Terkait Surat Terbuka, Romo Magnis Diminta Minta Maaf
A
A
A
JAKARTA - Rohaniawan Romo Franz Magnis Suseno diminta mengklarifikasi dan meminta maaf terkait surat terbukanya beberapa hari lalu. Pasalnya, surat terbuka itu dianggap menyudutkan pasangan Prabowo-Hatta.
Dimana dalam surat itu dirinya menuding Islam garis keras yang mendukung calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto. Tak hanya itu, ia juga mengaitkan ucapan Amien Rais mengenai Perang Badar terkait Islam garis keras itu.
"Pak Amien Rais saat menganalogikan pilpres kali ini Perang Badar bukan dalam konteks perang antara muslim dan kafir," ujar Koordinator Persaudaraan Pemuda Indonesia Delianur di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2014).
Kata dia, Romo Magnis keliru dalam mengartikan Perang Badar yang dimaksud oleh Amien. Ia juga tak sepakat dengan tulisan Romo terkait persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Romo tafsirannya keliru, Romo tidak detail. Itu spiritnya untuk semangat membangun negeri ini spirit Perang Badar, kita tidak sedang mencari ghanimah (harta rampasan perang)," tegasnya.
Dengan apa yang sudah disampaikan Romo Magnis dalam surat terbukanya, mereka memiliki beberapa tuntutan terhadap guru besar di Sekolah Tinggi Filsafat Drikarya itu. "Kami meminta Romo mengklarifikasi atas surat terbuka yang sudah dilayangkan dan menjadi konsumsi publik."
"Kami juga meminta Romo mengoreksi dan meminta maaf atas kekeliruan-kekeliruan yang ada dalam surat terbuka tersebut. Karena surat tersebut tidak hanya memuat kekeliruan-kekeliruan tetapi juga menimbulkan prasangka negatif di kehidupan beragama kit," pungkasnya.
Dimana dalam surat itu dirinya menuding Islam garis keras yang mendukung calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto. Tak hanya itu, ia juga mengaitkan ucapan Amien Rais mengenai Perang Badar terkait Islam garis keras itu.
"Pak Amien Rais saat menganalogikan pilpres kali ini Perang Badar bukan dalam konteks perang antara muslim dan kafir," ujar Koordinator Persaudaraan Pemuda Indonesia Delianur di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2014).
Kata dia, Romo Magnis keliru dalam mengartikan Perang Badar yang dimaksud oleh Amien. Ia juga tak sepakat dengan tulisan Romo terkait persoalan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Romo tafsirannya keliru, Romo tidak detail. Itu spiritnya untuk semangat membangun negeri ini spirit Perang Badar, kita tidak sedang mencari ghanimah (harta rampasan perang)," tegasnya.
Dengan apa yang sudah disampaikan Romo Magnis dalam surat terbukanya, mereka memiliki beberapa tuntutan terhadap guru besar di Sekolah Tinggi Filsafat Drikarya itu. "Kami meminta Romo mengklarifikasi atas surat terbuka yang sudah dilayangkan dan menjadi konsumsi publik."
"Kami juga meminta Romo mengoreksi dan meminta maaf atas kekeliruan-kekeliruan yang ada dalam surat terbuka tersebut. Karena surat tersebut tidak hanya memuat kekeliruan-kekeliruan tetapi juga menimbulkan prasangka negatif di kehidupan beragama kit," pungkasnya.
(kri)