Strategi Politik Uang Hanya untuk Capres Haus Kekuasaan
A
A
A
JAKARTA - Para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang membiarkan tim suksesnya (timses) menggunakan money politics (politik uang) sebagai strategi untuk memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 dinilai sebagai sosok yang prakmatis dan haus kekuasaan.
"Mereka pasti mendahulukan kekuasan daripada idealisme negara. Tujuan mereka bukan melakukan perubahan dan restorasi menuju Indonesia lebih maju pada berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi untuk meraih kekuasan semata," ujar Direktur Emrus Corner Emrus Sihombing kepada Sindonews, Jumat (13/6/2014).
Konsekuensi logisnya, kata Emrus, rakyat tidak sejahtera dan Indonesia menjadi pecundang di kancah politik internasional. Karena, semua dapat dipertukarkan dengan kepentingan atas dasar keberlangsungan kekuasaan yang telah digenggam oleh pelaku politik uang.
"Untuk itu, semua komponen bangsa, utamanya dua pasangan capres-cawapres kita saat ini, harus bekerja keras mengedukasi masyarakat menolak terjadinya serangan fajar. Ini dilakukan untuk pilpres bersih dan damai," tegas dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.
"Mereka pasti mendahulukan kekuasan daripada idealisme negara. Tujuan mereka bukan melakukan perubahan dan restorasi menuju Indonesia lebih maju pada berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi untuk meraih kekuasan semata," ujar Direktur Emrus Corner Emrus Sihombing kepada Sindonews, Jumat (13/6/2014).
Konsekuensi logisnya, kata Emrus, rakyat tidak sejahtera dan Indonesia menjadi pecundang di kancah politik internasional. Karena, semua dapat dipertukarkan dengan kepentingan atas dasar keberlangsungan kekuasaan yang telah digenggam oleh pelaku politik uang.
"Untuk itu, semua komponen bangsa, utamanya dua pasangan capres-cawapres kita saat ini, harus bekerja keras mengedukasi masyarakat menolak terjadinya serangan fajar. Ini dilakukan untuk pilpres bersih dan damai," tegas dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.
(kri)