1.164 Napi Lapas Bulak Kapal Nyoblos
A
A
A
BEKASI - Sebanyak 1.164 narapidana (napi) penghuni Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Bulak Kapal menyalurkan hak pilihannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi di Jalan Pahlawan, Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Rabu (9/7/2014).
Warga binaan Lapas Klas IIA ini menyalurkan aspirasinya dalam Pemilu Presiden (Pilpres).”Hampir semua warga binaan kami dari berbagai kasus memberikan suaranya dalam Pilpres ini,” ujar Kepala Lapas Bulak Kapal Bekasi, Waskito kepada wartawan usai pencoblosan.
Menurut Waskito, ribuan narapida yang mencoblos di dua TPS yang disediakan didalam Lapas yakni TPS 111 dan TPS 112. Hingga pencoblosan hampir sekitar 1.164 penghuni Lapas menyoblos dan sekitar 45 orang petugas dan warga sekitar ikut menyoblos. ”45 orang pemilih khusus,” katanya.
Dalam pencoblosan itu, kata dia, 497 orang narapidan masuk daftar pemilih di TPS 111, dan 667 narapidan lagi masuk daftar pemilih di TPS 112. Narapidana yang mencoblos ini masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres dan terdaftar dalam Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Waskito menjelaskan, di Lapas Bulak Kapal ada enam orang Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang bertugas untuk dua TPS. Sedangkan proses pemungutan suara atau pencoblosan dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 13.00. Bahkan, 12 orang saksi dari masing – masing partai politik ikut mengawasi pencoblosan.
”12 saksi itu dari luar Lapas, dan pencoblosan di Lapas Bulak Kapal berjalan kondusif, aman dan rahasia,” paparnya. Hanya saja, kata dia, dalam pencoblosan itu para narapidana antri masuk dalam bilik suara hingga keluar gedung Lapas dengan penjagaan ketat.
Untuk hasil dari pemungutan suara di Lapas sendiri, kata dia, tidak dihitung di dua TPS yang disediakan di Lapas, melainkan hasil suara pencoblosan itu diserahkan kepada panitia khusus dari KPU Kota Bekasi.”Dihitung digedung KPU, tidak dihitung di Lapas, hanya penyelanggaraanya saja,” ungkapnya.
Sementara salah satu penghuni Lapas Bulak Kapal, Ismail mengatakan, dalam pencoblosan pemilu presiden ini dirinya ingin menyuarakan suaranya untuk calon presiden yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia.”Dengan sejahtera, tidak mungkin saya melakukan aksi kriminalitas,” katanya.
Untuk itu Ismail bersama penghuni Lapas lainya berharap agar presiden terpilih nanti bisa melihat dan memperhatikan para narapida khususnya di Lapas Bulak Kapal.”Kami ingin perubahan, walaupun kami menjadi seorang tahanan, kami ingin perubahan saat nanti kami keluar penjara,” tegasnya.
Warga binaan Lapas Klas IIA ini menyalurkan aspirasinya dalam Pemilu Presiden (Pilpres).”Hampir semua warga binaan kami dari berbagai kasus memberikan suaranya dalam Pilpres ini,” ujar Kepala Lapas Bulak Kapal Bekasi, Waskito kepada wartawan usai pencoblosan.
Menurut Waskito, ribuan narapida yang mencoblos di dua TPS yang disediakan didalam Lapas yakni TPS 111 dan TPS 112. Hingga pencoblosan hampir sekitar 1.164 penghuni Lapas menyoblos dan sekitar 45 orang petugas dan warga sekitar ikut menyoblos. ”45 orang pemilih khusus,” katanya.
Dalam pencoblosan itu, kata dia, 497 orang narapidan masuk daftar pemilih di TPS 111, dan 667 narapidan lagi masuk daftar pemilih di TPS 112. Narapidana yang mencoblos ini masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres dan terdaftar dalam Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Waskito menjelaskan, di Lapas Bulak Kapal ada enam orang Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang bertugas untuk dua TPS. Sedangkan proses pemungutan suara atau pencoblosan dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 13.00. Bahkan, 12 orang saksi dari masing – masing partai politik ikut mengawasi pencoblosan.
”12 saksi itu dari luar Lapas, dan pencoblosan di Lapas Bulak Kapal berjalan kondusif, aman dan rahasia,” paparnya. Hanya saja, kata dia, dalam pencoblosan itu para narapidana antri masuk dalam bilik suara hingga keluar gedung Lapas dengan penjagaan ketat.
Untuk hasil dari pemungutan suara di Lapas sendiri, kata dia, tidak dihitung di dua TPS yang disediakan di Lapas, melainkan hasil suara pencoblosan itu diserahkan kepada panitia khusus dari KPU Kota Bekasi.”Dihitung digedung KPU, tidak dihitung di Lapas, hanya penyelanggaraanya saja,” ungkapnya.
Sementara salah satu penghuni Lapas Bulak Kapal, Ismail mengatakan, dalam pencoblosan pemilu presiden ini dirinya ingin menyuarakan suaranya untuk calon presiden yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia.”Dengan sejahtera, tidak mungkin saya melakukan aksi kriminalitas,” katanya.
Untuk itu Ismail bersama penghuni Lapas lainya berharap agar presiden terpilih nanti bisa melihat dan memperhatikan para narapida khususnya di Lapas Bulak Kapal.”Kami ingin perubahan, walaupun kami menjadi seorang tahanan, kami ingin perubahan saat nanti kami keluar penjara,” tegasnya.
(maf)