Lembaga Survei Rujukan Jokowi-JK Dinilai Arogan
A
A
A
JAKARTA - Sikap arogan beberapa lembaga survei menuai kritik. Beberapa lembaga survei seolah merasa hasil hitung cepat (quick count) miliknya terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 paling benar.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio meminta para lembaga survei itu menghormati proses dan hasil rekapitulasi secara nasional yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli 2014 mendatang.
"Pernyataan Burhanudin yang mengatakan real count KPU salah jika berbeda hasilnya nanti, ini kan arogan. Lagipula, real count kan belum sampai 100 persen sampai saat ini," ujar Agung kepada Sindonews, Jumat (11/7/2014).
Sebelumnya di media Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi merasa hasil quick count yang dilakukan lembaganya sudah benar. Bahkan dengan lantang, Burhanudin menuding KPU salah jika hasil real count-nya berbeda dengan hasil quick count miliknya.
Dalam quick count yang dilakukan Burhanudin memenangkan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan 52.95 persen. Sementara pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 47,05 persen.
"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio meminta para lembaga survei itu menghormati proses dan hasil rekapitulasi secara nasional yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli 2014 mendatang.
"Pernyataan Burhanudin yang mengatakan real count KPU salah jika berbeda hasilnya nanti, ini kan arogan. Lagipula, real count kan belum sampai 100 persen sampai saat ini," ujar Agung kepada Sindonews, Jumat (11/7/2014).
Sebelumnya di media Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi merasa hasil quick count yang dilakukan lembaganya sudah benar. Bahkan dengan lantang, Burhanudin menuding KPU salah jika hasil real count-nya berbeda dengan hasil quick count miliknya.
Dalam quick count yang dilakukan Burhanudin memenangkan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan 52.95 persen. Sementara pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 47,05 persen.
"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.
(kur)