Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Sejahterakan Rakyat

Jum'at, 27 Juni 2014 - 22:02 WIB
Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Sejahterakan Rakyat
Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Sejahterakan Rakyat
A A A
TABANAN - Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat Indonesia saat ini baru Rp3,4 juta per bulan, bila dibandingkan dengan Malaysia, dan Singapura. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang mampu meningkatkan PDB warga Indonesia.

"PDB masyarakat Indonesia masih di bawah level negara berkembang, untuk itu dibutuhkan pemimpin yang mampu menumbuhkan ekonomi warga," kata Hary Tanoesoedibjo (HT) saat membuka deklarasi Gerakan Gelombang Rakyat (Geger) dukung Prabowo-Hatta, di Tabanan, Bali, Jumat (27/6/2014).

Saat ini PDB Singapura mencapai Rp50 juta per bulan. Indonesia bisa dikatakan negara pada level pertama PDB-nya pada 12 juta per bulan. Untuk level kedua, negara yang sedang berkembang dunia menyatakan PDB-nya harus Rp4 juta per bulan.

Menurut HT, Indonesia masih di bawah negara berkembang. "Kita masih kalah jauh dengan negara tetangga, pertumbuhan PDB ini bukan persoalan padatnya penduduk, seperti di China saja dengan jumlah penduduk 1 miliar jiwa lebih, PDB-nya mampu mencapai Rp50 juta per bulan," ungkapnya

Pada tahun 80-an, PDB Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan China atau negara lainnya, seperti Malaysia, Singapura dan Perancis. Menurunnya PDB ini menurut HT, jumlah masyarakat miskinnya banyak, sebab pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati sekelompok orang saja.

Ketua Umum DPP Persatuan Indonesia (Perindo) ini menyatakan, fenomena tersebut disebabkan pemerataan ekonomi yang belum merata secara keseluruhan.

"Untuk itu diperlukan pemimpin yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, pemimpin yang mampu mengubah semuanya," tuturnya.

Saat ini masyarakat yang tidak memiliki rekening bank sekitar 150 juta jiwa. Hanya 90 juta jiwa warga Indonesia yang memiliki rekening bank. Baik di bank swasta maupun bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"150 juta jiwa itu bukannya mereka tidak mau memiliki rekening bank, tetapi taraf hidup mereka kurang diutungkan. Kenapa bisa begitu, kesenjangan antar warga sangat jauh sekali, saat ini pertumbuhan ekonomi didominasi oleh swasta," jelasanya.

Artinya, yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi adalah swasta dibandingkan dengan pemerintah. Menurut HT, banyak masyarakat Indonesia yang kurang beruntung dari petani, nelayan, atau profesi lainnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6749 seconds (0.1#10.140)