Klaim Sejumlah Exit Poll Cuma Bikin Bingung
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan, hasil pemilihan presiden (pilpres) di luar negeri belum diketahui hasilnya. Sebab, penghitungan baru dimulai pada Rabu 9 Juli 2014 besok.
Hal itu menanggapi beredarnya 'klaim' survei dengan metode exit poll dan quick count hasil pemilu luar negeri yang dilakukan masing-masing kedua kubu pasangan calon.
"Di luar negeri hanya dilakukan pemungutan suara lebih dahulu tapi penghitungannya sama dimulai pada 9 Juli," ujar Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Hadar melanjutkan, meski informasi yang diperoleh menyatakan keberadaan exit poll dan quick count mampu menggiring opini pemilih. Namun, pihaknya berharap kedua pendukung agar tak membuat data yang membingungkan masyarakat.
Apalagi tambah Hadar, data tersebut merupakan klaim sepihak yang dilakukan masing-masing kedua kubu dengan maksud meyakinkan pemilih. "Kami sebagai penyelenggara meminta kepada meminta kepada semua pihak janganlah melakukan sesuatu yang memanipulasi. Tolonglah timses untuk menjaga masa tenang agar tenang," ungkapnya.
Seperti diketahui, usai penyelenggaraan pemilu luar negeri yang berakhir 6 Juli lalu, beredar hasil quick count dan exit poll diduga disebar oleh masing-masing tim pendukung. Exit Poll, metode untuk mengetahui hasil pemilu melalui narasumber atau pemilih yang keluar dari bilik suara. Di exit poll tersebut masing-masing tim pendukung mengklaim saling mengungguli satu sama lain.
Hal itu menanggapi beredarnya 'klaim' survei dengan metode exit poll dan quick count hasil pemilu luar negeri yang dilakukan masing-masing kedua kubu pasangan calon.
"Di luar negeri hanya dilakukan pemungutan suara lebih dahulu tapi penghitungannya sama dimulai pada 9 Juli," ujar Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Hadar melanjutkan, meski informasi yang diperoleh menyatakan keberadaan exit poll dan quick count mampu menggiring opini pemilih. Namun, pihaknya berharap kedua pendukung agar tak membuat data yang membingungkan masyarakat.
Apalagi tambah Hadar, data tersebut merupakan klaim sepihak yang dilakukan masing-masing kedua kubu dengan maksud meyakinkan pemilih. "Kami sebagai penyelenggara meminta kepada meminta kepada semua pihak janganlah melakukan sesuatu yang memanipulasi. Tolonglah timses untuk menjaga masa tenang agar tenang," ungkapnya.
Seperti diketahui, usai penyelenggaraan pemilu luar negeri yang berakhir 6 Juli lalu, beredar hasil quick count dan exit poll diduga disebar oleh masing-masing tim pendukung. Exit Poll, metode untuk mengetahui hasil pemilu melalui narasumber atau pemilih yang keluar dari bilik suara. Di exit poll tersebut masing-masing tim pendukung mengklaim saling mengungguli satu sama lain.
(maf)