Gebrakan Menteri Agama Baru Dipuji KPK

Rabu, 11 Juni 2014 - 17:31 WIB
Gebrakan Menteri Agama...
Gebrakan Menteri Agama Baru Dipuji KPK
A A A
DEPOK - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap besar gerakan sapu bersih yang dilakukan Menteri Agama yang baru saja dilantik, Lukman Hakim Saifuddin akan berjalan baik. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas optimis dengan langkah Lukman Hakim.

"Menteri Agama yang baru kami optimis dengan Pak Lukman Hakim, bukan hanya mengenal lama, track record beliau tepat sekali, kami mengapresiasi pilihan presiden dan percaya Pak Lukman tepat," katanya usai Seminar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Rabu (11/06/2014).

Busyro mencontohkan rencana dan pernyataan Lukman di media yang akan membuat sistem uang jemaah haji atas nama rekening jemaahnya, patut dipuji. Sebab selama ini, kata Busyro, sistem nama rekening tersebut sudah carut-marut.

"Itu menarik sekali, mulai dari situ saja, nanti sistem uang jemaah haji akan aman. Ini tak dilakukan Menag yang lama. Sebelumnya uang jemaah haji atas nama Menteri Agama, anehnya bisa diambil oleh pegawai yang tak kompeten, bisa diambil pegawai outsourcing. Begitulah rusaknya jaringan," tukas Busyro.

Busyro mengakui waktu empat bulan yang diberikan tentu tak cukup untuk membenahi keseluruhan sistem. Tetapi paling tidak, kata Busyro, kebijakan sistem yang diterapkan jika berjalan baik dapat diteruskan oleh menteri periode selanjutnya.

"Tentu jangan berharap keseluruhan, tapi sektor-sektor mana yang rawan setidaknya sistem dibangun ini legacynya Pak Lukman untuk Menag nanti. Kalau empat bulan lakukan gebrakan terobosan, siapa tahu nanti diteruskan," ungkapnya.

Sementara itu, Busyro menegaskan arah dugaan korupsi dana haji dengan tersangka Suryadharma Ali bisa saja mengarah kepada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Soal dugaan ada tender katering yang mencurigakan, Busyro mengaku KPK masih melengkapi data.

"Kemana saja arahnya bisa juga TPPU. Jadi siapa saja, saksi atau tersangka bisa kami sentuh akan kami sentuh. Tender katering itu baru informasi belum valid, masih kami validkan untuk akurat," tutupnya
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1085 seconds (0.1#10.140)