Perang Sosmed Meningkat Jelang Pilpres 2014

Sabtu, 21 Juni 2014 - 11:24 WIB
Perang Sosmed Meningkat Jelang Pilpres 2014
Perang Sosmed Meningkat Jelang Pilpres 2014
A A A
JAKARTA - Perang sosial media (Sosmed) dianggap lebih mendominasi dan cenderung meningkat menjelang pemilu presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Peningkatan itu dinilai signifikan jika dibanding dengan pemilu legislatif (pileg) kemarin.

Direktur Indeks Digital Jimmi Kembaren menilai, peran sosmed lebih praktis digunakan sebagai sarana kampanye ketimbang terjun langsung di lapangan.

"Karena pengguna Twitter dan Facebook meningkat dibandingkan jumlah DPT sekitar 125 juta. Pengguna sosmed cukup signifikan karena mereka juga pemilih pemula," kata Jimmi saat diskusi Polemik Sindo bertema 'Perang Sosial Media' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).

Menurut Jimmi, peran sosmed lebih gampang untuk menyampaikan pesan dari masing-masing kandidat calon presiden dan calon wakil presiden. Bahkan, perang isu lebih populer di sosmed ketimbang di media mainstrim.

"Soal pengiriman konten. Ada indikasi isu populer di Twitter bisa populer di media. Akhirnya ada isu populer by design. Pertama orang yang populer banyak followers sampai jutaan," ujarnya.

Dia menambahkan, karena masifnya peran sosmed sebagai strategi perang, maka tak jarang banyak bermunculan akun jejaring sosial berbayar yang dibuat tanpa identitas yang jelas atau anonim.

"Ada akun buatan, tidak ada orangnya itu dibayar. Bisa nge-tweet, re-tweet atau pilih teman. Terjadi percampuran antara isu beneran dan design. Masyarakat sebenarnya sudah lihat sinyalemen itu. Tapi belum ada yang bisa mengukurnya. Seberapa besar akun robot dibandingkan akun resmi. Kami lihat itu ternyata cukup besar," tungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6856 seconds (0.1#10.140)