Satu Tewas, Lima Tersangka Teroris Diringkus di Bima
A
A
A
JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri berhasil membekuk enam tersangka teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tiga diantaranya adalah buronan dari Poso.
Jumlah tersangka mengalami peningkatan, setelah diketahui satu dari enam tersangka teroris itu tewas ditembus timah panas karena berusaha melawan petugas dengan melempar bom. Bagaimana kronologi penangkapan keenam tersangka teroris itu?
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, sekira pukul 16.30 WITA, Adnan alias Deo alias Nurdin alias Si Kecil yang sebelumnya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), ditangkap di kediaman orangtuanya di Kabupaten Dompu.
Nahas, Adnan yang berusaha melempar bom ke arah petugas saat akan dilakukan penangkapan di dalam rumahnya, terpaksa ditembak di tempat.
"Yang bersangkutan meninggal dunia. Barang bukti yang disita dua buah bom," kata Boy melalui keterangan tertulisnya, Sabtu 20 September 2014 malam.
Selain terlibat pelatihan militer di Poso bersama Santoso, belakangan diketahui Nurdin juga terlibat menyiapkan tempat pelatihan di Dompu untuk kelompok Roy Makassar.
Sebelumnya, Densus 88 berhasil menangkap DPO atas nama Juwait alias Herman alias David, di Desa Sai, Kabupaten Bima, pada pukul 15.15 WITA.
Juwait adalah buron Poso yang terlibat kasus peledakan bom di Pos Lantas Asma, di Morowali, Sulawesi Tengah, dan pelatihan militer bersama jaringan teroris pimpinan Santoso di Poso.
Aksi penangkapan terus berlanjut. Buronan bernama Suhail alias Gondong Saja juga diringkus di Desa Sai pada pukul 16.30 WITA.
"Dia terlibat dalam pelatihan militer di Poso bersama Santoso pada bulan Maret 2013. Dan bersama kelompok Roi Makassar berangkat dari Poso ke Bima untuk pelatihan militer," kata Boy menjelaskan.
Masih di desa dan di jam yang sama, Juned alias Gun yang terlibat jaringan teroris, juga ditangkap. Sementara itu, tersangka lain yang segaris dengan Juned, Dedi Irawan alias Irawan ditangkap di Desa Wera pada pukul 17.00 WITA.
Pada pukul 18.20 WITA, ditangkap tersangka Samil alias Salman di rumahnya di Penaraga, Bima. "Ia terlibat dalam aktifitas jaringan teroris di Bima," kata Boy.
Jumlah tersangka mengalami peningkatan, setelah diketahui satu dari enam tersangka teroris itu tewas ditembus timah panas karena berusaha melawan petugas dengan melempar bom. Bagaimana kronologi penangkapan keenam tersangka teroris itu?
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, sekira pukul 16.30 WITA, Adnan alias Deo alias Nurdin alias Si Kecil yang sebelumnya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), ditangkap di kediaman orangtuanya di Kabupaten Dompu.
Nahas, Adnan yang berusaha melempar bom ke arah petugas saat akan dilakukan penangkapan di dalam rumahnya, terpaksa ditembak di tempat.
"Yang bersangkutan meninggal dunia. Barang bukti yang disita dua buah bom," kata Boy melalui keterangan tertulisnya, Sabtu 20 September 2014 malam.
Selain terlibat pelatihan militer di Poso bersama Santoso, belakangan diketahui Nurdin juga terlibat menyiapkan tempat pelatihan di Dompu untuk kelompok Roy Makassar.
Sebelumnya, Densus 88 berhasil menangkap DPO atas nama Juwait alias Herman alias David, di Desa Sai, Kabupaten Bima, pada pukul 15.15 WITA.
Juwait adalah buron Poso yang terlibat kasus peledakan bom di Pos Lantas Asma, di Morowali, Sulawesi Tengah, dan pelatihan militer bersama jaringan teroris pimpinan Santoso di Poso.
Aksi penangkapan terus berlanjut. Buronan bernama Suhail alias Gondong Saja juga diringkus di Desa Sai pada pukul 16.30 WITA.
"Dia terlibat dalam pelatihan militer di Poso bersama Santoso pada bulan Maret 2013. Dan bersama kelompok Roi Makassar berangkat dari Poso ke Bima untuk pelatihan militer," kata Boy menjelaskan.
Masih di desa dan di jam yang sama, Juned alias Gun yang terlibat jaringan teroris, juga ditangkap. Sementara itu, tersangka lain yang segaris dengan Juned, Dedi Irawan alias Irawan ditangkap di Desa Wera pada pukul 17.00 WITA.
Pada pukul 18.20 WITA, ditangkap tersangka Samil alias Salman di rumahnya di Penaraga, Bima. "Ia terlibat dalam aktifitas jaringan teroris di Bima," kata Boy.
(kri)