Libby Sinlaeloe, Penolong Kaum Ibu dan Anak
A
A
A
JAKARTA - Sejak tahun 2000, Libby Sinlaeloe mempelopori terbentuknya Rumah Perempuan dengan tujuan menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kupang, NTT. Bagi Libby, KDRT mengakibatkan timbulnya kesengsaraan, penderitaan seksual, psikologis dan penelantaran rumah tangga.
Tidak hanya pada pendampingan korban, Rumah Perempuan juga menjangkau akar masalah terjadinya KDRT, yaitu kurangnya aktivitas ekonomi produktif dan terbatasnya wawasan tentang kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat.
Rumah Perempuan yang sudah menangani 1.900 kasus. Agar perannya berjalan maksimal, ia bermitra dengan kepala-kepala desa dan melakukan pengkaderan ke sejumlah pemuda desa setempat di Kota Kupang.
Untuk mencapai ekonomi produktif, Libby bekerja sama dengan pemerintah melakukan berbagai pelatihan keterampilan, pertanian dan pengolahan panganan lokal kepada masyarakat agar mampu mencukupi hidup masing-masing keluarga serta biaya anak sekolah.
Selain permasalahan KDRT, Libby juga melakukan pendampingan dan penguatan kapasitas buruh migran, pendampingan di penjara anak, membentuk koperasi dengan orientasi perekonomian masyarakat mandiri, serta pendampingan kepada para wanita korban trafficking.
Umumnya ia membantu dengan membekalinya ilmu keterampilan sehingga mampu memaksimalkan hidupnya dalam masyarakat.
Dalam menjalankan semua aktivitasnya pendampingan, Libby dan beberapa rekan di Rumah Perempuan memperoleh bantuan dari para donatur lokal dan asing seperti, Bread Fur Welt (program penguatan kapasitas stakeholder, kesehatan, peproduksi perempuan, pemberdayaan ekonomi) dan IndoACT (kampanye pencegahan dan penanganan child trafficking).
Tidak hanya pada pendampingan korban, Rumah Perempuan juga menjangkau akar masalah terjadinya KDRT, yaitu kurangnya aktivitas ekonomi produktif dan terbatasnya wawasan tentang kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat.
Rumah Perempuan yang sudah menangani 1.900 kasus. Agar perannya berjalan maksimal, ia bermitra dengan kepala-kepala desa dan melakukan pengkaderan ke sejumlah pemuda desa setempat di Kota Kupang.
Untuk mencapai ekonomi produktif, Libby bekerja sama dengan pemerintah melakukan berbagai pelatihan keterampilan, pertanian dan pengolahan panganan lokal kepada masyarakat agar mampu mencukupi hidup masing-masing keluarga serta biaya anak sekolah.
Selain permasalahan KDRT, Libby juga melakukan pendampingan dan penguatan kapasitas buruh migran, pendampingan di penjara anak, membentuk koperasi dengan orientasi perekonomian masyarakat mandiri, serta pendampingan kepada para wanita korban trafficking.
Umumnya ia membantu dengan membekalinya ilmu keterampilan sehingga mampu memaksimalkan hidupnya dalam masyarakat.
Dalam menjalankan semua aktivitasnya pendampingan, Libby dan beberapa rekan di Rumah Perempuan memperoleh bantuan dari para donatur lokal dan asing seperti, Bread Fur Welt (program penguatan kapasitas stakeholder, kesehatan, peproduksi perempuan, pemberdayaan ekonomi) dan IndoACT (kampanye pencegahan dan penanganan child trafficking).
(kri)