Kisah di Balik Nama Hatta Rajasa

Kamis, 19 Juni 2014 - 19:41 WIB
Kisah di Balik Nama...
Kisah di Balik Nama Hatta Rajasa
A A A
LANGKAT - Jelang penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, masyarakat Indonesia cukup akrab dengan slogan yang identik dengan pasangan nomor urut 1, yakni “Atas nama bangsa Indonesia, Prabowo-Hatta."

Slogan tersebut diadaptasi dari teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang ditandatangani proklamator Soekarno-Hatta. Kebetulan nama Hatta Rajasa identik dengan nama Bung Hatta.

Sehingga, slogan heroik itu menjadi kian populer. Namun, tak banyak yang tahu cerita di balik kesamaan nama Hatta dengan Bung Hatta.

Di sela-sela kampanye ke Medan, Langkat dan Deli Serdang, Hatta coba menceritakan sejarah namanya dan juga kisah masa kecilnya.

“Saya sekeluarga 12 bersaudara, saya anak kedua, adik saya sepuluh”, kata Hatta dalam perjalanan dari Kualanamu ke Langkat, Kamis, (19/6/2014).

Mantan Menko Perekonomian itu menambahkan, karena adiknya yang banyak, sejak kecil Hatta terbiasa membantu ibunya, termasuk menggendong anak dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Kondisi inilah yang membuatnya sangat menghormati ibunya, karena ia tahu menjadi ibu butuh perjuangan dan pengorbanan. Kembali, tentang sejarah namanya yang identik Bung Hatta.

Suatu saat Hatta, pernah menanyakan kepada ibunya perihal mengapa diberi nama mirip sang proklamator. “Emak mengatakan, awalnya nama saya Muhammad Hatta, persis seperti nama tokoh proklamator kita," kenang Hatta.

Ibunya menjelaskan, nama tersebut pemberian ayahnya, M Thohir, seorang tentara yang sangat mengagumi Bung Hatta. Sampai saat dia lahir, namanya dilengkapi menjadi Muhammad Hatta Rajasa.

Entah kebetulan nama yang sama atau tidak, Hatta kini juga selangkah lagi mengikuti jejak Bung Hatta sebagai wakil presiden. Kendati demikian, Hatta mengaku, ternyata tak pernah bermimpi menjadi menteri, apalagi wakil presiden.

“Doa saya dari kecil hanya satu, Ya Allah semoga saya bisa membahagiakan emak. Itu saja, karena begitu sayangnya sama ibu," terangnya.

Cita-cita Hatta ini sejatinya tak pernah berubah, meski ia kini menjadi cawapres. Sejak dulu dirinya ingin membahagiakan ibunya dan kini setelah sang ibu tiada, ia pun ingin mengabdi untuk ibu pertiwi, yakni bangsa Indonesia.

“Energi dan pikiran saya hanya untuk mengabdi kepada ibu pertiwi, mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera," tuntasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7259 seconds (0.1#10.140)