Ada Warga NTT Tidak Tahu Capres dan Cawapres 2014
A
A
A
TAMBOLAKA - Pelaksanaan Pilpres 2009 kurang dari tiga pekan. Namun, gencarnya publikasi, promosi, atau iklan politik lewat media massa cetak dan elektronik, juga lewat poster dan baliho, ternyata tidak serta merta membuat warga mengenal siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan bertarung.
Misal, sejumlah pedagang kecil di Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski siap memilih, mereka tidak tahu capres-cawapres yang bertarung. "Saya belum tahu siapa calon presiden dan calon wakil presiden, saya tidak tahu nanti mau pilih apa. Tapi kalau nanti saya tetap ikut coblos," jelas Mama Jhon, seorang penjual sarang semut, ketika ditemui Sabtu (21/6/2014).
Hal senada dikemukakan oleh Maria Bela, yang berdagang di samping Mama Jhon. "Saya tidak tahu siapa calon presidennya, nanti saja kalau pemilihan saya ikut ke TPS baru lihat calon-calon," kata Maria sembari menata sayur bayam dagangannya.
Di emperan toko lainnya, sejumlah pedagang eceran seperti Paida Dedo dan Yuli (penjual sirih dan pinang), Ili Yati (penjual bawang dan tomat), dan Agus (penjual beras eceran), juga memberikan pernyataan senada. "Kami tahu nanti tanggal 9 Juli Pemilihan Presiden, tapi muka dan siapa mereka kami belum tahu. Belum juga ada poster atau penjelasan dari KPUD di kampung saya," jelas Agus.
Adanya warga yang hingga hari ini tidak tahu nama capres dan cawapres, adalah kenyataan. Hal itu, bisa jadi karena keterbatasan akses informasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tentu, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi penyelenggara pemilu. Juga, bagi dua pasang capres-cawapres yang bertarung yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Misal, sejumlah pedagang kecil di Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski siap memilih, mereka tidak tahu capres-cawapres yang bertarung. "Saya belum tahu siapa calon presiden dan calon wakil presiden, saya tidak tahu nanti mau pilih apa. Tapi kalau nanti saya tetap ikut coblos," jelas Mama Jhon, seorang penjual sarang semut, ketika ditemui Sabtu (21/6/2014).
Hal senada dikemukakan oleh Maria Bela, yang berdagang di samping Mama Jhon. "Saya tidak tahu siapa calon presidennya, nanti saja kalau pemilihan saya ikut ke TPS baru lihat calon-calon," kata Maria sembari menata sayur bayam dagangannya.
Di emperan toko lainnya, sejumlah pedagang eceran seperti Paida Dedo dan Yuli (penjual sirih dan pinang), Ili Yati (penjual bawang dan tomat), dan Agus (penjual beras eceran), juga memberikan pernyataan senada. "Kami tahu nanti tanggal 9 Juli Pemilihan Presiden, tapi muka dan siapa mereka kami belum tahu. Belum juga ada poster atau penjelasan dari KPUD di kampung saya," jelas Agus.
Adanya warga yang hingga hari ini tidak tahu nama capres dan cawapres, adalah kenyataan. Hal itu, bisa jadi karena keterbatasan akses informasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tentu, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi penyelenggara pemilu. Juga, bagi dua pasang capres-cawapres yang bertarung yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
(zik)