Berlebihan Instruksi Awasi Khotib Saat Khotbah
A
A
A
SURABAYA - Instruksi mengawasi materi khotbah para khotib di masjid yang dikeluarkan oleh PDIP, mendapat reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim).
Salah satu Ketua MUI Jatim Najib Hamid mengatakan instruksi untuk mengawasi khotbah di masjid merupakan tindakan berlebihan dan over produktif.
"Kalau sampai harus mengawasi materi khotbah di masjid itu tindakan berlebihan, sangat tidak wajar dan bisa melukai perasaan umat Islam," kata Najib Hamid di Surabaya, Minggu (1/6/2014).
Menurut Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM)Jawa Timur itu, tindakan mengawasi khotib adalah tindakan yang dinilai masih menyinggung perasaan orang lain.
Apalagi selama ini khotib selalu menyampaikan kebaikan dalam setiap pidato yang disampaikan. Jika ada ada khotib yang kampnye hitam itu bukan khotib. tapi tukang fitnah.
Namun Najib menyatakan tidak mungkin ada khotib bertindak sebodoh itu. Materi yang disampaikan pastilah mengajak kebaikan bukan menyudutkan orang lain.
"Lalu kalau sampai ada yang mengamati kemudian melaporkan itu tidankan tidak wajar. Yang memata matai sendiri berati tidak berniat ibadah, karena kosentrasi mencatat materi khotbah," tandasnya.
Najib mengajak agar dalam kondisi politik sekarang, di mana pemilihan capres berlangsung, semua mihak bisa menahan diri. Kampanye hitam, jelasnya, tidak akan dibawa oleh para khotib. Oleh sebab itu, tidak perlu ada instruksi atau harus memata matai.
"Saya bisa memastikan karena khotib khotbah Jumat bukan juru kampanye yang menjelek-jelakan pasangan capres. Mereka adalah ibadah," pungkasnya.
Salah satu Ketua MUI Jatim Najib Hamid mengatakan instruksi untuk mengawasi khotbah di masjid merupakan tindakan berlebihan dan over produktif.
"Kalau sampai harus mengawasi materi khotbah di masjid itu tindakan berlebihan, sangat tidak wajar dan bisa melukai perasaan umat Islam," kata Najib Hamid di Surabaya, Minggu (1/6/2014).
Menurut Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM)Jawa Timur itu, tindakan mengawasi khotib adalah tindakan yang dinilai masih menyinggung perasaan orang lain.
Apalagi selama ini khotib selalu menyampaikan kebaikan dalam setiap pidato yang disampaikan. Jika ada ada khotib yang kampnye hitam itu bukan khotib. tapi tukang fitnah.
Namun Najib menyatakan tidak mungkin ada khotib bertindak sebodoh itu. Materi yang disampaikan pastilah mengajak kebaikan bukan menyudutkan orang lain.
"Lalu kalau sampai ada yang mengamati kemudian melaporkan itu tidankan tidak wajar. Yang memata matai sendiri berati tidak berniat ibadah, karena kosentrasi mencatat materi khotbah," tandasnya.
Najib mengajak agar dalam kondisi politik sekarang, di mana pemilihan capres berlangsung, semua mihak bisa menahan diri. Kampanye hitam, jelasnya, tidak akan dibawa oleh para khotib. Oleh sebab itu, tidak perlu ada instruksi atau harus memata matai.
"Saya bisa memastikan karena khotib khotbah Jumat bukan juru kampanye yang menjelek-jelakan pasangan capres. Mereka adalah ibadah," pungkasnya.
(maf)