BKKBN Sukseskan Pembangunan Nasional Kependudukan
A
A
A
JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Seminar Nasional Analisis Dampak Kependudukan, terhadap Pembangunan Tahun 2014.
Seminar yang diadakan dua hari dari tanggal 17-18 Juni 2014 ini, mengetengahkan pembahasan soal laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh terhadap pembangunan.
Kepala BKKBN Fasli Jalal mengatakan, dalam seminar ini semua pihak dapat mengembangkan wawasan atau perspektifnya dalam memandang isu kependudukan, dikaitkan dengan komponen pembangunan lainnya.
Menurutnya, agar semua pihak dapat bekerja sama menyukseskan pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan.
"Seminar Analisis Dampak Kependudukan terhadap pembangunan tepat dilaksanakan pada saat ini, mengingat betapa strategisnya arti tahun 2014 bagi kita semua," kata Fasli Jalal saat memberi sambutan di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (18/6/2014)
Fasli mengungkapkan, ada beberapa poin mengenai pentingnya membahas mengenai masalah kependudukan di tahun ini. Pertama, lanjutnya, tahun 2014 merupakan tahun politik.
Kedua, lanjut dia, dikaitkan dengan target perencanaan pembangunan yang dicanangkan melalui komitmen internasional, tahun 2015 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals, disingkat MDGs).
"Akhir tahun 2015 mendatang akan dilakukan evaluasi besar dalam skala internasional untuk menelaah pencapaian target MDGs masing-masing negara, termasuk Indonesia," ucapnya.
"Kita bersama telah mengetahui atau menduga bahwa terdapat beberapa target MDGs Indonesia yang tertinggal (atau off-track), terutama yang terkait bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)," imbuhnya.
Kemudian lanjutnya, tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap kedua, yaitu periode 2010-2014.
"Pada tahun ini dilakukan evaluasi skala nasional, untuk menilai target pencapaian progam masing-masing sektor yang melaksanakan RPJMN," ungkapnya.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan diri dalam menyelesaikan program dan kegiatan tahun 2014 yang penuh dinamika ini, penyajian topik pada seminar ini, diharapkan dapat memberi pencerahan.
"Wawasan dalam rangka implementasi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)," sambungnya.
Maka berkaitan dengan target pencapaian tujuan pembangunan seperti tersebut di atas, ternyata situasi kependudukan di Indonesia masih perlu penanganan yang intensif. Dari sisi kuantitas, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah.
"Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa. Sementara hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 mengindikasikan laju pertumbuhan penduduk (LPP) hasil proyeksi kilas balik 2010-2000 mencapai 1,52 persen per tahun pada periode 2000-2010 (BPS, 2013)," tuturnya.
"Angka kelahiran total (total fertility rate, disingkat TFR) stagnan pada angka 2,6 anak per wanita selama 10 tahun terakhir (SDKI 2007 dan 2012)," pungkasnya.
Seminar yang diadakan dua hari dari tanggal 17-18 Juni 2014 ini, mengetengahkan pembahasan soal laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh terhadap pembangunan.
Kepala BKKBN Fasli Jalal mengatakan, dalam seminar ini semua pihak dapat mengembangkan wawasan atau perspektifnya dalam memandang isu kependudukan, dikaitkan dengan komponen pembangunan lainnya.
Menurutnya, agar semua pihak dapat bekerja sama menyukseskan pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan.
"Seminar Analisis Dampak Kependudukan terhadap pembangunan tepat dilaksanakan pada saat ini, mengingat betapa strategisnya arti tahun 2014 bagi kita semua," kata Fasli Jalal saat memberi sambutan di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (18/6/2014)
Fasli mengungkapkan, ada beberapa poin mengenai pentingnya membahas mengenai masalah kependudukan di tahun ini. Pertama, lanjutnya, tahun 2014 merupakan tahun politik.
Kedua, lanjut dia, dikaitkan dengan target perencanaan pembangunan yang dicanangkan melalui komitmen internasional, tahun 2015 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals, disingkat MDGs).
"Akhir tahun 2015 mendatang akan dilakukan evaluasi besar dalam skala internasional untuk menelaah pencapaian target MDGs masing-masing negara, termasuk Indonesia," ucapnya.
"Kita bersama telah mengetahui atau menduga bahwa terdapat beberapa target MDGs Indonesia yang tertinggal (atau off-track), terutama yang terkait bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)," imbuhnya.
Kemudian lanjutnya, tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap kedua, yaitu periode 2010-2014.
"Pada tahun ini dilakukan evaluasi skala nasional, untuk menilai target pencapaian progam masing-masing sektor yang melaksanakan RPJMN," ungkapnya.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan diri dalam menyelesaikan program dan kegiatan tahun 2014 yang penuh dinamika ini, penyajian topik pada seminar ini, diharapkan dapat memberi pencerahan.
"Wawasan dalam rangka implementasi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)," sambungnya.
Maka berkaitan dengan target pencapaian tujuan pembangunan seperti tersebut di atas, ternyata situasi kependudukan di Indonesia masih perlu penanganan yang intensif. Dari sisi kuantitas, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah.
"Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa. Sementara hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 mengindikasikan laju pertumbuhan penduduk (LPP) hasil proyeksi kilas balik 2010-2000 mencapai 1,52 persen per tahun pada periode 2000-2010 (BPS, 2013)," tuturnya.
"Angka kelahiran total (total fertility rate, disingkat TFR) stagnan pada angka 2,6 anak per wanita selama 10 tahun terakhir (SDKI 2007 dan 2012)," pungkasnya.
(maf)