Sidang Isbat Digelar 27 Juni 2014

Rabu, 18 Juni 2014 - 22:27 WIB
Sidang Isbat Digelar 27 Juni 2014
Sidang Isbat Digelar 27 Juni 2014
A A A
JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan sidang isbat akan digelar pada 27 Juni 2014. Sebelum sidang untuk menetapkan awal Ramadan itu‎, Kementerian Agama mengadakan pertemuan berupa lokakarya.

Penetapan awal Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab akan didahului dengan lokakarya. "Kami memerlukan waktu khusus untuk membahas penetapan awal puasa," kata Lukman saat ditemui di Kantor Kemenag, kemarin.

Nantinya, lokakarya tersebut akan melibatkan para ahli metode hisab dan rukyat serta pakar astronomi dan ilmu falak yang terkait.

Menurut dia, selama ini terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Ramadan karena tidak terjadinya titik temu dalam kriteria posisi hilal (bulan). "Jika nanti setelah lokakarya masih terjadi perbedaan, saya berharap umat Islam untuk saling menghargai dan menghormati segala perbedaan," ujarnya.

Terlebih, lanjut dia, perbedaan penerapan Ramadan merupakan persoalan klasik. Dalam hal ini metode yang digunakan yakni metode hisab dan rukyat. Sedangkan perbedaan itu terjadi disebabkan adanya pemahaman dan keyakinan umat bergama.

"‎Pemerintah tetap wajib untuk menetapkan awal Ramadan sebagai bentuk tanggung jawab negara," tegasnya‎.

Seketaris Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Muhamaddiyah Amin mengatakan, Kemenag hanya akan menyiarkan langsung penetapan awal Ramadan oleh Menteri Agama (Menag) pada tanggal 27 malam harinya.

Hal ini dilakukan guna memberi ruang banyak pakar dan ormas Islam untuk lebih leluasa menyampaikan pendapatnya. "Dikusi akan dilakukan pada 25-27 Juni sore oleh para pakar agama dan banyak ormas Islam. Malamnya langsung di tetapkan," tuturnya.

Menurut dia, hal ini diyakini menjadi banyak keinginan masyarakat untuk hanya mendapatkan hasil penetapan. Tanpa harus mengikuti proses diskusi dalam penentuan hilal, yang biasanya dilakukan dari siang sampai sore.

Dengan banyaknya waktu diskusi untuk para ormas Islam dengan para pakar agama, diyakini dapat menjadi keputusan yang hakiki. Walaupun dalam hal ini Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan jatuh pada 28 Juni. "Menag belum menyiarkan apa-apa, kita akan tunggu hasil rapat dulu," katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR Raihan Iskandar mengatakan, tidak menjadi permsalahan walaupun tahun ini tidak disiarkan langsung proses dikusi yang biasanya dilakukan oleh ormas Islam adan para pakar. yang terpenting hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan jelas bagi umat Islam di Indonesia.

"Setau saya dulu-dulu juga tidak disiarkan. Tidak akan jadi masalah," katanya.

Dia meyakini walaupun tidak disiarkan, dipastikan tidak akan ada manipulasi yang akan terjadi. Peserta yang mengikuti sidang sibat pun terlalu banyak. "Tidak akan ada penipuan dari sebuah keputusan. Karena rame dan kecil terjadi manipulasi," tegasnya.

ta lainnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6132 seconds (0.1#10.140)