Kabinet Profesional Akan Dibentuk Jokowi Dinilai Rapuh
A
A
A
JAKARTA - Janji Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menghadirkan kabinet yang terdiri atas orang-orang profesional dinilai rapuh. Indikasinya adalah, Jokowi memiliki beban untuk menyerap sejumlah kader partai politik (parpol) pendukungnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Parpol tersebut adalah, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
“Tidak dilibatkannya kader-kader terbaik parpol pendukung Jokowi-JK justru mengancam kesatuan parpol pendukung Jokowi,” kata Direktur Eksekutif PolcoMM Institute, Heri Budianto dalam perbincangannya dengan wartawan, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Heri mengatakan, idealnya kabinet diisi oleh kalangan profesional, namun bukan berarti kader parpol tidak ada yang profesional di bidangnya. “Nah menurut saya orang parpol itu harus diserap, jangan sampai menyerap orang lain tanpa menyerap dari parpol yang telah mendukungnya selama ini,” ujarnya.
Dia mengingatkan, hal utama perlu diperhatikan Jokowi adalah bukan persoalan kalangan parpol atau luar parpol. Sebaliknya, lanjut Heri yang harus diprioritaskan Jokowi dalam memilih orang dikabinetnya adalah memiliki rekam jejak yang baik.
“Orang yang bersih dan jauh dari kasus korupsi, jangan sampai tersandera ketika nanti duduk di kabinet,” tegasnya.
Dia mencontohkan, Jokowi lebih memilih Rini M Soemarno sebagai ketua tim rransisi ketimbang orang parpol pendukungnya. Padahal, kata Heri Rini pernah disebut-sebut dalam sejumlah dugaan kasus korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Hal inilah kata Heri justru melemahkan Jokowi, sementara kader terbaik lainnya dari parpol tidak diambil. “Meski hanya berstatus saksi, tetap ini membahayakan si presiden terpilih,” tandasnya.
Parpol tersebut adalah, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
“Tidak dilibatkannya kader-kader terbaik parpol pendukung Jokowi-JK justru mengancam kesatuan parpol pendukung Jokowi,” kata Direktur Eksekutif PolcoMM Institute, Heri Budianto dalam perbincangannya dengan wartawan, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Heri mengatakan, idealnya kabinet diisi oleh kalangan profesional, namun bukan berarti kader parpol tidak ada yang profesional di bidangnya. “Nah menurut saya orang parpol itu harus diserap, jangan sampai menyerap orang lain tanpa menyerap dari parpol yang telah mendukungnya selama ini,” ujarnya.
Dia mengingatkan, hal utama perlu diperhatikan Jokowi adalah bukan persoalan kalangan parpol atau luar parpol. Sebaliknya, lanjut Heri yang harus diprioritaskan Jokowi dalam memilih orang dikabinetnya adalah memiliki rekam jejak yang baik.
“Orang yang bersih dan jauh dari kasus korupsi, jangan sampai tersandera ketika nanti duduk di kabinet,” tegasnya.
Dia mencontohkan, Jokowi lebih memilih Rini M Soemarno sebagai ketua tim rransisi ketimbang orang parpol pendukungnya. Padahal, kata Heri Rini pernah disebut-sebut dalam sejumlah dugaan kasus korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Hal inilah kata Heri justru melemahkan Jokowi, sementara kader terbaik lainnya dari parpol tidak diambil. “Meski hanya berstatus saksi, tetap ini membahayakan si presiden terpilih,” tandasnya.
(kur)