Wali Kota Solo tolak Puan dampingi Jokowi di Pilpres
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPP PDIP FX Hadi Rudyatmo menolak wacana pencalonan Puan Maharani sebagai wakil presiden mendampingi capres Joko Widodo. Menurut Rudy, desas-desus yang digulirkan soal pencalonan Puan itu tidak pas secara etika politik.
“Kami menyesalkan sikap para pembisik-pembisik yang mengusulkan kepada Bu Mega untuk memasangkan Mbak Puan dengan Jokowi. Saya menolak jika Mbak Puan jadi cawapres," tukas Rudy kepada wartawan saat ditemui di SMP N 1 Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/5/2014).
Rudy mengatakan, idealnya Puan Maharani lebih kosentrasi untuk memimpin dan menjaga keutuhan partai. Apalagi, suara PDIP secara nasional hanya mencapai 18 persen jauh dari target yang ditetapkan yaitu di atas 20 persen.
“Tidak usahlah Puan jadi Cawapres. Jadi Ketua DPP saja,” imbuhnya.
Namun Rudy membantah jika wacana pencalonan Puan sebagai cawapres menjadi alasan untuk mundur dari posisi Ketua DPC PDIP.
Pemunduran diri tidak hubungannya dengan cawapres atau bentuk kekecewaan karena gagal meraih posisi sebagia Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.
Kalaupun memang dirinya menginginkan kursi Ketua DPD PDIP Jateng, tentu saja sudah dipegangnya sejak 2010 lalu, karena saat itu peluang terbuka. Tapi hal itu tak pernah dia lakukan.
"Yen gelem (kalau mau) 2010 biyen (lalu) bisa saja saya jadi Ketua DPD PDIP. Tidak ada hubungannya sama sekali," pungkasnya.
“Kami menyesalkan sikap para pembisik-pembisik yang mengusulkan kepada Bu Mega untuk memasangkan Mbak Puan dengan Jokowi. Saya menolak jika Mbak Puan jadi cawapres," tukas Rudy kepada wartawan saat ditemui di SMP N 1 Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/5/2014).
Rudy mengatakan, idealnya Puan Maharani lebih kosentrasi untuk memimpin dan menjaga keutuhan partai. Apalagi, suara PDIP secara nasional hanya mencapai 18 persen jauh dari target yang ditetapkan yaitu di atas 20 persen.
“Tidak usahlah Puan jadi Cawapres. Jadi Ketua DPP saja,” imbuhnya.
Namun Rudy membantah jika wacana pencalonan Puan sebagai cawapres menjadi alasan untuk mundur dari posisi Ketua DPC PDIP.
Pemunduran diri tidak hubungannya dengan cawapres atau bentuk kekecewaan karena gagal meraih posisi sebagia Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.
Kalaupun memang dirinya menginginkan kursi Ketua DPD PDIP Jateng, tentu saja sudah dipegangnya sejak 2010 lalu, karena saat itu peluang terbuka. Tapi hal itu tak pernah dia lakukan.
"Yen gelem (kalau mau) 2010 biyen (lalu) bisa saja saya jadi Ketua DPD PDIP. Tidak ada hubungannya sama sekali," pungkasnya.
(lns)