TNI Tangkap Kapal yang Diduga Milik Pembajak BBM
A
A
A
JAKARTA - Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) menangkap kapal MT Galuh Pusaka yang diduga akan digunakan untuk transfer muatan bahan bakar minyak (BBM) dari kapal MT Arsenal yang dilaporkan telah dibajak.
Information Fusion Ceter (IFC) Singapura menginformsikan MT Arsenal telah hilang kontak sejak 17 Juni 2014 dan diduga telah dibajak.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar TNI AL Letkol Laut KH Ariris Miftachurrahman mengatakan, berdasarkan informasi IFC, kapal tanker berbendera Indonesia itu hilang kontak di Laut China Selatan sejak tanggal 17 Juni 2014 pukul 07.45 WIB.
Terakhir perusahaan perkapalan melaporkan keberadaan kapalnya pada posisi 01 31 U-104 29 T. Kapal tanker ini diawaki oleh 12 orang anak buah kapal (ABK) dari Indonesia saat berlayar didampingi oleh Tug Boat Pawai yang keduanya kemudian hilang kontak.
Menurut informasi dari IFC, kapal MT Arsenal yang berlayar dari pelabuhan Eastern OPL menuju pelabuhan Vietnam tersebut diduga telah dibajak saat menuju wilayah perairan sekitar Pulau Anambas, Pulau Siantan, dan Pulau Jemaja di wilayah Kepulauan Riau.
“Diduga di sekitar wilayah itu para pembajak tengah mencari pembeli muatan kapal yang berupa BBM tersebut,” katanya dalam siaran pers, Rabu (18/6/2014).
Menindaklanjuti informasi dari IFC tersebut, Koarmabar segera melaksanakan operasi keamanan laut dan memerintahkan unsur KRI yang sedang melaksanakan operasi di sekitar laut Natuna, yaitu KRI Slamet Riyadi-352, KRI Beladau-643 dan KAL Baruk untuk melakukan pengejaran dan pencarian terhadap kapal tersebut.
Selanjutnya pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 04.05 WIB di posisi 03 49 15 U-106 33 20 T, KAL Baruk mendapatkan kapal dengan siluet seperti kapal tanker dan tanpa lampu bergerak terbawa arus.
Pada saat didekati dan disorot dengan lampu sorot dan kemudian di-voice tidak ada tanggapan, kemudian anggota KAL Baruk segera melakukan tembakan peringatan namun tetap tidak ada reaksi. Mengetahui hal ini Komandan KAL kemudian memutuskan untuk merapat ke kapal tersebut.
“Setelah diadakan pemeriksaan kapal tersebut diketahui bernama MT Galuh Pusaka dalam keadaan kosong tanpa muatan, mesin dalam kondisi mati, serta tanpa ABK,” ujar Ariris.
Kapal ini dicurigai sebagai kapal yang akan digunakan pembajak untuk menampung hasil bajakan. Selanjutnya kapal MT Galuh Pusaka dibawa menuju Lanal Tarempa untuk diadakan proses lebih lanjut.
Information Fusion Ceter (IFC) Singapura menginformsikan MT Arsenal telah hilang kontak sejak 17 Juni 2014 dan diduga telah dibajak.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar TNI AL Letkol Laut KH Ariris Miftachurrahman mengatakan, berdasarkan informasi IFC, kapal tanker berbendera Indonesia itu hilang kontak di Laut China Selatan sejak tanggal 17 Juni 2014 pukul 07.45 WIB.
Terakhir perusahaan perkapalan melaporkan keberadaan kapalnya pada posisi 01 31 U-104 29 T. Kapal tanker ini diawaki oleh 12 orang anak buah kapal (ABK) dari Indonesia saat berlayar didampingi oleh Tug Boat Pawai yang keduanya kemudian hilang kontak.
Menurut informasi dari IFC, kapal MT Arsenal yang berlayar dari pelabuhan Eastern OPL menuju pelabuhan Vietnam tersebut diduga telah dibajak saat menuju wilayah perairan sekitar Pulau Anambas, Pulau Siantan, dan Pulau Jemaja di wilayah Kepulauan Riau.
“Diduga di sekitar wilayah itu para pembajak tengah mencari pembeli muatan kapal yang berupa BBM tersebut,” katanya dalam siaran pers, Rabu (18/6/2014).
Menindaklanjuti informasi dari IFC tersebut, Koarmabar segera melaksanakan operasi keamanan laut dan memerintahkan unsur KRI yang sedang melaksanakan operasi di sekitar laut Natuna, yaitu KRI Slamet Riyadi-352, KRI Beladau-643 dan KAL Baruk untuk melakukan pengejaran dan pencarian terhadap kapal tersebut.
Selanjutnya pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 04.05 WIB di posisi 03 49 15 U-106 33 20 T, KAL Baruk mendapatkan kapal dengan siluet seperti kapal tanker dan tanpa lampu bergerak terbawa arus.
Pada saat didekati dan disorot dengan lampu sorot dan kemudian di-voice tidak ada tanggapan, kemudian anggota KAL Baruk segera melakukan tembakan peringatan namun tetap tidak ada reaksi. Mengetahui hal ini Komandan KAL kemudian memutuskan untuk merapat ke kapal tersebut.
“Setelah diadakan pemeriksaan kapal tersebut diketahui bernama MT Galuh Pusaka dalam keadaan kosong tanpa muatan, mesin dalam kondisi mati, serta tanpa ABK,” ujar Ariris.
Kapal ini dicurigai sebagai kapal yang akan digunakan pembajak untuk menampung hasil bajakan. Selanjutnya kapal MT Galuh Pusaka dibawa menuju Lanal Tarempa untuk diadakan proses lebih lanjut.
(dam)