Guru Berterima Kasih Dapat Surat dari Prabowo
A
A
A
JAKARTA - Anggota tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Nurul Arifin menduga surat pribadi Prabowo ke guru-guru dibajak pihak tertentu. Menurut dia, dalam surat yang berisi permohonan doa restu maju di pilpres tersebut tidak disertai uang.
“Surat itu ada tapi tidak ada uangnya, jika ada uangnya itu adalah bajakan. Dari mana? Tentu saja dari kelompok lawan, jelas bukan dari kami,” ujarnya di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (27/6/2014).
Politikus Partai Golkar tersebut menegaskan tidak akan melakukan tindakan bodoh dengan melanggar aturan kampanye. Menurutnya, kubu Prabowo-Hatta tidak akan mempermalukan diri sendiri dengan menggunakan fasilitas pendidikan untuk kampanye.
“Itu tidak mungkin kita lakukan. Jadi kalau pun ada diterima, bapak dan ibu guru yang tidak senang adanya surat itu, maka abaikan saja. Tapi banyak juga SMS ke kami yang mengucapkan terima kasih karena ada surat seperti itu,” ujarnya.
Nurul juga menegaskan, surat yang ditujukan kepada guru-guru itu tidak berisi ajakan memilih capres-cawapres tertentu. Pada surat tersebut juga tidak terdapat nomor urut salah satu capres, sehingga tidak bisa disebut pelanggaran kampanye.
“Itu isinya adalah mohon doa restu, tidak ada upaya mengarahkan, apalagi di situ tidak ada nomor. Kita tahu surat-surat seperti itu tidak boleh ada ajakan untuk memilih,” pungkasnya.
“Surat itu ada tapi tidak ada uangnya, jika ada uangnya itu adalah bajakan. Dari mana? Tentu saja dari kelompok lawan, jelas bukan dari kami,” ujarnya di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (27/6/2014).
Politikus Partai Golkar tersebut menegaskan tidak akan melakukan tindakan bodoh dengan melanggar aturan kampanye. Menurutnya, kubu Prabowo-Hatta tidak akan mempermalukan diri sendiri dengan menggunakan fasilitas pendidikan untuk kampanye.
“Itu tidak mungkin kita lakukan. Jadi kalau pun ada diterima, bapak dan ibu guru yang tidak senang adanya surat itu, maka abaikan saja. Tapi banyak juga SMS ke kami yang mengucapkan terima kasih karena ada surat seperti itu,” ujarnya.
Nurul juga menegaskan, surat yang ditujukan kepada guru-guru itu tidak berisi ajakan memilih capres-cawapres tertentu. Pada surat tersebut juga tidak terdapat nomor urut salah satu capres, sehingga tidak bisa disebut pelanggaran kampanye.
“Itu isinya adalah mohon doa restu, tidak ada upaya mengarahkan, apalagi di situ tidak ada nomor. Kita tahu surat-surat seperti itu tidak boleh ada ajakan untuk memilih,” pungkasnya.
(kri)