampu melemahkannya dengan melepaskan tembakan di bagian betis kanannya. Dalam penangkapan itu disita dua senjata api, peluru 7,62 mm sebanyak 29 butir, sebuah pisau, dan beberapa bukti lain.
Menurut Yatje, saat ini keenam anggota KKB yang beroperasi di kawasan pegunungan tengah Papua tersebut masih diperiksa di Mapolres Jayawijaya di Wamena. Mereka dijadwalkan dibawa ke Jayapura untuk diperiksa secara intensif hari ini.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar membenarkan adanya penangkapan keenam anggota KKB di Papua. Menurut dia, mereka yang ditangkap tersebut merupakan orang-orang yang selama ini dicari pihak kepolisian. ”Penangkapan tersebut dilakukan atas informasi dari masyarakat,” kata Boy kemarin.
Faktanya begitu. Penangkapan tersebut bisa dilakukan setelah polisi mendapatkan informasi dari masyarakat di Wamena, Tolikara, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya, sehingga berhasil membekuk Rambo Wonda dan Rambo Tolikara, serta kelompoknya.
Apakah keenam orang tersebut tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM)? Boy menjawab bahwa polisi tidak begitu memperhatikan soal itu. Menurut dia, penangkapan tersebut dilakukan karena kejahatan yang pernah dilakukannya, yakni melakukan beberapa penembakan dan penyerangan di Papua. ”Kami tidak tahu soal itu. Dasar kami adalah kejahatan yang dilakukannya,” katanya.
Lebih Lanjut Boy mengatakan, meski sudah berhasil mengamankan tokoh yang berperan dalam penembakan penembakan di Lanny Jaya dan sekitarnya, bukan berarti kepolisian akan berhenti begitu saja. Polisi akan terus mengembangkan kasus tersebut karena yakin masih ada orang-orang lain yang dinilai terlibat dalam kejahatan penyerangan dan penembakan di Papua.
Dita angga/Ant
(ars)