Meski Bertemu, SBY-Mega Tak Tegur Sapa
A
A
A
JAKARTA - Pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi momentum pertemuan mantan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan presiden kelima Megawati Soekarnoputri.
Namun, meski telah 10 tak bertemu, SBY dan Megawati tak juga saling bertegur sapa.
Acara pelantikan yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 20 Oktober 2014, dihadiri oleh banyak tokoh.
Di antaranya, SBY, mantan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, para mantan presiden dan wapres, Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II), Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, pimpinan lembaga negara, pimpinan partai politik (parpol), serta perwakilan dari negara sahabat.
Namun sangat disayangkan, Megawati dan SBY tak saling bertegur sapa pada kesempatan itu. Padahal, selama 10 SBY dan Megawati tidak pernah hadir di acara yang sama. Pelantikan itu merupakan kesempatan pertama mereka untuk bertemu, dan bertegur sapa.
Pelantikan dimulai pada pukul 10.00 WIB, Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan sambutannya. Zulkifli menyebutkan satu per satu tamu undangan yang hadir.
Mulai dari para mantan presiden dan wapres, para pimpinan parpol, hingga para pdubes dan perwakilan negara sahabat. Mereka yang merasa dipangging pun seketika berdiri dan memberikan penghormatan.
Yang menarik di sini, ketika nama Prabowo disebutkan oleh Ketua MPR, Prabowo berdiri dan memberikan hormat layaknya seorang prajurit yang menghormati jenderalnya. Aksi Prabowo itu disambut tepuk tangan meriah oleh hadirin.
Kemudian, Jokowi-JK mengucapkan sumpah dan janjinya sebagai presiden dan wapres selama lima tahun ke depan.
Janji yang mereka sebutkan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 UUD 1945, dan Pasal 35 Undang-undang MPR, DPR, DPD,dan DPRD (UU MD3). Kemudian, Jokowi-JK menandatangani berita acara pelantikan.
Sekembalinya Jokowi-JK ke tempat duduk masing-masing, SBY memeluk erat Jokowi sekitar sepuluh detik. Kemudian, SBY-Boediono bertukar tempat duduk sebagai simbol bahwa posisi SBY-Boediono sebelumnya telah digantikan oleh Jokowi-JK. Pemandangan itu pun disambut haru dan tepuk tangan meriah para hadirin.
Jokowi pun memberikan sambutan pertamanya sebagai presiden RI. Jokowi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan tanggung jawab ini kepada dirinya dan JK, termasuk juga Prabowo dan Hatta yang disebut Jokowi sebagai teman dan sahabatnya.
Merasa disebut namanya, Prabowo kembali berdiri dan memberikan penghormatan kepada Jokowi. Lagi-lagi Prabowo mendapatkan applause dari para hadirin.
"Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, baru saja kami Jokowi-JK mengucapkan sumpah yang memiliki makna spritual amat dalam maksud komitmen untuk kita bekerjasama jadi bangsa yang besar," kata Jokowi dalam sambutannya.
Lanjutnya, ini saatnya untuk melanjutkan ujian sejarah yang berat. Baik itu dalam sektor ekonomi, politik, dan berkepribadian. Namun dirinya yakin, itu semua bisa pikul bersama dalam sebuah persatuan, gotong royong, dan kerja keras.
"Kita tak akan jadi bangsa besar jika terus terbelah. Tak akan merdeka jika tidak kerja keras," ujarnya.
Usai acara, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati menanggapi tentang kehadiran Prabowo-Hatta. Menurutnya, sebagai satu keluarga bangsa tentunya harus demikian karena.
Tidak terbayangkan kalau dalam proses pemilu akhirnya akan selalu diakhiri dengan seorang presiden tanpa adanya dukungan dari yang lainnya.
"Jadi, tentunya kedewasaan ini dilanjutkan di kemudian hari," kata Megawati.
Ditanya terkait dengan bertemunya SBY dengan dirinya, Mega enggan berkomentar dan langsung memasuki mobilnya.
Namun, meski telah 10 tak bertemu, SBY dan Megawati tak juga saling bertegur sapa.
Acara pelantikan yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 20 Oktober 2014, dihadiri oleh banyak tokoh.
Di antaranya, SBY, mantan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, para mantan presiden dan wapres, Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II), Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, pimpinan lembaga negara, pimpinan partai politik (parpol), serta perwakilan dari negara sahabat.
Namun sangat disayangkan, Megawati dan SBY tak saling bertegur sapa pada kesempatan itu. Padahal, selama 10 SBY dan Megawati tidak pernah hadir di acara yang sama. Pelantikan itu merupakan kesempatan pertama mereka untuk bertemu, dan bertegur sapa.
Pelantikan dimulai pada pukul 10.00 WIB, Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan sambutannya. Zulkifli menyebutkan satu per satu tamu undangan yang hadir.
Mulai dari para mantan presiden dan wapres, para pimpinan parpol, hingga para pdubes dan perwakilan negara sahabat. Mereka yang merasa dipangging pun seketika berdiri dan memberikan penghormatan.
Yang menarik di sini, ketika nama Prabowo disebutkan oleh Ketua MPR, Prabowo berdiri dan memberikan hormat layaknya seorang prajurit yang menghormati jenderalnya. Aksi Prabowo itu disambut tepuk tangan meriah oleh hadirin.
Kemudian, Jokowi-JK mengucapkan sumpah dan janjinya sebagai presiden dan wapres selama lima tahun ke depan.
Janji yang mereka sebutkan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 UUD 1945, dan Pasal 35 Undang-undang MPR, DPR, DPD,dan DPRD (UU MD3). Kemudian, Jokowi-JK menandatangani berita acara pelantikan.
Sekembalinya Jokowi-JK ke tempat duduk masing-masing, SBY memeluk erat Jokowi sekitar sepuluh detik. Kemudian, SBY-Boediono bertukar tempat duduk sebagai simbol bahwa posisi SBY-Boediono sebelumnya telah digantikan oleh Jokowi-JK. Pemandangan itu pun disambut haru dan tepuk tangan meriah para hadirin.
Jokowi pun memberikan sambutan pertamanya sebagai presiden RI. Jokowi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan tanggung jawab ini kepada dirinya dan JK, termasuk juga Prabowo dan Hatta yang disebut Jokowi sebagai teman dan sahabatnya.
Merasa disebut namanya, Prabowo kembali berdiri dan memberikan penghormatan kepada Jokowi. Lagi-lagi Prabowo mendapatkan applause dari para hadirin.
"Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, baru saja kami Jokowi-JK mengucapkan sumpah yang memiliki makna spritual amat dalam maksud komitmen untuk kita bekerjasama jadi bangsa yang besar," kata Jokowi dalam sambutannya.
Lanjutnya, ini saatnya untuk melanjutkan ujian sejarah yang berat. Baik itu dalam sektor ekonomi, politik, dan berkepribadian. Namun dirinya yakin, itu semua bisa pikul bersama dalam sebuah persatuan, gotong royong, dan kerja keras.
"Kita tak akan jadi bangsa besar jika terus terbelah. Tak akan merdeka jika tidak kerja keras," ujarnya.
Usai acara, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati menanggapi tentang kehadiran Prabowo-Hatta. Menurutnya, sebagai satu keluarga bangsa tentunya harus demikian karena.
Tidak terbayangkan kalau dalam proses pemilu akhirnya akan selalu diakhiri dengan seorang presiden tanpa adanya dukungan dari yang lainnya.
"Jadi, tentunya kedewasaan ini dilanjutkan di kemudian hari," kata Megawati.
Ditanya terkait dengan bertemunya SBY dengan dirinya, Mega enggan berkomentar dan langsung memasuki mobilnya.
(maf)