KPU Akui Sistem Pengamanan Form C1 Lemah

Jum'at, 15 Agustus 2014 - 19:13 WIB
KPU Akui Sistem Pengamanan...
KPU Akui Sistem Pengamanan Form C1 Lemah
A A A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui memang ada kelemahan pada sistem pengamanan formulir (form) C1.

"Kalau pengamanan yang bagus sekali, itu akan mahal sekali biaya pemilu kita," kata Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay, di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2014).

Kendati demikian, dia mengklaim, adanya kelemahan pada sistem pengamanan form C1 itu tidak berdampak pada perolehan suara peserta Pilpres 2014.

"Ada enggak pemalsuan di lapangan yang kemarin, yang berdampak pada perolehan suara jadi kacau, ada laporan itu? Saya enggak pernah dengar, tanya sama Bawaslu," kata Hadar.

Dia pun menantang kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk melaporkan temuan kelemahan sistem pengamanan form C1 itu kepada pihak kepolisian.

"Ada enggak karena palsu itu, hitungan suaranya jadi salah, kalau itu ada tunjukkan dong, laporkan ke polisi, di bagian mana itu. Jadi jangan kita ini hanya menanya-nanya menguggat-gugat sudah di ujung," tuturnya.

"Kalau mereka memermasalahkan, lemah, ya sudah oke. Karena kalau mau bikin security-nya sangat tinggi, itu mahal sekali. Kertas suara, formulir, itu berapa biayanya kalau dibikin," imbuhnya.

Dirinya mengklaim, pihaknya tidak sembarangan dalam membuat sistem pengamanan form C1 tersebut.

Sebelumnya, kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungkap dugaan kecurangan pada Pilpres 2014, melalui pemalsuan hologram dan mikroteks pada form C1 plano.

Salah satu tim riset Prabowo-Hatta, Fahrur Rozi mengungkapkan, form C1 plano mudah dijiplak oleh masyarakat awam. Hal itu, menurut dia, karena datanya telah bocor di dunia maya.

Dia menduga, bocornya data tersebut berawal ketika sistem KPU mudah diretas. Hal demikian dikatakannya, berdasarkan informasi dari sebuah blog.

"Sistem KPU beberapa waktu lalu dan email komisioner KPU dibobol. Ada salah satu blog di internet menyebut itu mudah diretas. Dari hal tersebut apa saja mungkin bocor. Maupun email-email komisioner yang dipublish," ujarnya saat jumpa pers di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Sudirman, Jakarta, Rabu 13 Agustus 2014.

Dari situ, kata dia, pihaknya menemukan teknis kebocoran pengamanan formulir C1 plano. Dia berpendapat, formulir C1 bisa ditiru orang lain. Mengingat, mikroteksnya mudah dilihat.

"Artinya, form C1 itu mudah diduplikasi pihak luar dan dalam KPU," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0750 seconds (0.1#10.140)