Catatan Perjalanan Presiden Baru Indonesia

Selasa, 21 Oktober 2014 - 01:36 WIB
Catatan Perjalanan Presiden Baru Indonesia
Catatan Perjalanan Presiden Baru Indonesia
A A A
JAKARTA - Indonesia kini telah memiliki presiden baru, yakni Joko Widodo (Jokowi). Berpasangan dengan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), Jokowi telah dilantik dan mengucap sumpah.

Di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Senin 20 Oktober 2014, keduanya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden RI dan Wakil Presiden RI dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

Kemudian memegang teguh Undang-undang Dasar (UUD) dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.

Karir perjalanan kepemimpinan dimulai saat dia menjabat sebagai Wali Kota Solo pada tahun 2005. Diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jokowi berhasil menang Pilkada Solo dengan presentase 36,2 persen suara.

Lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini, mengembangkan Kota Solo berdasarkan pengalamannya sebagai pengusaha. Tahun 2010, Jokowi kembali terpilih sebagai wali kota dengan presentase suara 90,9 persen.

Selama menjadi wali kota, pria yang dikenal dengan gaya blusukannya ini, aktif dalam membangun kota Surakarta.

Pada tahun 2011, Jokowi bersama Basuki T Purnama (Ahok), mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

Dalam Pilgub DKI Jokowi berpasangan dengan Basuki T Purnama (Ahok). Dengan partai pengusung PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Jokowi-Ahok bersaing dengan pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara), Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Batubara-Biem Triani Benjamin, dan Alex Noerdin-Nono Sampono.

Sementara hanya pasangan Jokowi-Ahok (42,85 persen) dan Foke-Nara (34,42 persen) yang berhasil masuk di putaran kedua. Empat kandidat lainnya gugur di putaran pertama.

Di putaran kedua, Jokowi-Ahok berhasil mempecundangi pasangan Foke-Nara. Jokowi-Ahok berhasil meraup sekitar 53,81 persen suara. Sedangkan Foke-Nara 46,19 persen suara.

Berbagai program digalakkan Jokowi untuk memenuhi janjinya membenahi Ibu Kota DKI Jakarta. Sebut saja Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), pembangunan angkutan massal serta pengembalian fungsi waduk dan sungai. Hal ini memberi angin segar bagi Ibu Kota DKI Jakarta.

Namun sayangnya, belum genap lima tahun menjalani pekerjaan rumah dan memenuhi janjinya, melalui mandat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2014.

Sejumlah pihak menilai, Jokowi mempunyai prestasi selama menjabat sebagai gubernur. Namun tidak sedikit pula yang menyayangkannya mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di negeri ini.

Bersama dengan JK, Jokowi berhasil meraup suara 53,15 persen dan mengalahkan lawannya, pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang meraup 45,58 persen suara.

Diawali dengan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK. Tepat pada Senin 20 Oktober 2014, tentunya harapan dan sejarah baru akan terukir bagi bangsa ini, negara Indonesia.

Tentunya hanya waktu dan perjalanan pasangan Jokowi-JK yang bisa menjawab, apakah keduanya mampu menuntaskan dan membenahi negeri ini. Kita tunggu dan awasi jalannya pemerintahan tersebut. Selamat bekerja Jokowi-JK.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9633 seconds (0.1#10.140)