Warga Mamuju Utara Tak Antusias Sambut Pilpres
A
A
A
MAMUJU - Ketua DPD PDIP Sulbar Agus Ambo Djiwa mengaku kecewa dengan tingkat partisipasi masyarakat di wilayahnya yang sangat rendah. Kendati begitu, dia mengaku senang pasangan calon yang diusung partainya menang dalam hitung cepat.
"Hanya sekitar 60 persen saja. Jauh lebih kecil dibanding pileg kemarin, dan masih di bawah Mamuju yang tingkat partisipasi pemilih dalam Pilres ini sebesar 70 persen," katanya, kepada wartawan, Jumat (11/7/2014).
Bupati Mamuju Utara (Matra) ini menambahkan, ketika meninju ke sejumlah TPS di Matra, bersama sejumlah pejabat tinggi setempat, dirinya tidak melihat ada kesibukan petugas di lokasi, karena warga yang menyalurkan hak pilihnya sedikit.
"Ini terjadi hampir di seluruh TPS se Kelurahan Pasangkayu. Saya sampai meminta Pak Lurah untuk memanggil langsung warganya, melalui pengeras suara mesjid," tuturnya.
Menurut Agus, kondisi ini disebabkan pemahaman warga yang kurang terhadap pilpres. Pilpres bagi warga dinilai tidak menyentuh langsung kepentingan dan kebutuhan mereka.
Dari pantauan di lapangan, di keluruhan Pasangkayu, warga yang membawa KTP lebih dulu memilih. Warga yang memiliki undangan dan namanya tercatat dalam DPT justru terlambat datang, bahkan banyak yang tidak hadir.
Ketua KPPS TPS 3 Samuel mengungkapkan, kali ini petugas tidak menolak identitas apapun asal sah. Sebab kuatir warga tidak kembali. "Akbatnya tentu tidak memilih. Beda waktu pileg, warga yang mendesak kami untuk segera memilih," katanya.
Kondisi yang sama terjadi di TPS 10 yang berlokasi tepat di tribun lapangan Merdeka Pasangkayu. Separuh lebih kursi yang disediakan kosong.
"Hanya sekitar 60 persen saja. Jauh lebih kecil dibanding pileg kemarin, dan masih di bawah Mamuju yang tingkat partisipasi pemilih dalam Pilres ini sebesar 70 persen," katanya, kepada wartawan, Jumat (11/7/2014).
Bupati Mamuju Utara (Matra) ini menambahkan, ketika meninju ke sejumlah TPS di Matra, bersama sejumlah pejabat tinggi setempat, dirinya tidak melihat ada kesibukan petugas di lokasi, karena warga yang menyalurkan hak pilihnya sedikit.
"Ini terjadi hampir di seluruh TPS se Kelurahan Pasangkayu. Saya sampai meminta Pak Lurah untuk memanggil langsung warganya, melalui pengeras suara mesjid," tuturnya.
Menurut Agus, kondisi ini disebabkan pemahaman warga yang kurang terhadap pilpres. Pilpres bagi warga dinilai tidak menyentuh langsung kepentingan dan kebutuhan mereka.
Dari pantauan di lapangan, di keluruhan Pasangkayu, warga yang membawa KTP lebih dulu memilih. Warga yang memiliki undangan dan namanya tercatat dalam DPT justru terlambat datang, bahkan banyak yang tidak hadir.
Ketua KPPS TPS 3 Samuel mengungkapkan, kali ini petugas tidak menolak identitas apapun asal sah. Sebab kuatir warga tidak kembali. "Akbatnya tentu tidak memilih. Beda waktu pileg, warga yang mendesak kami untuk segera memilih," katanya.
Kondisi yang sama terjadi di TPS 10 yang berlokasi tepat di tribun lapangan Merdeka Pasangkayu. Separuh lebih kursi yang disediakan kosong.
(san)