Dukung Prabowo Beri Gelar Pahlawan Soeharto
A
A
A
SOLO - Yayasan Keluarga Besar Soeharto Indonesia (YKBSI) menyambut positif niat Calon Presiden (Capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto yang akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden RI ke-2 Soeharto bila terpilih dalam pemilihan presiden nanti.
Ketua YKBSI Kiswadi Agus mengatakan, apa yang diutarakan Prabowo Subianto tersebut, adalah suatu bentuk komitmen dari seorang anak bangsa untuk mengakui seorang bapak bangsa.
Sebab, tidak bisa dipungkiri oleh bangsa ini, banyak hal baik yang juga telah dicapai oleh Soeharto saat memimpin Indonesia. Tidak hanya itu, sepak terjang Soeharto juga mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
"Apakah Rezim Soeharto itu sangat buruk sekali? Apakah sosok Pak Harto tak layak diakui sebagai Pahlawan Nasional? Satu yang harus kita akui, dunia internasional juga mengakui kepemimpinannya. Kalaupun ada kekurangan, sangat wajar," ujar Kiswadi Agus, saat ditemui wartawan, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/6/2014).
Ditambahkan dia, jika apa yang diutarakan Prabowo benar, hal tersebut merupakan menunjukkan jiwa besar yang dimiliki Prabowo. Menurutnya, sangat bisa dipahami bila langkah yang dilakukannya Prabowo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sangat kurang populer. Dan bisa saja berimbas terhadap pencalonannya.
"Tapi Prabowo tidak memperdulikan itu. Ini adalah suatu sikap yang luar biasa dari seorang Prabowo. Keberanian yang luar biasa untuk mengakui leluhurnya, apapun resikonya, karena memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto kurang populer dan bisa saja mengancam hasil perolehan suarannya saat pilpres nanti," terangnya.
Dia melanjutkan, Prabowo siap menghadapi semua risiko, meski pun musuh-musuhnya menganggap Pak Harto hina. Bahkan, banyak yang mengecam dan menjadikan niat mulia Prabowo tersebut sebagai senjata untuk menjatuhkannya.
"Tindakan Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto bukan hanya untuk mendulang perolehan suara dari simpatisan Soeharto," tegasnya.
Sebab, kalau hanya sebatas mendulang perolehan suara, tentu saja Prabowo akan menghindari niat memberikan gelar pada Soeharto. Karena pemberian gelar kepada Soeharto kurang populer.
"Di era pemilihan langsung ini, apapun dilakukan untuk mencari simpati. Dan Prabowo sudah pasti akan mengindari pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Tapi ini adalah suatu sikap yang ditampilkan oleh seorang Prabowo yang siap dan berani untuk 'mikul dhuwur mendhem jero' terhadap leluhurnya," ungkapnya.
Keberanian yang ditunjukan Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto, direspon oleh YKBSI dengan mencabut pernyataan sebelumnya yang siap golput dalam pemilu ini dengan memberikan dukungan penuh terhadap Prabowo.
Namun demikian, bila nanti sudah terpilih menjadi presiden Prabowo lupa terhadap janjinya untuk memberikan gelar pahlawan nasional pada Soeharto, YBSI tidak akan menggugatnya. Sebab, sekalipun tanpa gelar pahlawan nasional, Soeharto sudah menjadi seorang pahlawan nasional bagi bangsa Indonesia.
"Ada ataupun tidaknya gelar pahlawan nasional, Pak Harto sudah menjadi pahlawan nasional bagi rakyat Indonesia. Dan dunia internasional pun mengakui sosok Soeharto yang kebapaan dan penuh dengan rasa humoris," pungkasnya.
Ketua YKBSI Kiswadi Agus mengatakan, apa yang diutarakan Prabowo Subianto tersebut, adalah suatu bentuk komitmen dari seorang anak bangsa untuk mengakui seorang bapak bangsa.
Sebab, tidak bisa dipungkiri oleh bangsa ini, banyak hal baik yang juga telah dicapai oleh Soeharto saat memimpin Indonesia. Tidak hanya itu, sepak terjang Soeharto juga mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
"Apakah Rezim Soeharto itu sangat buruk sekali? Apakah sosok Pak Harto tak layak diakui sebagai Pahlawan Nasional? Satu yang harus kita akui, dunia internasional juga mengakui kepemimpinannya. Kalaupun ada kekurangan, sangat wajar," ujar Kiswadi Agus, saat ditemui wartawan, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/6/2014).
Ditambahkan dia, jika apa yang diutarakan Prabowo benar, hal tersebut merupakan menunjukkan jiwa besar yang dimiliki Prabowo. Menurutnya, sangat bisa dipahami bila langkah yang dilakukannya Prabowo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sangat kurang populer. Dan bisa saja berimbas terhadap pencalonannya.
"Tapi Prabowo tidak memperdulikan itu. Ini adalah suatu sikap yang luar biasa dari seorang Prabowo. Keberanian yang luar biasa untuk mengakui leluhurnya, apapun resikonya, karena memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto kurang populer dan bisa saja mengancam hasil perolehan suarannya saat pilpres nanti," terangnya.
Dia melanjutkan, Prabowo siap menghadapi semua risiko, meski pun musuh-musuhnya menganggap Pak Harto hina. Bahkan, banyak yang mengecam dan menjadikan niat mulia Prabowo tersebut sebagai senjata untuk menjatuhkannya.
"Tindakan Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto bukan hanya untuk mendulang perolehan suara dari simpatisan Soeharto," tegasnya.
Sebab, kalau hanya sebatas mendulang perolehan suara, tentu saja Prabowo akan menghindari niat memberikan gelar pada Soeharto. Karena pemberian gelar kepada Soeharto kurang populer.
"Di era pemilihan langsung ini, apapun dilakukan untuk mencari simpati. Dan Prabowo sudah pasti akan mengindari pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Tapi ini adalah suatu sikap yang ditampilkan oleh seorang Prabowo yang siap dan berani untuk 'mikul dhuwur mendhem jero' terhadap leluhurnya," ungkapnya.
Keberanian yang ditunjukan Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto, direspon oleh YKBSI dengan mencabut pernyataan sebelumnya yang siap golput dalam pemilu ini dengan memberikan dukungan penuh terhadap Prabowo.
Namun demikian, bila nanti sudah terpilih menjadi presiden Prabowo lupa terhadap janjinya untuk memberikan gelar pahlawan nasional pada Soeharto, YBSI tidak akan menggugatnya. Sebab, sekalipun tanpa gelar pahlawan nasional, Soeharto sudah menjadi seorang pahlawan nasional bagi bangsa Indonesia.
"Ada ataupun tidaknya gelar pahlawan nasional, Pak Harto sudah menjadi pahlawan nasional bagi rakyat Indonesia. Dan dunia internasional pun mengakui sosok Soeharto yang kebapaan dan penuh dengan rasa humoris," pungkasnya.
(san)