Figur dan Gaya Soekarno Warnai Pertarungan Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Diskusi politik yang dilaksanakan Institut Peradaban mengambil tema seputar sosok Soekarno sebagai Komoditas Politik dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Menjadi tema diskusi, lantaran sosok Soekarno menjadi 'dagangan politik' Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto maupun Capres Joko Widodo (Jokowi).
Pemakalah, Brigjen TNI (Purn) Dr Saafroedin Bahar menyatakan, kedua bakal capres tersebut kerap mengklaim 'penerus' perjuangan Soekarno. Namun, menurutnya, keduanya belum memahami konsep dan gagasan Soekarno.
Di kubu Capres Jokowi, kata Saafroedin, sosok Soekarno selalu tak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dimotori, Megawati Soekarnoputri.
Partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 itu mengklaim, bagian dari penerus ideologis atau Megawati secara personal sebagai anak ideologis Soekarno.
"Mungkin bisa dipertanyakan apakah PDIP akan mempunyai daya tarik yang sama jika kampanye visualnya hanya memasang foto Megawati belaka," ujar Saafroedin, di Wisma Intra Asia, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2014).
Bahkan menurutnya, penggunaan sosok Soekarno telah lama dipakai Megawati dan PDIP pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009. Pada Pilpres 2014 ini, karisma Soekarno pun masih menjadi senjata ampuh bagi partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"PDIP dewasa ini mengedepankan dua konsep pokok yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan slogan Trisakti, yang sosialisasinya ditugaskan kepada calon presiden Joko Widodo," ungkapnya.
Hal senada juga terjadi pada kubu capres Prabowo Subianto. Menurut Saafroedin, dengan koalisi merah putih, menjadikan personal Soekarno sebagai komoditas politik.
Hal itu ditandai dengan cara berpenampilan Prabowo yang dipersonifikasikan seperti Soekarno. Bahkan, pasangan Prabowo-Hatta mengklaim wujud baru dari Dwi Tunggal ala Soekarno-Hatta.
"(Prabowo) juga menampilkan citra sebagai pendukung Soekarno, sebagai 'anak ideologis' dengan meniru gaya, pakaian, dan retorika Soekarno. Prabowo tidak sampai mengusung foto-foto Soekarno," tambahnya.
Menjadi tema diskusi, lantaran sosok Soekarno menjadi 'dagangan politik' Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto maupun Capres Joko Widodo (Jokowi).
Pemakalah, Brigjen TNI (Purn) Dr Saafroedin Bahar menyatakan, kedua bakal capres tersebut kerap mengklaim 'penerus' perjuangan Soekarno. Namun, menurutnya, keduanya belum memahami konsep dan gagasan Soekarno.
Di kubu Capres Jokowi, kata Saafroedin, sosok Soekarno selalu tak bisa dilepaskan dari semangat perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dimotori, Megawati Soekarnoputri.
Partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 itu mengklaim, bagian dari penerus ideologis atau Megawati secara personal sebagai anak ideologis Soekarno.
"Mungkin bisa dipertanyakan apakah PDIP akan mempunyai daya tarik yang sama jika kampanye visualnya hanya memasang foto Megawati belaka," ujar Saafroedin, di Wisma Intra Asia, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2014).
Bahkan menurutnya, penggunaan sosok Soekarno telah lama dipakai Megawati dan PDIP pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009. Pada Pilpres 2014 ini, karisma Soekarno pun masih menjadi senjata ampuh bagi partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"PDIP dewasa ini mengedepankan dua konsep pokok yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan slogan Trisakti, yang sosialisasinya ditugaskan kepada calon presiden Joko Widodo," ungkapnya.
Hal senada juga terjadi pada kubu capres Prabowo Subianto. Menurut Saafroedin, dengan koalisi merah putih, menjadikan personal Soekarno sebagai komoditas politik.
Hal itu ditandai dengan cara berpenampilan Prabowo yang dipersonifikasikan seperti Soekarno. Bahkan, pasangan Prabowo-Hatta mengklaim wujud baru dari Dwi Tunggal ala Soekarno-Hatta.
"(Prabowo) juga menampilkan citra sebagai pendukung Soekarno, sebagai 'anak ideologis' dengan meniru gaya, pakaian, dan retorika Soekarno. Prabowo tidak sampai mengusung foto-foto Soekarno," tambahnya.
(maf)