Golkar Bantah Akan Alihkan Dukungan
A
A
A
JAKARTA - Spekulasi Golkar akan merapat ke pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) muncul, setelah hitung cepat pemilihan presiden (pilpres) yang baru dilaksanakan pada 9 Juli lalu.
Namun, kabar tersebut langsung ditepis Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Tantowi Yahya. Menurutnya, Golkar akan setia terhadap koalisi Merah Putih, pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Golkar ada yang pengurus. Pengurus ini saya, Ketuanya Aburizal Bakrie. Garis dari Aburizal adalah kita berada di koalisi merah putih. Bahkan besok Senin akan terjadi penandatanganan koalisi permanen," kata Tantowi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/7/2014).
Koalisi permanen dimaksudkan, jika Prabowo-Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden maka pemerintahan akan berjalan stabil, lantaran mendapat dukungan mayoritas oleh anggota parlemen.
"Ketika Prabowo-Hatta menang, akan ada jaminan politik bahwa pemerintahan Prabowo-Hatta akan stabil. Karena akan dapat dukungan dari mayoritas suara di parlemen," tegasnya.
Pria kelahiran 29 Oktober 1960 Palembang Sumatera Selatan ini menjawab diplomatis, saat disinggung apakah Golkar siap menjadi oposisi jika Prabowo-Hatta kalah.
"Tidak ada oposisi di Indonesia, karena kita presidential, bukan parlementer, yang ada di luar pemerintahan. Beda itu oposisi," tutup Tantowi.
Namun, kabar tersebut langsung ditepis Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Tantowi Yahya. Menurutnya, Golkar akan setia terhadap koalisi Merah Putih, pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Golkar ada yang pengurus. Pengurus ini saya, Ketuanya Aburizal Bakrie. Garis dari Aburizal adalah kita berada di koalisi merah putih. Bahkan besok Senin akan terjadi penandatanganan koalisi permanen," kata Tantowi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/7/2014).
Koalisi permanen dimaksudkan, jika Prabowo-Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden maka pemerintahan akan berjalan stabil, lantaran mendapat dukungan mayoritas oleh anggota parlemen.
"Ketika Prabowo-Hatta menang, akan ada jaminan politik bahwa pemerintahan Prabowo-Hatta akan stabil. Karena akan dapat dukungan dari mayoritas suara di parlemen," tegasnya.
Pria kelahiran 29 Oktober 1960 Palembang Sumatera Selatan ini menjawab diplomatis, saat disinggung apakah Golkar siap menjadi oposisi jika Prabowo-Hatta kalah.
"Tidak ada oposisi di Indonesia, karena kita presidential, bukan parlementer, yang ada di luar pemerintahan. Beda itu oposisi," tutup Tantowi.
(maf)