Capres Disarankan Sederhanakan Visi Misi
A
A
A
JAKARTA - Dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yakni Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla diimbau untuk menyederhanakan visi misinya agar mudah diterima masyarakat.
Penyederhanan visi misi dinilai mampu menarik simpati tidak hanya dari kalangan menengah yang jumlahnya mencapai 56,5% atau sekira 134 juta orang, tapi juga pemilih di daerah pelosok.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai visi misi yang disampaikan masih sebatas apa yang kedua pasangan ingin sampaikan, belum kepada apa yang ingin didengarkan masyarakat luas.
Dia mencontohkan, capres Prabowo yang berencana membangun jalan sepanjang 3.000 kilometer. Hal yang sama juga akan dilakukan Jokowi yang ingin membangun infrastruktur jalan sepanjang 2.000 kilomter.
Menurut dia, masyarakat akan sulit membayangkan sepanjang apa jalan yang akan dibangun tersebut. "Lebih baik menjelaskan bahwa jalan yang akan dibangun dari Gorontalo-Makassar atau dari Aceh-Palembang misalnya. Jadi jelas," tutur Hendri, Kamis 29 Mei 2014.
Begitu juga dengan konsep ekonomi kerakyatan yang diusung kedua capres. Dia menilai, capres Prabowo Subianto lebih jelas dengan konsepnya yang akan membangun bank baru untuk melayani petani dan nelayan. Berbeda dengan capres Jokowi yang hanya ingin melayani petani dan nelayan sehingga menimbulkan kesulitan untuk memahaminya.
Hal yang sama juga terlihat dalam pemberantasan korupsi. Hendri menilai, capres Prabowo sangat tegas dan mendalam karena menyatakan akan memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi hal itu tidak disebutkan dalam visi misi Jokowi.
"Agar mudah dimengerti masyarakat, misalnya dengan menyebutkan sekian triliun uang yang dikorupsi akan dikembalikan ke negara dari para koruptor," paparnya.
Penyederhanan visi misi dinilai mampu menarik simpati tidak hanya dari kalangan menengah yang jumlahnya mencapai 56,5% atau sekira 134 juta orang, tapi juga pemilih di daerah pelosok.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai visi misi yang disampaikan masih sebatas apa yang kedua pasangan ingin sampaikan, belum kepada apa yang ingin didengarkan masyarakat luas.
Dia mencontohkan, capres Prabowo yang berencana membangun jalan sepanjang 3.000 kilometer. Hal yang sama juga akan dilakukan Jokowi yang ingin membangun infrastruktur jalan sepanjang 2.000 kilomter.
Menurut dia, masyarakat akan sulit membayangkan sepanjang apa jalan yang akan dibangun tersebut. "Lebih baik menjelaskan bahwa jalan yang akan dibangun dari Gorontalo-Makassar atau dari Aceh-Palembang misalnya. Jadi jelas," tutur Hendri, Kamis 29 Mei 2014.
Begitu juga dengan konsep ekonomi kerakyatan yang diusung kedua capres. Dia menilai, capres Prabowo Subianto lebih jelas dengan konsepnya yang akan membangun bank baru untuk melayani petani dan nelayan. Berbeda dengan capres Jokowi yang hanya ingin melayani petani dan nelayan sehingga menimbulkan kesulitan untuk memahaminya.
Hal yang sama juga terlihat dalam pemberantasan korupsi. Hendri menilai, capres Prabowo sangat tegas dan mendalam karena menyatakan akan memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi hal itu tidak disebutkan dalam visi misi Jokowi.
"Agar mudah dimengerti masyarakat, misalnya dengan menyebutkan sekian triliun uang yang dikorupsi akan dikembalikan ke negara dari para koruptor," paparnya.
(dam)