Prediksi Pengamat tentang Skenario Kabinet Jokowi-JK

Rabu, 22 Oktober 2014 - 19:09 WIB
Prediksi Pengamat tentang...
Prediksi Pengamat tentang Skenario Kabinet Jokowi-JK
A A A
BANDUNG - Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Saat ini publik menunggu susunan kabinet pemerintahan yang pro rakyat.

Kabinet ini diharapkan mampu merealisasikan Sembilan Agenda Prioritas atau Nawa Cita yang digagas oleh Jokowi-JK.

Pakar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi berpendapat setidaknya ada tiga skenario ramalan komposisi kabinet yang dibentuk Jokowi-JK.

Skenario pertama memilih 80-100% menteri sesuai dengan harapan publik dan Nawa Cita.

Skenario kedua memilih 60-79% menteri sesuai dengan harapan publik dan Nawa Cita.

Sedangkan, skenario ketiga hanya mengakomodir maksimal 59% menteri yang menjadi harapan publik dan Nawa Cita.

“Saya berspekulasi kabinet yang akan diumumkan adalah pada skenario kedua,” ujar Muradi dalam acara Unpad Merespons Analisa dan Harapan Terhadap Kabinet Jokowi-JK di Ruang Executive Lounge Unpad, Bandung, Rabu (22/10/2014).

Skenario kedua, kata Muradi, juga dipengaruhi oleh partai politik. Orientasi program membaur antara Nawa Cita, kepentingan pasar, elite politik, partai, serta dengan basis pada Trisakti (berdaulat dalam bidang politik, berdikari bidang ekonomi, berkepribadian dalam Kebudayaan).

Sekira 40% jabatan strategis dan nonstrategis akan diakomodasi untuk elite parpol dan elite politik.

Dalam pelaksanaannya, Jokowi-JK tidak sepenuhnya mengawasi kinerja setiap kementerian. Namun pengawasan penuh justru dapat dilakukan oleh masyarakat.

“Pengawasan tetap ada. Tinggal bagaimana publik mendukung dan mengawasi,” ujarnya.

Ada beberapa kriteria rekrutmen menteri yang digagas Muradi, yaitu memiliki rekam jejak yang baik, profesional, serta memiliki kondisi fisik yang prima.

“Akan jauh lebih menarik jika (calon) dari parpol pun dapat menguasai tugas sesuai bidangnya,” kata Muradi.

Pakar Komunikasi Politik dari Unpad, Dadang Rahmat Hidayat menambahkan, pembentukan kabinet baru justru menjadi krusial.

Sebab, kata dia, menyangkut sejauh mana orang-orang yang dipilih dalam kabinet mampu mendukung dan menjalankan program Jokowi dengan baik.

“Kabinet yang diharapkan adalah kabinet yang dijanjikan, tidak terbebani kepentingan parpol, dan bekerja secara profesional. Kalau Jokowi ternyata tidak berhasil, presiden seperti apa lagi yang diharapkan masyarakat?” tuturnya.

Menurutnya, Jokowi adalah presiden yang lahir dan dekat dengan rakyat sehingga dukungan penuh rakyat menjadi modal Jokowi menjadi presiden.

“Masyarakat akan memperhatikan Jokowi melalui media yang masif. Ia punya komunikasi politik yang elegan dan punya news value,” kata Dadang.
(dam)
Berita Terkait
JK soal Kabinet Merah...
JK soal Kabinet Merah Putih: Nanti 6 Bulan Baru Kita Bisa Menilai
Reshuffle Kabinet, Presiden...
Reshuffle Kabinet, Presiden Lantik 2 Menteri 1 Kepala Lembaga
Jokowi Lantik Dua Menteri...
Jokowi Lantik Dua Menteri dan Tiga Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju
JK Sentil Wacana Kabinet...
JK Sentil Wacana Kabinet Prabowo Diisi 40 Menteri: Artinya Bukan Kabinet Kerja tapi Politis
Presiden Jokowi Lantik...
Presiden Jokowi Lantik 4 Pejabat Negara
Istana Buka Kemungkinan...
Istana Buka Kemungkinan Reshuffle Kabinet Sebelum 2020 Berakhir
Berita Terkini
Hadapi Arus Balik, Jasa...
Hadapi Arus Balik, Jasa Marga Siapkan Pengalihan Lalin dari Transjawa ke Jakarta
3 jam yang lalu
Lebaran: Diplomasi,...
Lebaran: Diplomasi, Solidaritas, dan Harapan bagi Peradaban Global
4 jam yang lalu
Budi Arie Sowan ke Jokowi,...
Budi Arie Sowan ke Jokowi, Dapat Pesan soal Koperasi Desa Merah Putih
5 jam yang lalu
2 Makna Silaturahmi...
2 Makna Silaturahmi Didit Prabowo ke Mega, SBY, dan Jokowi
5 jam yang lalu
228 Kecelakaan Terjadi...
228 Kecelakaan Terjadi saat Lebaran, 22 Orang Tewas, 287 Luka-luka
6 jam yang lalu
Gempa Besar M6,3 Guncang...
Gempa Besar M6,3 Guncang Maluku Barat Daya, Begini Analisa BMKG
7 jam yang lalu
Infografis
Jokowi Masuk Finalis...
Jokowi Masuk Finalis Tokoh Dunia Terkorup Versi OCCRP
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved