Demo Penolakan Bill Clinton Dinilai Wajar

Selasa, 15 Juli 2014 - 03:09 WIB
Demo Penolakan Bill Clinton Dinilai Wajar
Demo Penolakan Bill Clinton Dinilai Wajar
A A A
JAKARTA - Pemerintah didesak untuk meminta mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton menunda kunjungannya ke Indonesia. Clinton dikabarkan datang menjelang saat penetapan hasil suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2013.

Anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan jika ada masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan Bill Clinton sangat wajar. "Kalau mereka (Clinton) melakukan perjalanan (pasti) ada misi-misi politik," katanya, Senin, 14 Juli 2014.

Ngabalin menilai kedatangan Clinton melekat dengan berbagai kepentingan politik negara tersebut. Dia menduga suami dari Menteri Luar Negeri Hillary Clinton itu datang ke Indonesia dengan berbagai kepentingan. "Kalau mereka (Clinton) melakukan perjalanan (pasti) ada misi-misi politik," katanya, Senin, 14 Juli 2014.

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar aksi demontrasi di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat pada Senin 14 Juli 2014

Pendemo menolak kedatangan Clinton lantaran dilakukan menjelang penentuan pemenang pilpres yang bakal diumumkan 22 Juli mendatang. "Tolak intervensi asing dan tolak kedatangan Bill Clinton," ujar Koordinator aksi Diki Saefurohman, di Gedung KPU.

Sebelumnya, Penasihant Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo menilai kedatangan Bill Clinton ke Indonesia dalam masa pilpres janggal dan sarat kepentingan. Kecurigaan yang muncul, kehadirannya dikhawatirkan dapat mengintervensi KPU.

"Ini bukan kunjungan biasa, tapi kunjungan politik yang dapat mengintervensi penghitungan suara pilpres oleh KPU," kata Suryo, Sabtu 12 Juli 2014.

Menurutnya, kunjungan yang dilakukan Bill Clinton ke Indonesia tersebut tidak lazim disaat rakyat Indonesia menunggu hasil pilpres. Kedatangannya juga dikhawatirkan akan mengganggu independesi KPU.

"Clinton memang bukan Presiden Amerika lagi, tapi jangan lupa dia menjadi Presiden Amerika karena dibantu oleh James Riady. Semua orang tahu pengusaha Indonesia James Riady saat ini menjadi salah satu sponsor pasangan Jokowi-JK," tutur Suryo.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8863 seconds (0.1#10.140)