Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Diminta Hilangkan Kampanye Hitam
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diminta menghapus praktik kampanye hitam (black campaign) kepada seluruh tim sukses masing-masing.
Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, sejauh ini visi-misi yang dikampanyekan kedua pasang calon tersebut beda tipis atau mendekati sama. Maka cara pendekatan kepada masyarakat lebih mengedepankan sisi program.
"Pertama harus menyampaikan baik Pak Jokowo dan JK dan Pak Prabowo-Pak Hatta dan KPU, Bawaslu, kita mintakan deklarasi untuk menolak secara tegas yaitu kampanye hitam. Karena Pemilu Presiden 2014 harus sarat pencerahan. Kalau masyarakat diedukasi dengan sangat hitam, memori masyarakat adalah tradisi pelajaran yang buruk," ujar Siti, saat diskusi Polemik Sindo, Cikini, Jakarta Pusat (24/5/2014).
Untuk itu, Siti meminta kepada kedua pasangan calon tidak kampanye sekadar mengklaim diri sebagai tokoh paling reformis atau tokoh paling mumpuni mengingat visi-misi yang tidak beda jauh itu.
Ia menilai, dengan visi-misi yang sudah direncanakan kedua calon, maka publik akan mendapat pencerahan lebih mendalam untuk menentukan pilihannya.
Di samping itu, karena Pilpres 2014 hanya diikuti oleh dua pasang calon, maka kompetisi keduanya diprediksi semakin sengit. Oleh sebab itu, agar kompetisi itu menjadi sehat, tugas kedua pasang capres dan cawapres mengarahkan tim sukses masing-masing untuk tak menghalalkan segala cara dalam berkampanye.
"Berkompetisi menyampaian visi-misi sehingga rakyat paham. Apakah visi-misi Pak Jokowi-JK lebih bagus katakan dibandingkan Pak Prabowo dan Pak Hatta. Atau sebaliknya. Atas dasar apa masyarakat sampai pada kesimpulan itu. Itu yang penting," sambungnya.
Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, sejauh ini visi-misi yang dikampanyekan kedua pasang calon tersebut beda tipis atau mendekati sama. Maka cara pendekatan kepada masyarakat lebih mengedepankan sisi program.
"Pertama harus menyampaikan baik Pak Jokowo dan JK dan Pak Prabowo-Pak Hatta dan KPU, Bawaslu, kita mintakan deklarasi untuk menolak secara tegas yaitu kampanye hitam. Karena Pemilu Presiden 2014 harus sarat pencerahan. Kalau masyarakat diedukasi dengan sangat hitam, memori masyarakat adalah tradisi pelajaran yang buruk," ujar Siti, saat diskusi Polemik Sindo, Cikini, Jakarta Pusat (24/5/2014).
Untuk itu, Siti meminta kepada kedua pasangan calon tidak kampanye sekadar mengklaim diri sebagai tokoh paling reformis atau tokoh paling mumpuni mengingat visi-misi yang tidak beda jauh itu.
Ia menilai, dengan visi-misi yang sudah direncanakan kedua calon, maka publik akan mendapat pencerahan lebih mendalam untuk menentukan pilihannya.
Di samping itu, karena Pilpres 2014 hanya diikuti oleh dua pasang calon, maka kompetisi keduanya diprediksi semakin sengit. Oleh sebab itu, agar kompetisi itu menjadi sehat, tugas kedua pasang capres dan cawapres mengarahkan tim sukses masing-masing untuk tak menghalalkan segala cara dalam berkampanye.
"Berkompetisi menyampaian visi-misi sehingga rakyat paham. Apakah visi-misi Pak Jokowi-JK lebih bagus katakan dibandingkan Pak Prabowo dan Pak Hatta. Atau sebaliknya. Atas dasar apa masyarakat sampai pada kesimpulan itu. Itu yang penting," sambungnya.
(kri)