Jokowi Diingatkan Benahi Intelijen Agar Tak Seperti Gus Dur
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo dinilai perlu memperkuat kinerja intelijen. Agar nasibnya tidak seperti Presiden Gus Dur yang kekuasaannya digulingkan di tengah jalan.
Ketua Indonesia Police Watch Neta S Pane mengkritisi kinerja intelijen yang selama ini kedodoran. Dia mengingatkan Jokowi agar tragedi penggulingan Gus Dur yang terjadi setelah konflik dengan elite politik di parlemen tidak terulang di masa pemerintahannya.
"Selama ini kinerja intelijen di negeri ini sangat kedodoran. Sebagai pemerintahan sipil, jika tidak memperkuat kinerja
intelijennya, nasib Jokowi bisa seperti Presiden Gus Dur," kata Neta melalui pers rilis yang diterima Sindonews, Kamis (25/9/2014).
Menurut Neta, ada tiga tujuan utama dari pembenahan intelijen ini. Pertama, situasi kamtibmas terjaga dan meluasnya peredaran narkoba maupun senjata api ilegal bisa ditekan.
Kedua, manuver pejabat pejabat yang korup, mafia hukum, mafia proyek, mafia migas, dan mafia lainnya bisa dideteksi untuk kemudian dibasmi.
Ketiga, manuver pihak-pihak tertentu yang hendak memainkan massa untuk kepentingan kelompoknya bisa dikendalikan dengan strategi intelijen.
"Sehingga Jokowi tidak akan diperlakukan pihak-pihak tertentu seperti Presiden Gus Dur, yang istananya dikepung massa dan dipaksa turun dari jabatannya," kata Neta.
Ketua Indonesia Police Watch Neta S Pane mengkritisi kinerja intelijen yang selama ini kedodoran. Dia mengingatkan Jokowi agar tragedi penggulingan Gus Dur yang terjadi setelah konflik dengan elite politik di parlemen tidak terulang di masa pemerintahannya.
"Selama ini kinerja intelijen di negeri ini sangat kedodoran. Sebagai pemerintahan sipil, jika tidak memperkuat kinerja
intelijennya, nasib Jokowi bisa seperti Presiden Gus Dur," kata Neta melalui pers rilis yang diterima Sindonews, Kamis (25/9/2014).
Menurut Neta, ada tiga tujuan utama dari pembenahan intelijen ini. Pertama, situasi kamtibmas terjaga dan meluasnya peredaran narkoba maupun senjata api ilegal bisa ditekan.
Kedua, manuver pejabat pejabat yang korup, mafia hukum, mafia proyek, mafia migas, dan mafia lainnya bisa dideteksi untuk kemudian dibasmi.
Ketiga, manuver pihak-pihak tertentu yang hendak memainkan massa untuk kepentingan kelompoknya bisa dikendalikan dengan strategi intelijen.
"Sehingga Jokowi tidak akan diperlakukan pihak-pihak tertentu seperti Presiden Gus Dur, yang istananya dikepung massa dan dipaksa turun dari jabatannya," kata Neta.
(kri)