Menkominfo Bantah Mau Tutup Twitter
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring membantah akan menutup akses Twitter di Indonesia.
Namun dia tidak bisa memastikan apakan di era Menkominfo yang akan datang, Twitter ditutup atau tidak.
"Jadi sekali saya tegasken, tidak benar itu, isu-isu yg mengataken bhw Twitter akan ditutup di Indonesia. Entah oleh menteri berikutnya...," kicau Tifatul di akun twitternya, @tifsembiring, Minggu (28/9/2014).
Sebelumnya, sempat beredar wacana, Twitter di Indonesia akan ditutup. Wacana tersebut sempat dihembuskan Tifatul, lewat akun twitternya.
"Beberapa negara spt Turki, Arab Saudi, Mesir pernah menutup twitter. Indonesia belum pernah menutup Twitter. Ada usulan?" ucap Tifatul.
"Twitter adlh situs dg nama domain tunggal twitter(dot)com. Jadi pilihan Pemerintah hanya 2, twitter BOLEH atau TIDAK," imbuhnya.
Diakui politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sampai saat ini belum ada yang bisa kendalikan mengguritanya Twitter di dunia maya.
"Hampir tidak ada pemerintahan yg bisa mengontrol Twitter, termasuk USA. Apalagi hanya urusan TT (trending topik) yg digemari anak2 yg belum akil baligh ini," pungkasnya.
Namun dia tidak bisa memastikan apakan di era Menkominfo yang akan datang, Twitter ditutup atau tidak.
"Jadi sekali saya tegasken, tidak benar itu, isu-isu yg mengataken bhw Twitter akan ditutup di Indonesia. Entah oleh menteri berikutnya...," kicau Tifatul di akun twitternya, @tifsembiring, Minggu (28/9/2014).
Sebelumnya, sempat beredar wacana, Twitter di Indonesia akan ditutup. Wacana tersebut sempat dihembuskan Tifatul, lewat akun twitternya.
"Beberapa negara spt Turki, Arab Saudi, Mesir pernah menutup twitter. Indonesia belum pernah menutup Twitter. Ada usulan?" ucap Tifatul.
"Twitter adlh situs dg nama domain tunggal twitter(dot)com. Jadi pilihan Pemerintah hanya 2, twitter BOLEH atau TIDAK," imbuhnya.
Diakui politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sampai saat ini belum ada yang bisa kendalikan mengguritanya Twitter di dunia maya.
"Hampir tidak ada pemerintahan yg bisa mengontrol Twitter, termasuk USA. Apalagi hanya urusan TT (trending topik) yg digemari anak2 yg belum akil baligh ini," pungkasnya.
(maf)