Pertemuan Prabowo-Jokowi Beri Dampak Positif
Pertemuan Prabowo-Jokowi Beri Dampak Positif
A
A
A
DEPOK - Pertemuan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, diapresiasi banyak pihak.
Sebab hal itu dapat menurunkan tensi politik yang belakangan terus tegang antara dua kubu yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, pertemuan tersebut makin menurunkan tensi politik, apalagi kondisi politik terakhir sempat memanas.
"Karena belakangan ada kekhawatiran Jokowi dijegal, lalu juga parlemen dikuasai KMP. Maka hal itu baik, saat yang muda mendatangi seniornya," tegas Cecep kepada wartawan, Minggu (19/10/2014).
Ia menambahkan, simbol dan gestur tubuh yang ditunjukan oleh Prabowo Jokowi juga berlangsung hangat dihadapan rakyat dalam pertemuan tersebut. Salah satunya yakni saat Prabowo menampilkan salam hormat kepada Jokowi.
"Bagusnya saat salam hormat militer itu, Jokowi menunduk. Prabowo hormat kepada yang muda, lalu Jokowi hormat kepada seniornya, ini memberikan bingkai serta harapan positif bagi rakyat. Belum lagi pasar yang memberikan efek positif," jelasnya.
Cecep meyakini tensi politik makin menurun tak hanya sekadar di awal-awal pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi saat politikus Gerindra Fadli Zon mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan pergi ke Eropa.
"Tentu saat Prabowo malah pergi ke Eropa tensi akan turun, lobi-lobi akan lebih renggang," paparnya.
Cecep menilai jika harus menunggu Megawati Soekarnoputri untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut, akan semakin lama untuk segera membuka ruang komunikasi.
Belum lagi jika harus mengajak KIH ikut serta sementara waktu pelantikan sudah sebentar lagi.
"Jokowi cukup cerdik melihat situasi politik, menampilkan sosok yang lugu, tetapi paham situasi politik. Menunggu Mega atau KIH akan susah, Jokowi tampilkan yang luwes saja," tandasnya.
Sebab hal itu dapat menurunkan tensi politik yang belakangan terus tegang antara dua kubu yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, pertemuan tersebut makin menurunkan tensi politik, apalagi kondisi politik terakhir sempat memanas.
"Karena belakangan ada kekhawatiran Jokowi dijegal, lalu juga parlemen dikuasai KMP. Maka hal itu baik, saat yang muda mendatangi seniornya," tegas Cecep kepada wartawan, Minggu (19/10/2014).
Ia menambahkan, simbol dan gestur tubuh yang ditunjukan oleh Prabowo Jokowi juga berlangsung hangat dihadapan rakyat dalam pertemuan tersebut. Salah satunya yakni saat Prabowo menampilkan salam hormat kepada Jokowi.
"Bagusnya saat salam hormat militer itu, Jokowi menunduk. Prabowo hormat kepada yang muda, lalu Jokowi hormat kepada seniornya, ini memberikan bingkai serta harapan positif bagi rakyat. Belum lagi pasar yang memberikan efek positif," jelasnya.
Cecep meyakini tensi politik makin menurun tak hanya sekadar di awal-awal pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi saat politikus Gerindra Fadli Zon mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan pergi ke Eropa.
"Tentu saat Prabowo malah pergi ke Eropa tensi akan turun, lobi-lobi akan lebih renggang," paparnya.
Cecep menilai jika harus menunggu Megawati Soekarnoputri untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut, akan semakin lama untuk segera membuka ruang komunikasi.
Belum lagi jika harus mengajak KIH ikut serta sementara waktu pelantikan sudah sebentar lagi.
"Jokowi cukup cerdik melihat situasi politik, menampilkan sosok yang lugu, tetapi paham situasi politik. Menunggu Mega atau KIH akan susah, Jokowi tampilkan yang luwes saja," tandasnya.
(maf)
Explore More